Mohon tunggu...
Putrikarza Novelaayulansari
Putrikarza Novelaayulansari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bulu tangkis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konstruktivisme

4 November 2024   00:14 Diperbarui: 4 November 2024   00:39 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

* Pengertian Teori Belajar Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran kontekstual yang meyakini bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia.

Menurut Jacqueline G Brooks and Martin G Brooks, hakikat pembelajaran konstruktivistik adalah pengetahuan yang bersifat non-objektif, temporer berubah, dan tidak menentu.

Hal ini karena melihat proses belajar sebagai penyusunan pengetahuan dari pengalaman konkrit, aktivitas kolaborasi, refleksi, dan interpretasi.

Pendekatan ini menekankan peran aktif individu dalam pembangunan pengetahuan dan pemahaman melalui konstruksi makna berdasarkan pengalaman, pemikiran, dan refleksi.

Definisi lainnya, teori belajar konstruktivisme adalah pembelajaran yang bersifat generatif. Artinya, belajar adalah tindakan menciptakan suatu makna atas apa yang dipelajari.

Dikutip dari buku Teori Belajar dan Aliran-Aliran Pendidikan karya Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela dkk., konsep teori belajar konstruktivisme sering dikaitkan dengan metode pengajaran yang berbasis pemusatan siswa.

Ide sentral ini memungkinkan pembangunan pengetahuan siswa sebagai titik awal pembelajaran, preferensi belajar yang tercermin dalam tindakan/ aktivitas, dan persepsi terhadap guru.

Dengan demikian, teori belajar konstruktivisme berfokus pada bagaimana cara individu membangun pengetahuan dalam memahami dunia berdasarkan konteks dan pengalaman pribadi mereka.

* Pengertian Teori Konstruktivisme Menurut Para Ahli

Berikut ini adalah beberapa pengertian teori konstruktivisme menurut para ahli, antara lain:

a. Abimanyu

Menurut Abimanyu, teori konstruktivisme adalah pendekatan belajar yang menilai bahwa jika seseorang bisa membangun pengetahuan sendiri berdasarkan pengalaman orang.

b. Muslich

Menurut Muslich, teori konstruktivisme merupakan proses membangun pemahaman, kreativitas secara aktif yang didasarkan pada pengalaman belajar orang lain atau berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki oleh orang tersebut.

c. Thobroni

Menurutnya, teori konstruktivisme adalah teori yang memberikan kebebasan kepada semua orang untuk menemukan apa yang mereka inginkan dan memberikan kesempatan terkait apa yang mereka butuhkan. Sebab, melalui ruang dan kesempatan itulah, kebebasan untuk manusia belajar dan menemukan kompetensi bisa diperoleh sesuai dengan potensi yang ada di dalam diri masing-masing.

d. Sagala

Tak jauh berbeda dengan pendapat para ahli lainnya. Menurut Sagala, teori konstruktivisme merupakan landasan seseorang berpikir mengenai banyak hal, sesuai dengan pendekatan kontekstual. Sehingga pengetahuan yang didapatkan sedikit demi sedikit hasilkan akan diperluas melalui konteks yang terbatas.

Berdasarkan keterangan di atas, bisa kita ambil kesimpulan bahwa konstruktivisme adalah teori belajar yang bisa memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk lebih aktif belajar menemukan sendiri kompetensi dan juga pengetahuannya untuk mengembangkan kemampuan yang telah ada di dalam dirinya untuk kemudian diubah atau dimodifikasi oleh pendidik yang memfasilitasi, dengan cara merancang berbagai macam tugas, pertanyaan, ataupun tindakan lain yang memancing rasa penasaran peserta didik untuk menyelesaikannya.

* Cara Belajar Konstruktivisme

Berikut ini adalah beberapa tahapan atau cara untuk belajar teori konstruktivisme, antara lain:

a. Orientasi

Fase orientasi ini merupakan fase yang paling pertama yang akan memberikan ruang ataupun kesempatan untuk individu dalam mengembangkan motivasi sesuai dengan topik yang diusung. Apabila itu mengenai pembelajaran, maka konteksnya dapat diarahkan dalam pembelajaran.

b. Elisitasi

Tahapan yang satu ini lebih menekankan pada cara seseorang dalam menggali ide dan juga mendiskusikan pengetahuan dasar melalui berbagai macam bentuk. Baik itu melalui tulisan, presentasi, atau bentuk yang lain.

c. Rekonstruksi Ide

Di tahap ini, individu cukup melakukan klarifikasi ide yang didapatkan dari berbagai macam perspektif. Apabila diperlukan, dapat dilakukan dengan cara berdiskusi atau dengan melakukan kajian literatur untuk merangsang gagasan yang tepat dan sesuai.

d. Aplikasi Ide

Dari ide dan juga data yang sudah didapatkan, dapat langsung diaplikasikan. Sehingga ide yang abstrak akan menjadi lebih terlihat dan bisa dirasakan oleh orang lain.

e. Review

Apabila ada bentuk yang bisa ditampilkan, maka masuk ke tahap review atau tahap evaluasi dan juga revisi. Tahapan ini sebenarnya tahap yang cukup penting, karena kita dapat mengetahui apa yang salah dan apa yang sudah benar. Di tahap review ini juga bisa merangsang kita untuk menciptakan gagasan dan ide baru lagi yang bisa dikembangkan.

* Konsep Dasar Teori Belajar Konstruktivisme

Menurut Dr Herie Saksono, MSi, dkk dalam buku Teori Belajar dalam Pembelajaran terdapat beberapa konsep dasar dalam teori konstruktivisme meliputi:

1. Konstruksi pengetahuan, artinya individu membangun pengetahuan melalui proses interpretasi dan atribusi makna sehingga pengetahuan bukan entitas pasif. Namun hasil dari interaksi individu yang bersifat konstruktif.

2. Aktivitas kognitif, berarti teori ini menekankan pentingnya individu yang bergerak secara aktif untuk mencari, memilih, menginterpretasikan, dan mengorganisasikan informasi yang dia bangun.

3. Konteks sosial, merujuk pada proses interaksi individu baik melalui diskusi, kolaborasi, atau pemodelan yang membantu pembentukan pengetahuan karena didasarkan pada konteks sosial.

4. Pembangunan berkelanjutan, teori ini melihat proses berkelanjutan dari pembangunan pengetahuan. Hal ini karena individu dapat menegmbangkan pengetahuan mereka seiring bertambahnya pengalaman dan pengetahuan baru.

* Tujuan Teori Belajar Konstruktivisme

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa pengetahuan menurut teori belajar konstruktivisme bukanlah hasil pemberian orang lain seperti guru. Melainkan proses mengkonstruksi pengetahuan oleh setiap individu.

Menurut Feida Noorlaila Isti`adah, MPd dalam buku Teori-Teori Belajar dalam Pendidikan, tujuan teori belajar konstruktivisme adalah:

1. Menumbuhkan motivasi belajar bagi siswa melalui tanggung jawab mereka sendiri.

2. Mengembangkan kemampuan bertanya siswa dan mencari sendiri pertanyaannya.

3. Membantu siswa mengembangkan pemahaman konsep secara lengkap dan mendalam.

4. Mengembangkan siswa menjadi pemikir yang mandiri.

5. Menekankan proses belajar termasuk cara belajar, strategi belajar, dan hasil belajar.

* Manfaat Belajar Konstruktivisme

Saat berbicara mengenai manfaat belajar teori konstruktivisme, terdapat banyak sekali yang akan kita peroleh. Bahkan, hampir setiap orang akan merasakan manfaat yang berbeda-beda. Diantaranya yaitu:

1. Dapat Mengungkapkan Gagasan Secara Eksplisit

Manfaat dari belajar teori konstruktivisme yang pertama yaitu membantu kita dalam mengungkapkan gagasan secara eksplisit. Tidak bisa dipungkiri bahwa selama kita belajar, tentu akan ada kesulitan. Kesulitan itulah yang nantinya akan kita coba pecahkan.

2. Memberikan Pengalaman Baru

Manfaat yang tergolong cukup bagus yakni kita akan mendapatkan hal-hal baru, pengalaman baru, dan juga suasana baru terkait gagasan yang kita temui. Karena seperti yang kita tahu bahwa setiap orang pasti mempunyai gagasan. Sifat dari gagasan itu sendiri dinamis, yakni bisa berubah-ubah seiring dengan berjalannya waktu dan seiring dengan pengalaman serta pengaruh kemampuan berpikir kita kepada semua hal.

3. Mengajak Seseorang Untuk Berpikir Tentang Pengalamannya

Teori konstruktivisme ini secara tidak langsung akan mengarahkan kita pada sesuatu yang baru. Hal baru dan juga menarik itulah yang nantinya akan mengantarkan kita untuk menemukan pengalaman baru dan menemukan perasaan yang baru. Setidaknya, teori konstruktivisme tersebut akan mengajak kita untuk berpikir mengenai pengalaman yang telah dialami menjadi sesuatu hal yang lebih bermakna dan sentimentil.

4. Memberi Kesempatan Untuk Mengidentifikasi Perubahan Gagasan

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sifat dari gagasan tiap orang bersifat dinamis. Teori konstruktivisme ini akan memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi perubahan gagasan yang lama ke gagasan yang baru berdasarkan alasan logis. Sedangkan logis atau tidaknya gagasan tersebut, bergantung pada sensitivitas dan juga kepekaan otak serta perasaan kita terhadap sesuatu yang ada di sekitar kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun