Jakarta, 14 Desember 2024-Kelompok 2 mahasiswa Universitas Mercu Buana Kampus Pejaten menggelar pelatihan komunikasi interpersonal di Panti Asuhan Yatim Piatu Al Andalusia, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Program ini merupakan bagian dari Kuliah Peduli Negeri (KPN), yang bertujuan membekali anak-anak panti asuhan dengan kemampuan berkomunikasi yang baik, sekaligus meningkatkan rasa percaya diri mereka.
Dengan tema “Meningkatkan Keberanian dan Percaya Diri Anak Asuh Melalui Komunikasi Interpersonal”, pelatihan ini menyasar 20 remaja perempuan yang sedang menempuh pendidikan SMA dan SMK. Melalui kegiatan ini, mereka diajak untuk lebih berani berbicara, mengekspresikan diri, dan belajar menyampaikan pesan dengan cara yang jelas dan efektif.
Rangkaian Kegiatan
Pelatihan berlangsung selama empat sesi di bulan November 2024, dengan metode yang dirancang agar interaktif dan menyenangkan. Berikut rincian kegiatannya:
1. Pertemuan Pertama: Ekspresi Diri dan Komunikasi Dasar
Peserta diajak bermain Pick Your Truth or Dare, permainan sederhana yang dirancang untuk membantu mereka berbicara dengan terstruktur sambil menerima masukan dari teman-temannya secara positif.
2. Pertemuan Kedua: Mengenali dan Mengelola Rasa Takut
Sesi ini dimulai dengan menonton film pendek, diikuti dengan diskusi kelompok di mana peserta berbagi pengalaman tentang rasa takut yang pernah mereka alami dan bagaimana mereka mencoba mengatasinya.
3. Pertemuan Ketiga: Percaya Diri Lewat Komunikasi Positif
Peserta belajar memberikan kritik dan saran kepada teman-temannya secara anonim. Latihan ini bertujuan membangun empati dan kemampuan menyampaikan pendapat secara konstruktif.
4. Pertemuan Keempat: Puncak Kegiatan – Pertunjukan Peran
Anak-anak menampilkan drama singkat dalam kelompok. Selain menyenangkan, kegiatan ini menjadi momen bagi mereka untuk mempraktikkan kemampuan komunikasi interpersonal yang telah dipelajari selama pelatihan.
Hasil yang Terlihat
Pelatihan ini membawa perubahan positif pada peserta. Mereka terlihat lebih percaya diri berbicara di depan umum, mulai dari penguasaan materi, kontak mata, hingga intonasi suara dan bahasa tubuh yang lebih baik.
“Kami senang melihat anak-anak semakin berani dan percaya diri. Pelatihan ini tidak hanya tentang belajar berbicara, tetapi juga membantu mereka menyadari potensi diri mereka,” kata salah satu panitia pelatihan.
Harapan ke Depan
Kegiatan ini diharapkan dapat terus berlanjut di masa depan dengan pendekatan yang lebih terintegrasi, sehingga tidak hanya meningkatkan pemahaman anak-anak, tetapi juga membentuk sikap dan perilaku yang positif. Dengan keterampilan komunikasi yang baik, mereka diharapkan mampu menghadapi tantangan hidup dengan lebih percaya diri.