Korupsi di negara ini seperti ''LINGKARAN SETAN GURITA'',entah kapan akan berakhir kita tidak tahu,semakin banyak cara untuk memberantasnya semakin bertambah para pengikutnya,lantas negara mau di bawa kemana?,rakyat mau di urus bagaimana karena dana habis di korup dan dipakai untuk memberantas para koruptor.
Sepertinya rakyat sudah bosan menanggapinya karena terlalu banyak yg harus di tanggapi,namun aku tidak akan bosan mengkritisi karena aku tau akar permasalahannya itu ada di mana,karena aku juga termasuk salah seorang warga negara yg merasakan penderitaan hidup dampak dari para ''KORUPTOR" tersebut.
Kalau aku lihat "Para Kaula Muda" yg terlibat Korupsi,itu tidak lepas dari para generasi Tua yg dulu pernah menjabat di Lembaga negara ini yg memberi contoh kepada generasi muda saat ini,ibarat kata pepatah;"Guru Kencing Berdiri murid kencing berlari". Semakin gencar kampanye "Anti Korupsi",semakin banyak peluang untuk "KORUPSI'',mengapa demikian?.
Karena Perangkat hukum yg di jalankan sebagai alat untuk melibas korupsi,itu semuanya rentan tersusupi 'Virus Korupsi",dan para pelaku Hukum yg diamanahi untuk memberantas korupsi,itu juga sudah tercemari darahnya dengan"VIRUS KORUPSI'',karena Sistim yg di pakai saat ini adalah 'DEMOKRASI' yg lahir dari para pemikir yg telah dihinggapi jiwanya oleh Virus-Virus Korupsi.
Jadi kapan-pun,bagaimana pun dan apa pun serta siapa-pun yg menggunakan Demokrasi sebagai sitem untuk memberi solusi semua persoalan manusia  ,dimana-pun mereka berada dan bagaimana-pun mereka menjalankan-nya,itu akan tetap berujung pada "PENDERITAAN RAKYAT' hasilnya.
Oleh karena itu kita wajib mengkaji ulang sistim ''DEMOKRASI" ini,apakah masih layak di gunakan atau sudah harus segera di buang ke Tong sampah?,nah aku kini balik bertanyakepada kalian;" adakah di antara kalian yg masih sehat akalnya,belum tersusupi Virus -Virus berbahaya itu?
Semoga masih banyak orang yg sehat akalnya,karena bila sudah tersusupi "virus Democrazy" semua akan di pastikan bakal ga beres alias pada"CRAZY".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H