Mohon tunggu...
Putri Laila Nurul Azizah
Putri Laila Nurul Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Suska Riau

Putri anak baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Layar ke Hati (Menyelaraskan Akidah dan Akhlak dalam Gaya Hidup Digital Milenial)

24 Juni 2024   00:09 Diperbarui: 27 Juni 2024   10:29 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: Republika/Mardiah 

apa itu akhlak ? Ibnu Maskawaih, mengatakan bahwa pengertian akhlak merupakan suatu keadaan bagi jiwa yang mendorong untuk melakukan tindakan-tindakan dari keadaan itu tanpa melalui pikiran dan pertimbangan. Keadaan ini terbagi menjadi dua, yakni berasal dari tabiat aslinya dan kebiasaan yang berulang-ulang. itulah sebabnya, kita harus memiliki iman dan akidah yang benar agar diikuti oleh akhlak yang baik dan menjadi kebiasaan yang baik pula

apakah penting dalam mempelajari akidah akhlak pada era milenial ini ? jawabannya sangat penting, karena semaju apapun zaman jika manusia tidak memiliki akidah dan akhlak maka tetap akan hancur zamannya. namun, karena kurangnya kesadaran manusia dalam mengaplikasikan teori ilmu akidah dan akhlaknya dan meninggalkan prakteknya dalam kehidupan, sangat banyak kita melihat manusia atau masyarakat mayoritas beragama muslim yang mengaku beriman dengan teorinya tapi tidak ia tampakkan dalam kehidupan sehari-harinya karena rusaknya iman mereka. karena pada hakikatnya telah menjadi tabiat masyarakat yang mana mereka paham akan rusaknya iman dan akidah mereka , namun hati dan perbuatan mereka menolak sadar atas perbuatan mereka.

Dan perkembangan teknologi digital telah mengubah cara kita berinteraksi dengan informasi dan berkomunikasi. Teknologi ini, meski membawa banyak manfaat, juga menimbulkan tantangan dalam mempertahankan akidah dan akhlak. Di era digital, akses ke informasi agama menjadi lebih mudah melalui berbagai aplikasi dan situs web. Namun, di sisi lain, konten negatif yang mudah diakses juga dapat mengancam keimanan dan moral jika tidak disaring dengan benar.

Banyaknya informasi yang tidak terverifikasi di internet dapat menyesatkan, termasuk konten yang bertentangan dengan ajaran agama. Sesperti konten pornografi, kekerasan, dan ujaran kebencian mudah ditemukan dan dapat merusak moral serta spiritual seseorang, terutama generasi muda yang rentan terhadap pengaruh negatif.

Serta Anonimitas di dunia maya sering kali dimanfaatkan untuk tindakan tidak etis seperti bullying siber, penyebaran fitnah, dan ujaran kebencian. Tanpa identitas yang jelas, orang merasa lebih bebas untuk bertindak tanpa memikirkan dampaknya pada orang lain.

Seperti yang kita lihat dan rasakan Teknologi dan manusia akan terus berjalan berdampingan seiring waktu, karena zaman akan terus berjalan. Namun, dibalik perkembangan zaman ini kita tetap saja memerlukan akidah dan akhlak dalam diri dan gaya hidup, karena itu akan membawa dampak yang besar bagi personal diri kita dalam menghadapi kehidupan, begitu juga dalam penggunaan era digital. Lalu, apa yang harus kita lakukan agar adanya keselarasan dalam akidah akhlak dan gaya hidup kita pada zaman digital ini ?

Untuk menghadapi tantangan ini, literasi digital menjadi sangat penting. Literasi digital mencakup kemampuan mengakses, menganalisis, dan menggunakan informasi dari internet dengan bijaksana. Ini termasuk kemampuan untuk mengenali dan menghindari informasi yang menyesatkan serta menjaga etika dalam berkomunikasi di dunia maya.

Dan Pengguna internet harus dididik untuk selalu memverifikasi informasi sebelum mempercayai atau menyebarkannya. Menggunakan sumber yang terpercaya dan memeriksa fakta adalah langkah penting untuk memastikan informasi yang dikonsumsi dan dibagikan.

Belajar dalam memanfaatkan kebaikan Teknologi digital yang digunakan untuk tujuan yang baik, seperti menyebarkan dakwah, mengikuti kajian online, dan berdiskusi tentang agama. Dengan menggunakan teknologi untuk hal-hal yang positif, agar kita dapat memperkuat akidah dan akhlak serta menghindari pengaruh negatif.

Pengendalian diri dalam penggunaan teknologi adalah aspek penting lainnya dalam menyelaraskan akidah dan akhlak dengan gaya hidup digital. Penggunaan teknologi yang berlebihan dapat mengganggu keseimbangan hidup, termasuk dalam menjalankan ibadah dan kewajiban agama. Maka mengelola waktu dengan baik adalah kunci untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan digital dan spiritual. Menetapkan batas waktu penggunaan gadget dan mengalokasikan waktu untuk kegiatan spiritual dan sosial dapat membantu mengurangi dampak negatif dari ketergantungan pada teknologi.

Membiasakan diri Bergabung dengan komunitas online yang positif dan mendukung dapat membantu menjaga semangat untuk berbuat baik dan memperkuat nilai-nilai agama. Komunitas yang positif dapat menjadi sumber dukungan dan inspirasi, serta tempat untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Dan kita juga harus terbiasa untuk bergabung pada komunitas online yang fokus pada dakwah dan pembelajaran agama. Bergabung dengan komunitas seperti ini dapat membantu individu tetap terhubung dengan nilai-nilai agama dan mendapatkan dukungan dalam menjaga akidah dan akhlak. ( kokoh dalam akidah namun fleksibel dalam  gaya hidup menjadi kunci bagi milenial berakhlak ) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun