Tahun ajaran baru 2021 di tengah pandemi Covid-19 menjadi sebuah tantangan besar bagi pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud RI). Berbagai kebijakan penyesuaian kurikulum telah dilakukan agar tetap dan terus bisa memberikan pendidikan yang menjadi hak para pelajar.
Tantangan para pendidik juga bukan hanya tantangan mengajar pembelajaran secara daring, tetapi tentang menanamkan pendidikan karakter terhadap peserta didik juga yang dilakukan secara daring. Karena keterbatasan alat dan sulitnya pengawasan karena tidak melakukan tatap muka secara langsung.
Marzuki dan Fatma A.S (2015: 59) mengungkapkan “Character education is a planned effort to make the student familiar, caring and the values that to be good learners” (Pendidikan karakter adalah usaha yang direncanakan untuk membuat peserta didik menjadi kenal, peduli dan menerapkan nilai-nilai demi menjadi pembelajar yang baik).
Oleh karena itu pendidikan karakter perlu diberikan ke peserta didik sejak dini untuk menjadikan diri sebagai pribadi yang berjiwa karakter, mengingat bahwa nilai-nilai karaktar anak bangsa saat ini sudah mulai luntur, khususnya pada kesopanan, kejujuran dan tanggung jawab.
Menipisnya nilai kesopanan terlihat dari banyaknya kasus seorang anak yang berkata kasar tidak hormat, bersikap acuh, membantah ucapan orang yang lebih tua, memotong pembicaraan orang lain, dan lain-lain. Seperti hal nya dalam proses MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) di salah satu SMP Negeri di Bandung yang dilakukan secara daring melalui zoom meeting ini banyak sekali siswa yang tidak menjaga sopan santunnya. Contohnya seperti berkata kasar di Room Chat, menyalakan mic disaat guru/ pemateri menjelaskan, dan mencorat coret layar.
Banyak faktor yang menyebabkan nilai-nilai karakter anak bangsa saat ini mulai memudar, satu diantaranya adalah lingkungan. Lingkungan yang buruk akan mengakibatkan sikap anak yang buruk jika tidak diawasi dengan benar. Oleh karena itu selain peran guru, peran orangtua juga sangat penting disaat proses pembelajaran daring ini. Guru dan orangtua siswa harus bisa berkolaborasi dalam proses penanaman nilai kesopanan ini.
Referensi
Fatimah, Syf. 2018. Penanaman Nilai Kesopanan, Kejujuran Dan Tanggung Jawab Menggunakan Model Tadzkirahdisekolah Dasar Kota Pontianak. Artikel Penelitian. [online]. Diakses pada: https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/24274/75676575928
Marzuki dan Fatma A.S. 2015. Teaching With Heart at the Green School in Era of Information Technology. Proceeding International Conference: Tuesday: May 12th 2015.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H