Semenjak masa pasca Pandemi covid-19, hampir seluruh negara di belahan dunia mengalami resesi ekonomi. Belum lagi, gentingnya situasi semenjak terjadinya invasi Rusia terhadap Ukraina pada bulan Maret tahun lalu yang membuat otoritas moneter panik.
Pada masa inilah terjadi banyak masalah dalam dunia perekonomian di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Mulai dari risiko resesi, kenaikan suku bunga, hingga krisis perbankan.
Namun, meskipun dengan segala  masalah perekonomian yang terjadi selama masa recovery pasca pandemi, persentase ekspor Indonesia justru meningkat. Ekspor komoditas Indonesia berhasil menjadi penyangga perekonomian Indonesia. Melipit dari situs berita Antara News, disebutkan oleh pakar Ekonom Agustinus Prasetyantoko bahwa perekonomian Indonesia sangat bergantung pada ekspor komoditi.
"Jadi kalau kita masih diuntungkan di tahun 2022 itu sebetulnya dikarenakan aspek dari harga komoditas dimana Sebagian besar ekspor kit aitu adalah commodity-based. Jadi PR Indonesia kedepannya adalah membuat ekspor kit aitu makin Sophisticated, yang artinya sector manufaktur" ungkap beliau.
Sehingga, disini kita dapat melihat bahwa upaya Ekspor ini haruslah digencarkan dan ditindaklanjut mengingat bahwa upaya ini memiliki peluang besar untuk mendongkrak perekonomian Indonesia di masa mendatang.
Salah satu daerah yang berperan dalam menggerakkan roda perekonomian negara dangan cara memaksimalkan komoditi ekspor adalah Kabupaten Jember. Jember sendiri telah memiliki sejarah yang Panjang di bidang pertanian dan perkebunan. Yang menjadikan kota ini dikenal dan unggul pada kedua bidang tersebut. Salah satu produk unggulan Jember yang telah sampai pada tahap ekspor tersebut adalah Edamame. Kacang kedelai muda dengan beribu manfaat ini memiliki peluang yang sangat besar untuk di ekspor melihat tingginya tingkat permintaan edamame di berbagai negara, khususnya di Jepang.
Salah satu badan usaha swasta sebagai produsen edamame terbesar di Jember adalah PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT). PT GMIT sendiri merupakan anak perusahaan dari PT Austindo Nusantara Jaya (ANJ) yang bergerak pada sector pertanian. Melalui perusahaan inilah komoditi ekspor produk pertanian seperti edamame dapat terealisasikan.
Namun, nyatanya step untuk melakukan ekspor tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Rumitnya prasyarat yang berlaku di berbagai negara menjadi hambatan komoditi ekspor dapat menembus pasar luar. Sehingga pada tahun 2017 anak perusahaan PT ANJ ini menggaet perusahaan swasta hongkong melalui hubungan joint venture dengan AJI HK Limited dengan porsi kepemilikan saham GMIT sebesar 20 persen dimana hubungan Kerjasama ini akan  memfasilitasi ekspansi pasar GMIT ke wilayah Asia Pasifik.
Kemudian berlanjut pada tahun 2021, tepatnya pada bulan maret GMIT telah memulai ekspor edamame bekunya ke Jepang pada Maret 2021 melalui Kerjasama dengan Asia Foods Group. Melihat adanya peluang besar dari komoditi ekspor edamame dari PT GMIT ini, perusahaan Asia Foods Group menjalin kerjasama dengan PT GMIT dengan berbagi pengetahuan teknis, termasuk dalam pendirian pabrik pembekuan edamame dan ekspansi pasar di Asia Pasifik. Asia Foods Group sendiri  merupakan salah satu pelaku utama di pasar ekspor edamame seperti Jepang , Amerika Serikat, Australia, dan tengah menjajaki pasar Eropa.
Pencapaian luar bias aini tentunya mendapat sambutan yang baik dari Pemerintah Kabupaten Jember. Bupati Jember Hendy Siswanto dalam kunjungannya ke produsen edamame PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT), pada hari Sabtu (15/10/2022), mengatakan bahwa peluang pasar ekspor edamame masih terbuka lebar karena permintaan dunia yang cukup tinggi. Beliau mengapresiasi usaha PT GMIT dalam mengelola edamame dan berharap akan adanya perkembangan sinergi antara pemerintah daerah dengan PT GMIT Untuk memaksimalkan jumlah produksi edamame yang berkualitas tinggi.
"Kami akan membantu apa yang nantinya bisa dikerjasamakan agar perusahaan ini dapat berkembang. Misalnya, soal lahan atau apapun terkait dengan pertanian yang bisa disinergikan. Mengingat, dari hasil prosentase produksi yang telah disampaikan, perusahaan ini telah memproduksi edamame cukup tinggi," terangnya.
Banyak sekali keuntungan yang didapatkan dari Kerjasama anatar pemerintah Jember dengan PT GMIT sebagai badan usaha milik swasta ini. Selain untuk keperluan komoditi ekspor sebagai upaya pendongkrak perekonomian daerah dan negara, PT GMIT juga berperan besar dalam membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Jember khusunya untuk para petani lokal. Dengan begitu, masalah pengangguran di Jember dapat dikurangi.
Nah, untuk itu maka diperlukan usaha yang kuat dari dua belah pihak baik dari pemerintah Kabupaten Jember dan badan usaha swasta untuk meng upgrade kualitas serta kuantitas produk edamame di Jember. Karena jumlah permintaan produk dari luar masih sangat jauh dengan total produk yang diekspor dari Indonesia. Jika tujuan ini tercapai, maka sangat memungkinkan bagi pemerintah Jember untuk mengatasi masalah kemiskinan dan penggangguran yang masih marak hingga saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H