Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2010:79).
Seni merupakan aktivitas permainan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Melalui permainan dalam pendidikan SBK anak memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya.Â
Dalam kurikulum dijelaskan bahwa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam seni budaya, yaitu kesungguhan, kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok, dan daya cipta.
 Diberikannya pelajaran SBK di SD karena keunikan, kebermaknaan terhadap kebutuhan siswa, yang terletak pada pemberian makna estetika dalam bentuk berekspresi, berkreasi, dan berapresiasi melalui pendekatan belajar dengan seni, belajar melalui seni dan belajar tentang seni.Â
Selain itu, melalui pendidikan SBK, potensi yang di-miliki siswa untuk bergerak secara bebas dapat dikembangkan secara optimal. Peran ini tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain (Susanto, 2013:265).
SD yang merupakan jenjang pendidikan dasar sebelum masuk pada jenjang pendidikan menengah memiliki cakupan pembelajaran seni yang sangat luas mencakup seni rupa, seni tari, seni musik dan keterampilan yang dikemas dalam mata pelajaran SBK.Â
Di antara keempat bidang seni yang ditawarkan, minimal diajarkan satu bidang seni sesuai dengan kemampuan sumber daya manusia serta fasilitas yang tersedia (KTSP, 2006: 611-612).
Pelaksanaan pembelajaran di salah satu SD dekat rumah telah menerapkan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 yang bertujuan menanamkan nilai karakter pada pada peserta didik diimplementasikan oleh pendidik dalam proses pembelajaran dan pembiasaan karakter pada peserta didik.Â
Penanaman nilai karakter ini disisipkan pada materi ajar yang dikaitkan kehidupan sosial. Pelaksanaan pembelajaran SBdP seni rupa belum dilakukan secara terjadwal.Â
Hal ini disebabkan oleh jam pelajaran seni rupa pada aspek keterampilan yang sedikit padahal membutuhkan waktu yang cukup lama. Peletakan jam pelajaran SBdP seni rupa yang tidak menentu kadang berada di tengah mata pelajaran kurang efektif untuk dilaksanakan jika terdapat praktik seni rupa.Â
Pada pelaksanaannya pendidik menggunakan pola yang telah disesuaikan dengan kemampuan peserta didik dan sudah termuat dalam RPP namun dikembangkan lagi oleh pendidik.Â