Mohon tunggu...
Putri Mulyani
Putri Mulyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Pelajar

Holla all!! Perkenalkan aku Putri, salah satu mahasiswa di perguruan tinggi di Jakarta. Aku memiliki hobi memasak, dengerin musik, dan masih banyak lagi.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perlombaan Nuklir di Semananjung Korea: Bahaya bagi Keamanan Internasional

15 September 2024   02:17 Diperbarui: 15 September 2024   02:24 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketegangan nuklir di semenanjung korea adalah salah satu isu geopolitik yang paling mendesak yang berpotensi menggoyahkan stabilitas global. Percobaan senjata nuklir Korea Utara memiliki dampak terkait konomi, militer maupun keamanan terhadap negara-negara di Asia Timur seperti Korea Selatan, Jepang, dan China serta Amerika Serikat secara tidak langsung. Program nuklir di Semananjung Korea bermula dari sebuah ambisi Korea Utara untuk mengembangkan senjata nuklir yang mampu melindungi rezimnya sekaligus meningkatkan daya tawar dalam kancah politik internasional. program nuklir yang dibuat Korea Utara dimulai pada 1990-an dan yang terakhir pada tahun 2017.

Korea Utara telah berhasil melakukan serangkaian uji coba nuklir. Pengembangan rudal balistik antarbenua (ICBM) yang bisa mencapai wilayah Amerika Serikat memperparah ketegangan global, memicu reaksi keras dari komunitas-komunitas internasional. Asia Timur terkhusus Korea Selatan dan Jepang adalah pihak yang paling rentan terhadap ancaman nuklir dari Korea utara. Kedua negara ini memiliki aliansi pertahanan dengan Amerika Serikat, yang mengartikan bahwa setiap serangan nuklir terhadap dua negara tersebut dapat memicu intervensi militer AS dan eskalasi yang lebih lanjut lagi.

Ketagangan ini memaksa kedua negara untuk meningkatkan kemampuan pertahanan negaranya, termasuk penambahan sistem pertahanan rudal canggih seperti THAAD ( Terminal High Altitude Area Defense) di Korea Selatan. Akan tetapi, hal tersebut bisa memperburuk hubungannya dengan China yang melihat penempatan THAAD sebagai ancaman bagi keamanannya. China khawatir jika sistem ini digunakan untuk memantau negaranya. Maka dari itu, ketagangan nuklir di Semenanjung Korea tidak hanya mempengaruhi Korea Utara dan negara-negara tetangganya, tetapi membuat tidak percaya akan kekuatan besar yang ada dikawasan seperti Amerika Serikat dan China.

Ketegangan  nuklir di Semenanjung Korea memiliki dampak utama, salah satunya adalah risiko proliferasi senjata nuklir. Negara-negara lain merasa terancam oleh program nuklir Korea Utara, hal ini juga membuat negara lain harus mengembangkan atau mengupgrade senjata nuklir.  Dengan adanya program yang dibuat Korea Utara ini menjadikan perhatian khusus bagi para analisis keamanan global, terutam mengingat adanya ketidakpastian keamanan di era pasca-Perang Dingin. Walaupun Jepang dan Korea Selatan dibawah payung nuklir Amerika Serikat, dua negara tersebut juga perlu memiliki senjata nuklir sebagai tindakan pencegahan dikarenakan adanya potensi ketegangan yang terus meningkat.

Walaupun tujuan awalnya pengembangan reaktor nuklir di Korea Utara. Dengan seiring berkembangan dinamika internasional, Korea Utara menggunakan teknologi nuklir yang dimilikinya sebagai alat diplomasi yang koersif dalam mencapai kepentingan nasionalnya. Beberapa alasan Korea Utara memiliki nuklir dalam memenuhi kepentingan nasional diantaranya yaitu pertama, demi menjaga keamanan rezim Korea Utara, dikarenakan pada umumnya Pyongyang menganggap Washington sebagai Ancaman yang paling utama dikawasan Asia Timur. Amerika Serikat juga telah mengawasi Korea Utara sebagai negara yang mendukung teroris. Kedua, kepemilikan senjata nuklir, Korea Utara memiliki posisi unggul dalam negosiasi di dalam percaturan internasional, terutama hubungan dengan Amerika Serikat. Keamanan rezim Korea Utara bisa dicapai dengan sempurna melalui hubungan dengan baik bersama Amerika Serikat. Ketiga, untuk memenuhi kebutuhan sumber daya negaranya, dengan memiliki nuklir ketika diminta untuk menutupnya dan menyetujuinya. Korea Utara akan diberikan imbalan berupa pasokan solar yang sangat banyak ataupun pencabutan sanksi-sanksi ekonomi yang pernah diberikan kepadanya. Korea Utara selalu ingin bernegosiasi dengan Amerika Serikat, posisi Korea Selatan yang dekat dengan AS hanya dianggap sebaagai negara boneka. Disisi lain, Amerika Serikat telah memimpin upaya internasioanl untuk menekankan Korea Utara melalui diplomasi dan kekuatan militer. Hubungan AS dengan sekutu-sekutunya di Asia, seperti Korea Selatan dan Jepang yang semakin kuat. Tetapi ketegangan dengan China dan Rusia juga meningkat. Persaingan geopolitik antara kekuatan besar ini memperumit upaya mencapai solusi diplomatik untuk masalah nulir Korea Utara.

Ketegangan nuklir di Semenanjung Korea memiliki dampak langsung terhadap stabilitas global. Ketidakpastian mengenai tindakan Korea Utara, baik dalam hal pengembangan senjata nuklir maupun retorika agresifnya, menciptakan potensi besar untuk salah satu perhitungan militer. Walaupun sebuah provokasi kecil bisa memicu konflik yang lebih luas, mengingat keterlibatan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan China. Ketegangan ini juga menguji efektivitas lembaga-lembaga internasional seperti Persikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT). Gagalnya upaya diplomatik untuk menghentikan program nuklir Korea Utara menunjukkan kelemahan dalam sistem global yang seharusnya menjaga perdamaian. Ancaman nuklir ini memperparah ketidakstabilan di kawasan lain yang memiliki ketegangan yang serupa seperti Timur Tengah, dimana negara-negara seperti Iran mungkin merasakan terdorong untuk mengejar program nuklirnya. Jika komunitas internasional gagal menangani Korea Utara.

Jadi selama ketegangan ini berlanjut terus, dunia tetap berada di tepi konflik yang dapat membawa dampak destruktif bagi seluruh tatanan internasional. tantangan utama ke depan adalah bagaimana mengendalikan ambisi nulir Korea Utara tanpa memicu krisis yang lebih besar, serta menjaga stabilitas dan keamanan global dari resiko konflik nuklir yang semakin nyata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun