Mohon tunggu...
Putri Lomo
Putri Lomo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Film

Analisis Psikoanalisis dalam Peran Dara "Dua Garis Biru"

16 November 2021   01:30 Diperbarui: 16 November 2021   01:37 1087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film merupakan salah satu media massa yang memiliki banyak peminat. Melalui sebuah film, pengarang cerita dapat menuangkan isi dan ide yang ada dalam pikirannya. Tak sedikit kita menemukan film-film yang berisi mengenai persoalan dan permasalahan yang terjadi dalam realitas hidup manusia. Salah satunya adalah film Dua Garis Biru yang rilis pada tahun 2019 lalu.

Film Dua Garis Biru merupakan film hasil karya Gina S. Noer yang diproduksi di studio Produksi Starvision. Film ini menceritakan kisah sepasang kekasih berusia remaja yang berhubungan intim di luar pernikahan. Alhasil remaja perempuan yang bernama Dara hamil di luar nikah.

Teori Psikoanalisis

Teori psikoanalisis merupakan teori yang dicetuskan oleh Sigmund Freud. Teori ini dapat membantu menjelaskan berbagai gejala psikologi yang ada di balik tindakan manusia. Sigmund Freud (dalam Fatawi dkk, 2019) mengatakan bahwa jiwa manusia memiliki tiga tingkatan kesadaran yaitu,

1.  Sadar (conscious)

Merupakan tingkat kesadaran yang berisi hal-hal yang kita cermati seperti ingatan, pikiran, persepsi, dan perasaan.

2.  Bawah sadar (preconscious)

Merupakan tingkat kesadaran yang berperan sebagai jembatan antara sadar dan tidak sadar dalam jiwa manusia. Misalnya pengalaman yang sudah terjadi namun tidak dipikirkan lagi/ditinggalkan.

3.  Tidak sadar (unconscious)

Merupakan tingkat kesadaran yang paling dalam dari ketiga tingkat kesadaran jiwa manusia. Tingkatan ini merupakan bagian yang paling dalam diri manusia. Bagian ini mencakup segala hal yang tidak disadari oleh manusia tetapi mendorong perkataan, perasaan dan tindakan manusia.

Dalam teori psikoanalisis wilayah pikiran manusia terbagi menjadi tiga yaitu id, ego dan superego.

Pertama id bekerja dalam daerah ketidaksadaran sehingga id mewakili subjektivitas yang tidak pernah disadari oleh manusia. 

Kedua ego hadir untuk menjalankan dua tugas yaitu memilih stimulus mana yang akan direspon dan insting mana yang akan dipuaskan dengan berpatokan pada prioritas kebutuhan dan prinsip realita. 

Terakhir superego merupakan sistem moral yang ada dalam kepribadian manusia. Bagian ini berisikan nilai sosial, dan norma-norma budaya yang berlaku di masyarakat. Id dan superego merupakan hal yang saling bertentangan meskipun sama-sama mengabaikan realitas.

Id, Superego, Ego Tokoh Utama

Sumber: Movieden.net
Sumber: Movieden.net

Sepasang kekasih berusia remaja dalam film Dua Garis Biru diperankan oleh Adhisty Zara (Dara) dan Angga Yunanda (Bima). Pembahasan kali ini akan fokus kepada tokoh Dara siswi berprestasi di sekolahnya. Dara memiliki kepribadian tidak sabar, sensitif dan plin plan atau berpendirian tidak tetap (Alfiah,2020).

Indikator mengesampingkan moral yang dalam hal ini merujuk pada adegan dimana Dara mengizinkan Bima untuk bermain berdua di dalam kamar dengan kondisi pintu tertutup dan orang tuanya tidak berada di rumah. Alhasil terjadilah adegan dimana keduanya memenuhi hasrat seksnya.

 Seperti yang kita ketahui bahwa id mencakup impuls-impuls yang berasal dari kebutuhan biologis salah satunya hasrat pemenuhan akan berhubungan intim. Jika Dara mempertimbangkan nilai-nilai moral yang berlaku maka ia tidak akan mengizinkan Bima untuk masuk ke dalam kamarnya dan adegan-adegan selanjutnya tidak akan terjadi. 

Terlihat pada adegan ini, Dara memuaskan id dengan cara melakukan tindakan tanpa mempertimbangkan nilai-nilai moral yang berlaku.

Aspek ego merujuk pada adegan dimana Dara ingin membeli alat test pack di sebuah apotik namun ia tidak jadi mengambilnya karena seorang pegawai menghampirinya. Dari adegan ini terlihat ego Dara ingin memuaskan kebutuhan idnya (membeli test pack).

 Namun saat itu pegawai apotik datang menyapa dan menghampirinya (realita), ia pun mengurungkan niatnya. Mungkin alasan Dara tidak jadi membeli test pack karena ia takut pegawai tersebut berpikir buruk tentangnya mengingat ia masih berusia remaja.

Aspek superego yang dalam hal ini Dara mengontrol dan mengendalikan dirinya merujuk pada adegan dimana ia mengurungkan niatnya untuk menggugurkan anaknya. 

Hal tersebut ia lakukan karena mengingat masa dimana mamanya sedang mengandung adiknya. Dara tersadar bahwa yang ada di dalam perutnya tersebut adalah makhluk hidup. Dari adegan ini terlihat Dara dapat mengontrol dan mengendalikan dirinya dengan baik (superego). 

Hal tersebut terlihat dari tindakannya yang tidak rela membunuh janin di dalam perutnya. Jika ia membunuh maka ia telah melanggar nilai moral yang berlaku di masyarakat. Ia dapat melakukan hal tersebut merupakan hasil didikan dari orang tuanya sejak kecil.

Daftar Pustaka

Alfiah, D. (2020). Struktur Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel Dua Garis Biru Karya Lucia Priandarini dengan Menggunakan Kajian: Psikologi Sastra. Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran, 15(24).

Fatawi, N. F., & Nurwidiya, S. Analisis Kepribadian Tokoh Utama Pada film "The Miracle Worker". Al-Fathin: Jurnal Bahasa dan Sastra Arab, 2, 183-196.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun