Kasang Pudak, 31 Agustus 2023 - Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK ORMAWA) Ikatan Mahasiswa Pendidikan Matematika (IMATIKA) FKIP Universitas Jambi melaksanakan salah satu program Rumah Srikandi, yaitu sulam benang emas kepada ibu-ibu Desa Kasang Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
Lembaga kemitraan yang bekerja sama dalam kegiatan ini ialah Batik Bahri, salah satu yayasan pemerhati budaya Melayu Jambi. Adapun produk yang dibuat dalam program ini adalah kotak tisu dengan bahan dasar kain buludru yang dihiasi oleh untaian benang emas dan payet. Benang emas inilah yang menjadi karakter utama produk dari sulam benang emas.
Kegiatan ini dipandu oleh dua orang pemateri dan dimonitori oleh Tim Pelaksana PPK ORMAWA yang ikut serta dalam pembuatan produk. Pembuatan kotak tisu diawali dengan menggambar desain pada kain buludru yang akan dibuat. Kemudian memasangkan benang emas dengan cara disulam dan ditambahkan payet sebagai penghias tambahan. Setelah produk selesai dibuat, kotak tisu dengan sulaman benang emas siap dipasarkan untuk dijual.
Bu Inna, salah satu pemateri kegiatan sulam benang emas mengatakan bahwa kita harus melestarikan kebudayaan Jambi untuk mempertahankan eksistensi identitas daerah. “Sulam benang emas ini merupakan salah satu bentuk kebudayaan Jambi yang harus kita lestarikan. Zaman dahulu biasanya dipakai untuk acara pengantin adat Jambi. Di era sekarang, kami dari Bahri Batik tengah berupaya untuk mengangkat kembali kebudayaan yang sebelumnya sempat memudar,” ujarnya
Tim pelaksana juga mendapat dukungan dari pihak perguruan tinggi Universitas Jambi selama pelaksanaan program ini sebab menyangku IKU dan pemenuhan salah satu asa Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Tak hanya itu, kegiatan ini juga memiliki luaran yang selaras dengan visi dan misi kampus untuk mengembangkan kreativitas enterpreneur sesuai minat dan bakat mahasiswa.
Ibu Feri Tiona Pasaribu selaku dosen pembimbing mengaku bahwa peluang dari ide bisnis ini cukup menjanjikan ke depannya, melihat dari nilai seni yang cukup tinggi sebanding pula dengan harga jualnya. “Produk berbau kebudayaan tentu tidak dihargai dengan nominal yang kecil, selain memiliki nilai estetitka juga terdapat unsur kebudayaan yang digunakan sebagai ikon suatu daerah.” Dalam implementasi program, beliau berpesan agar kegiatan ini terus berkembang dan berdampak terhadap sektor perekonomian Kasang Pudak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H