Mohon tunggu...
Putri Mufatikah
Putri Mufatikah Mohon Tunggu... -

Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga, prodi Ilmu Komunikasi tahun 2015. Menjalani hidup ini hanya untuk mencari ridho-Nya. Semoga selalu dalam lindungan-Nya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gempa Bantul 2006 dengan Hikmahnya

2 Januari 2016   06:44 Diperbarui: 2 Januari 2016   07:47 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bantuan yang datang berupa makanan, obat-obatan, pakaian, dan lain-lain. Karena rumah kami hancur, kami para warga membuat tenda di dekat rumah kami masing-masing dan ada yang membuat tenda di pinggir-pinggir jalan sambil menunggu bantuan yang datang.

Kami membuat tenda tidak untuk keluarga kami sendiri, jadi kami membuat beberapa dan kami tempati bersama walaupun banyak yang menempati tetapi di situlah keakraban dan kekeluargaan terjadi selama itu, saling bertukar suka duka bersama. Jadi bertambah keluarga lagi, walau mereka ada yang ditinggal keuarganya namun dengan kebersamaan dan saling menguatkan kami bisa melewati hari-hari kami dengan baik.

Berangsur-angsur bantuan datang, ada juga bantuan dapur keliling yang membuatkan makanan siap saji untuk pengungsi juga pengobatan gratis, kami bersama-sama menikmati makanan dengan rasa syukur.

Rumah kami banyak yang hancur rata dengan tanah, karena memang di daerah kami bangunan berdiri dengan sistem pemabangunan jaman dulu yang tidak menggunakan besi untuk tiang penyangganya. Bantuan dari pemerintah datang memberi bantuan berupa rumah sederhana, maupun uang untuk membangun yang lebih baik lagi yang untuk didesain sesuai dengan yang dikriterakan agar menjadi bangunan tahan gempa.

Seiring berjalannya waktu kami sudah memiliki rumah sendiri lalu kami kembali ke rumah masing-masing. Dan kini hidup kami semakin baik, selalu bersyukur kepada Sang Pencipta. Mengambil hikmah dari setiap kejadian yang menimpa sebagai peringatan untuk kita menjadi manusia yang lebih baik lagi. Kejadian ini sebagai pengingan kami untuk selalu ingat bahwa kelak kita semua akan kembali kepada sang Pencipta. Semua terjadi karena kehendak Sang pencipta.

Walaupun sudah berumur sembilan tahun yang lalu gempa kami rasakan. Namun sampai saat ini saat terjadi gempa , kami masih dibayangi rasa gelisah. Masih panik saat gempa tiba-tiba datang. Sekarang pun sudah banyak musibah yang terjadi. Mungkin itulah cara Tuhan untuk mengigatkan umatNya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun