Pengalaman sebagai dasar pendidikan.
James menekankan kalua kebenaran itu ialah sebuah statement kenyataan. Maksudnya seluruh perihal yang terdapat sangkut pautnya dengan pengalaman. Pengalaman merupakan totalitas aktivitas serta hasil yang bersumber dari komunikasi antar manusia selaku makhluk yang dinamis dan berkembang.
Pemikiran terhadap pelajar
Uraian pragmatisme menyangka jika partisipan didik merupakan individu yang aktif serta kreatif. Maka dari itu, pembelajaran harus berfokus kepada keadaan nyata pelajar dengan atensi, minat, serta keahliannya dan sadar akan dinamisme yang sedang berlangsung di sekitarnya.
Pemikiran terhadap kedudukan serta guna guru
Guru bagi pragmatisme bukan guru dalam penafsiran tradisionil. Guru memiliki fungsi dalam hal menanamkan seperangkat pengetahuan esensial kepada siswa. Pengajar dalam sebuah sekolah yang pragmatis bisa dianggap selaku peserta didik dalam hal pengalaman pembelajaran. Tetapi, guru mempunyai lebih banyak pengalaman oleh sebab itu bisa dianggap selaku pembimbing ataupun direktur proyek. Guru merupakan orang yang menasehati serta membimbing aktivitas-aktivitas siswa dikarenakan keuntungan pengalaman yang lebih banyak.
Pandangan mengenai kurikulum
Pragmatisme menekankan pentingnya memposisikan pelajar, kebutuhan serta ketertarikannya selaku suatu yang paling diprioritaskan. Para pelajar menganggap subjek pelajaran seharusnya diseleksi berdasarkan pada kebutuhan siswa. Tidak hanya itu, kurikulum semestinya tidak dibagi menjadi mata pelajaran bertabiat menghalangi serta tidak normal. Kurikulum harusnya dibentuk di seputar unit-unit yang normal berdasarkan potensi dan pengalaman siswa.
Bagimana peran seorang guru di dalam kelas?Â
Guru memiliki peran yang strategis khususnya dalam pembentukan kepribadian dan pengembangan potensi pelajar. Guru diistilahkan sebagai seseorang yang digugu dan ditiru karena baik secara akademis dan juga kepribadian semestinya mereka adalah sosok yang dijadikan role model. Guru menjadi referensi utama bagi pelajar dalam menggali ilmu pengetahuan. Pembentukan kepribadian tidak cukup dengan memberikan nasihat akan tetapi dengan mencontohkan dan bersinggungna secara langsung dalam proses pembelajaran (Noor, 2012). Dalam kelas, guru sangat berpegaruh bagi kesuksesan pengembangan kepribadian anak didik. Tidak hanya berhenti di situ, guru pun menjadi penentu ppengembangan potensi anak didik secara utuh (Mulyasa, 2011).
Â