Mohon tunggu...
Putriiii
Putriiii Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Life it's not always aju nice

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Relevansi dan Tantangan: Ilmu dan Agama dalam Dinamika Modernitas

18 Juli 2024   08:46 Diperbarui: 18 Juli 2024   08:56 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan

Di era modern ini, hubungan antara ilmu pengetahuan dan agama menjadi semakin relevan dan kompleks. Kedua bidang ini memiliki peran penting dalam membentuk pandangan dunia kita dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, mulai dari etika hingga kemajuan teknologi.

Sejarah Perkembangan Ilmu dan Agama

Ilmu pengetahuan dan agama memiliki peran yang krusial dalam sejarah manusia, seringkali berjalan berdampingan, tetapi juga mengalami ketegangan dan konflik pada berbagai titik waktu. Pada awal peradaban, ilmu pengetahuan bersifat praktis dan langsung berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari. Di Eropa, Renaisans dan Revolusi Ilmiah membawa perubahan besar dalam cara pandang terhadap alam semesta, dengan tokoh-tokoh seperti Galileo dan Newton mengembangkan metode ilmiah yang didasarkan pada observasi dan eksperimen. Meskipun kemajuan ilmu pengetahuan sering kali menimbulkan ketegangan dengan pandangan keagamaan tradisional, banyak upaya telah dilakukan untuk menyelaraskan keduanya. Hingga era kontemporer, ilmu pengetahuan terus berkembang pesat, sementara agama tetap memberikan landasan moral dan spiritual yang penting dalam kehidupan manusia. Memahami sejarah interaksi antara ilmu pengetahuan dan agama dapat membantu kita menemukan cara untuk mengintegrasi kedua domain ini demi kemajuan dan kesejahteraan bersama.

Relasi Ilmu Pengetahuan dan Agama

Ilmu pengetahuan dan ilmu agama terkadang dapat menimbulkan distorsi, sebagian orang memahami bahwa ilmu pengetahuan bersifat rasional, empiris, dapat diobservasi, terukur, dan dapat diuji. Selain itu, ilmu pengetahuan sudah banyak kemajuan, mulai dari penemuan vaksin yang menyelamatkan nyawa hingga teknologi yang menghubungkan dunia. Sementara itu, agama tetap menjadi sumber penghiburan dan panduan moral bagi miliaran orang. Dalam banyak kasus, agama memberikan makna dan tujuan yang tidak dapat ditemukan melalui ilmu pengetahuan saja. Agama juga memiliki peran penting dalam mengajarkan nilai-nilai etika, yang seringkali mempengaruhi keputusan ilmiah dan teknologi. Di sebagian yang lain memahami bahwa agama bersifat ghoib, supranatural, melampaui fisik, tidak empiris, dan metapositif. Maka atas dasar itulah agama kemudian dianggap sebagai sesuatu yang bersifat metafisik, metaempiris, dan metapositif (Rosyidi dan Esha, 2009:64).

Banyak orang memiliki pemahaman yang kurang utuh tentang ilmu pengetahuan dan ilmu agama. Mereka sering kali melihat keduanya sebagai bidang yang terpisah dan tidak bisa dipertemukan. Pandangan ini didasarkan pada keyakinan bahwa ilmu pengetahuan berurusan dengan fakta empiris dan logika, sementara ilmu agama berfokus pada kepercayaan, nilai, dan moralitas.

Sebagian orang memahami bahwa agama sebagai cita rasa terhadap hal-hal yang bersinggungan dengan misteri, karena antara manusia dengan agama seringkali terjadi persinggungan yang yang bersifat batiniah luar biasa dan mampu memberikan kepuasan yang amat, sebagai sesuatu yang mengarah pada hal-hal yang bersifat transenden. Di sisi lain, ilmu pengetahuan modern (sains) telah menunjukkan keberhasilannya yang gemilang dalam berbagai aspek kehidupan manusia yang maju dan terukur, terutama sejak terjadinya renaisan, dimana ilmu pengetahuan berhasil mempercepat dan mempermudah manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Rosyidi dan Esha, 2009:68).

Tantangan dalam Mengintegrasikan Ilmu dan Agama

Menggabungkan ilmu pengetahuan dan agama dalam konteks modernitas menghadirkan beberapa tantangan. Salah satunya adalah perbedaan mendasar dalam pendekatan: ilmu pengetahuan bergantung pada observasi dan eksperimen, sementara agama berlandaskan pada keyakinan dan doktrin. Ini sering menimbulkan konflik, seperti dalam perdebatan tentang teori evolusi dan penciptaan alam semesta. Tantangan lainnya termasuk menjaga independensi masing-masing domain, terutama dalam isu-isu bioteknologi dan rekayasa genetika, di mana pandangan keagamaan yang ketat dapat menghambat kemajuan ilmiah. Selain itu, perbedaan etika dan moral antara ilmu pengetahuan dan agama dapat memicu dilema, misalnya dalam kasus kloning atau euthanasia. Di masyarakat sekuler, ada juga risiko nilai-nilai agama terpinggirkan oleh pendekatan ilmiah dan materialistis. Meski begitu, dialog terbuka dan penghargaan terhadap kedua domain ini penting untuk mencapai keselarasan dan memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang dunia.

Strategi dan Solusi

Untuk mengatasi tantangan dalam mengintegrasikan ilmu dan agama serta menciptakan harmoni antara keduanya, beberapa strategi dan pendekatan dapat diterapkan. Salah satu pendekatannya adalah melalui pendidikan inklusif yang mengembangkan kurikulum yang mencakup pemahaman mendalam tentang kedua domain ini dan bagaimana keduanya dapat saling melengkapi. Pengembangan kebijakan yang memepertimbangkan perspektif ilmiah dan keagamaan juga penting untuk memastikan penerimaan dan dukungan yang luas. Menekankan nilai-nilai universal seperti kemanusiaan, keadilan, dan kesejahteraan yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan menerapkan strategi-strategi ini, harmoni antara ilmu pengetahuan dan agama dapat dicapai, memungkinkan kedua berkontribusi secara positif dalam memajukan masyarakat.

Kesimpulan

Di era modern, ilmu pengetahuan dan agama memiliki peran penting namun sering kali berkonflik. Ilmu pengetahuan berfokus pada observasi dan eksperimen, sementara agama berlandaskan keyakinan dan moralitas. Tantangan utama meliputi perbedaan pendekatan, konflik etika, dan risiko nilai-nilai agama terpinggirkan. Untuk mengatasi ini, diperlukan strategi seperti pendidikan inklusif, dialog terbuka, dan kebijakan yang mempertimbangkan perspektif ilmiah dan keagamaan. Menekankan nilai-nilai universal dapat membantu menciptakan harmoni antara keduanya, memungkinkan kontribusi positif dalam memajukan masyarakat.

Daftar Pustaka

UIN Malang. (2009). Ulul Albab: Jurnal Studi Islam, Sains dan Teknologi, 7(1).

Hidayatullah, M. T. (2016). Relasi antara Ilmu Pengetahuan dan Agama: Studi terhadap Perspektif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun