Baru-baru ini, dengan berjalannya kemajuan zaman menuntut sumber daya manusia untuk lebih menguasai dalam menggunakan teknologi. Teknologi membantu aktivitas atau pekerjaan manusia lebih hemat waktu, tenaga maupun biaya dengan hasil yang maksimal. Misal, sebelum adanya kalkulator, manusia menghitung angka dengan manual, baik dengan lidi maupun di kertas.
Kini kalkulator selain sebagai produk tunggal, juga ditemui di dalam hanphone yang bisa digunakan dimana dan kapan pun tanpa membawa kalkulator. Bahkan melalui Microsoft Excel penghitungan keuangan bisa dihitung dengan terperinci melalui rumus, tentunya dituntut pengetahuan dan skill dalam mengoperasikannya.
Di beberapa daerah di Indonesia juga sudah menerapkan sistem terintegrasi dengan inovasi-inovasi untuk pelayanan publik yang efektif dan transparan. Di Banyuwangi RSUD Blambangan berinovasi meluncurkan program Lahir Procot Pulang Bawa Akta pada tahun 2016.
Di Kediri di tahun yang sama Wali Kota Abdullah Abu Bakar mulai mencanangkan Harmoni Kediri The Service City, dengan program semarakkan kota, segarkan kota, layanan publik 360 derajat, iklim investasi dan rencana tata ruang wilayah. Kemudian di Jawa Barat pada tahun 2018 Gubernur Jawa Timur Ridwan Kamil meluncurkan Jabar Quick Response (Jabar QR), Desa Digital dan Tim Sabu Bersih (Saber).
Oleh karena itu, Hari Kebangkitan Teknologi Nasional harus membuat masyarakat Indonesia serta pemangku kepentingan strategis menyadari, bahwa teknologi sangat penting dalam kemajuan bangsa serta mendorong daya saing nasional maupun internasional.
Bangsa kita harus bergerak cepat mengejar ketertinggalan. Menghadapi Era Industri 4.0, generasi milenial Indonesia harus menjadi sumber daya manusia yang unggul.
Di Negara Jepang sudah berencana dalam tahap fase Era Society 5.0 yang berpusat human-centered, yaitu menciptakan teknologi Big Data dan nantinya akan berfokus pada kehidupan kemanusiaan.
Hal ini menjadi bukti teknologi hidup berdampingan dengan manusia. Maka dengan adanya Hari Kebangkitan Teknologi Nasional sekaligus sebagai momentum pembangunan sumber daya manusia berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Sumber daya yang patut diperhitungkan ialah manusia.
Tanpa adanya manusia, teknologi pun tidak akan bisa ditemukan, dan tanpa adanya teknologi kehidupan manusia sulit untuk berjalan. Bangsa yang mandiri yaitu mulai menginvestasikan diri dengan membuka pintu dunia ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tak bisa dipungkiri, teknologi adalah sahabat manusia, yang membantu  manusia dalam kehidupan dan memaksimalkan hasil yang better, cheaper and faster.
(Emy Putri Alfiyah)