Mohon tunggu...
Putri Lomo
Putri Lomo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melestarikan Budaya Dayak di Yogyakarta

10 Maret 2021   16:40 Diperbarui: 10 Maret 2021   18:27 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia terkenal sebagai negara yang memiliki pulau terbanyak di dunia dengan jumlah pulau 17.508 pulau. Banyaknya pulau membuat Indonesia kaya akan adat dan budaya. Dan tentu saja setiap daerah memiliki ciri dan karakternya masing-masing.Menurut Abdullah (2006) kebudayaan merupakan suatu sistem tentang konsep-konsep berupa simbol yang diwariskan oleh leluhur, dengan simbol tersebutlah manusia dapat berkomunikasi, mengembangkan pengetahuan serta melestarikan simbol tersebut. Jadi budaya merupakan identitas diri seseorang, sehingga kemana pun ia akan pergi budaya tersebut akan ia bawa.

Menempuh pendidikan di luar kota merupakan hal yang sering terjadi di kalangan para pelajar. Untuk menggapai cita-cita dan memperoleh pengalaman hidup mereka pun rela meninggalkan kampung halamannya. Sama halnya yang dialami oleh para mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta khususnya yang berasal dari Kalimantan. Mereka jauh-jauh datang ke pulau Jawa untuk menuntut ilmu di Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY). 

Tak jarang mereka pun memiliki kendala dalam menyesuaikan diri terhadap budaya yang berlaku di Yogyakarta serta tak jarang pula mereka merasa rindu dengan kampung halaman. Hal ini menjadi salah satu alasan terbentuknya komunitas Dayak di UAJY yang bernama Keluarga Besar Mahasiswa Dayak  Atma Jaya Yogyakarta atau KBMDA.

KBMDA bersama komunitas budaya lainnya seperti Batak, Toraja, Papua dan masih banyak lagi termasuk dalam unit kegiatan mahasiswa yang dinaungi oleh Seni Budaya Nusantara atau SBN. Selain menjadi rumah bagi para mahasiswa, KBMDA pun memiliki tugas untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya asli Kalimantan kepada masyarakat yang non-Kalimantan khususnya yang berada di kota Yogyakarta. Mahasiswa yang bergabung di KBMDA tidak hanya yang berasal dari pulau Kalimantan saja melainkan mahasiswa yang di luar pulau Kalimantan pun boleh bergabung berasama di KBMDA. 

Sehingga meskipun berada di dareah orang lain, anggota KBMDA tetap mempertahankan nilai-nilai budaya yang diturunkan oleh nenek moyang mereka serta tetap menghormati budaya yang berlaku di daerah tempat mereka tinggal sekarang.

dokpri
dokpri
Sebelum adanya pandemi virus Covid-19, KBMDA sangat sering berpartisipasi dalam acara dan lomba yang diadakan di kampus maupun di luar kampus Atma Jaya Yogyakarta. Namun pada saat pandemi Covid-19, Universitas Atma Jaya Yogyakarta menerapkan metode pembelajaran secara daring, sehingga kegiatan yang dilakukan oleh KBMDA pun sempat terhenti. 

Memasuki tahun 2021, KBMDA kembali melakukan kegiatan bersamaan dengan pergantian pengurus baru. Saya berkesempatan untuk melihat langsung proses debat calon wakil dan  calon ketua baru periode 2021/2022. Meskipun ada sedikit gangguan jaringan tetapi debat dapat berlangsung dengan lancar dan hikmat.

Pada saat debat tak jarang saya mendengar sapaan "Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata" oleh mahasiswa yang ingin membuka pembicaraan dan akan disahut kembali oleh para mahasiswa lainnya dengan berkata"Arus, arus, arus". Sapaan tersebut adalah simbol suku Dayak yang memiliki arti "Dalam hidup ini, kita harus bersikap adil, jujur tidak diskriminatif, terhadap sesama manusia, dengan mengedepankan perbuatan-perbuatan baik seperti di surga berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa" (Suarapemredkalbar.com, 2019).  Setelah saya menanyakan artinya kepada salah seorang anggota KBMDA, saya pun mengerti bahwa orang Dayak sangat menjunjung tinggi adat dan istiadatnya. Ajaran untuk bersikap adil, berbuat baik dan takut akan Tuhan telah ditanamkan sejak dini pada diri mereka. Makanya komunitas ini tidak segan-segan untuk menerima mahasiswa yang bukan berasal dari Yogyakarta. Menarik bukan komunitas dayak yang satu ini.

Daftar Pustaka

Abdullah, . 2006. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan.Yogyakarta; Pustaka Pelajar.

Elgiants.2019. Masyarakat Adat Dayak dengan Salam Khasnya. Dikutip tanggal 9 Maret 2021 dari Suarapemredkalbar.com: masyarakat-adat-dayak-dengan-salam-khasnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun