Mohon tunggu...
Putri Meliyansyah
Putri Meliyansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Palangkaraya

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pasar Monopolistik dan Oligopoli

29 November 2022   06:52 Diperbarui: 29 November 2022   07:00 1720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Putri Meliyansyah

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS, UNIVERSITAS PALANGKARAYA

Dalam masyarakat modern dengan sistem kompetitif, ada perbedaan jenis pasar input dan output di mana keduanya berinteraksi  untuk menemukan keseimbangan. keseimbangan pasar,misalnya, barang A, adalah ekuilibrium parsial dan menjadi bagian keseimbangan umum ekonomi secara keseluruhan (dari sistem). Realitas menunjukkan bahwa ada hubungan saling ketergantungan antara pasar input dan output.Ketika kondisi kompetitif terpenuhi, tingkat kesejahteraan umum tercapai optimal bagi masyarakat secara keseluruhan. 

Setiap perubahan keseimbangan  pasar,karena perubahan kekuatan penawaran dan permintaan, yang akan mengubah posisi keseimbangan. Begitu juga jika ada kebijakan berupa intervensi pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu posisi ekuilibrium umum akan berubah. Namun, bahkan ketika semua kondisi pasar yang kompetitif terpenuhi, hasilnya tetap ada keseimbangan paling optimal mungkin tidak tercapai karena hal ini kegagalan pasar dan barang publik. 

Undang peran atau intervensi pemerintah untuk memperbaiki, kemudian muncul kegagalan birokrasi atau sektor publik karena peran intervensionis pemerintah ini. Profitabilitas jangka panjang dari bisnis besar, misalnya adalah konsekuensi dari sistem pasar kompetitif yang ditujukan untuk rasionalisasi produksi dan biaya, yang mengarah ke penyelesaian ekuilibrium itu meskipun optimal, itu tidak ideal. Ini terutama  untuk mempertahankan posisi perusahaan di pasar dalam jangka panjang serta pertimbangkan posisi dan kelompok manajer. 

Perusahaan umum biasanya perusahaan besar dengan struktur oligopolis atau monopolis, mencoba membenahi, meski mengalami kegagalan birokrasi yang berujung pada peningkatan pengelolaan dan subsidi menyebabkan  tingkat keseimbangan kebahagiaan yang optimal tidak tercapai.

Pasar adalah tempat dimana kita bisa melakukan proses jual beli. Pasar adalah tempat di mana penjual dan pembeli dapat melakukan perdagangan pembalikan langsung. Pengertian pasar sendiri banyak dipahami oleh masyarakat sebagai tempat jual beli tradisional yang belum menggunakan fasilitas yang kompleks seperti mall atau supermarket.

Pasar dengan banyak produsen yang memproduksi karakteristik barang yang berbeda (produk yang berbeda) merupakan definisi dari pasar monopolistik . Dalam pasar persaingan monopolistik, konsumen memandang bahwa barang yang diproduksi oleh satu perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda dengan barang yang diproduksi oleh perusahaan lain. Perbedaan barang tersebut dapat mencerminkan perbedaan nyata pada barang yang mereka konsumsi atau sekadar perbedaan persepsi konsumen bahwa barang yang diproduksi oleh perusahaan yang beroperasi di pasar sebenarnya berbeda.

Dalam hal ini, ada banyak aspek untuk membedakan bahan baku. Misalnya perbedaan barang mungkin karena perbedaan bentuk fisik, seperti B. Perbedaan fungsi, desain atau kualitas. 

Perbedaan juga dapat ditemukan pada merek, logo, atau kemasan. Selain itu, perbedaan juga dapat ditemukan terkait dengan penjualan, seperti B. persyaratan kredit, ketersediaan barang, kemudahan berbelanja, layanan pelanggan, tempat pembelian barang, layanan, dll. Pakaian, obat-obatan, kosmetik, restoran, dan banyak makanan adalah contoh barang monopoli yang umum terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Karakteristik pasar persaingan monopolistic antaralain, yaitu 

1. dalam pasar monopolistik, produsen memiliki kemampuan untuk mempengaruhi harga walaupun pengaruhnya tidak sebesar produsen dalam pasar monopolistik atau monopolistic; 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun