Mohon tunggu...
Putrikarza Novelaayulansari
Putrikarza Novelaayulansari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bulu tangkis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Psikologi Pendidikan

30 Oktober 2024   13:58 Diperbarui: 30 Oktober 2024   14:27 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Pengertian Psikologi menurut para ahli 

Secara umum, psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku, pikiran, dan proses mental manusia, baik secara sadar maupun tidak sadar, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berikut adalah beberapa definisi menurut para ahli:

1. Wilhelm Wundt

Menurut Wundt, psikologi adalah ilmu yang mempelajari pengalaman manusia, terutama mengenai kesadaran. Ia menganggap psikologi sebagai ilmu yang mempelajari berbagai bentuk pengalaman manusia melalui observasi dan eksperimen.

2. Sigmund Freud

Freud mendefinisikan psikologi sebagai ilmu yang mempelajari kehidupan mental manusia, yang mencakup perilaku sadar maupun tidak sadar. Ia berfokus pada pengaruh pikiran bawah sadar terhadap perilaku dan mengembangkan teori psikoanalisis.

B. Hakikat pendidikan 

Secara umum, para ahli memandang hakikat pendidikan sebagai proses pengembangan manusia secara utuh, yang melibatkan aspek intelektual, moral, emosional, sosial, dan spiritual. Pendidikan tidak hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan karakter, penanaman nilai, dan pemberdayaan individu dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Berikut beberapa pengertian hakikat menurut para ahli:

1. Ki Hajar Dewantara

Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah proses pembimbingan yang mengarahkan perkembangan potensi individu untuk mencapai kesejahteraan diri dan lingkungannya. Ia terkenal dengan konsep "ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani," yang artinya bahwa pendidikan harus membimbing dan memberi dorongan sesuai dengan posisi guru dalam proses pendidikan.

2. John Dewey

Menurut John Dewey, pendidikan adalah proses pembentukan keterampilan, kebiasaan, dan sikap individu agar dapat berpartisipasi dalam masyarakat secara efektif. Dewey menekankan bahwa pendidikan bukan sekadar mempelajari materi, tetapi juga pengalaman langsung yang membentuk kemampuan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah.

3. Plato

Plato berpendapat bahwa pendidikan adalah proses untuk membawa kebenaran ke dalam jiwa manusia. Menurutnya, pendidikan adalah cara untuk mengembangkan akal budi serta moral agar individu dapat mengenal kebaikan dan hidup berdasarkan prinsip-prinsip etis.

4. Emile Durkheim

Durkheim mendefinisikan pendidikan sebagai proses sosialisasi yang memungkinkan individu untuk hidup dalam tatanan masyarakat. Menurutnya, pendidikan berfungsi untuk membentuk keteraturan sosial dan membangun nilai-nilai moral dalam diri setiap individu agar dapat menjalankan peran sosial mereka.

5. Paulo Freire

Paulo Freire melihat pendidikan sebagai proses pembebasan dan kesadaran kritis. Dalam pandangannya, pendidikan tidak hanya bertujuan untuk memberi pengetahuan, tetapi juga untuk membangun kesadaran kritis individu agar dapat memahami ketidakadilan dan bertindak untuk mengubahnya.

6. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 ini, hakikat pendidikan di Indonesia adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana, yang bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak, beriman, bertanggung jawab, serta berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Pendidikan di Indonesia berfungsi sebagai sarana untuk mencerdaskan bangsa, membangun karakter, dan memajukan peradaban.

Hakikat pendidikan adalah proses yang bertujuan untuk mengembangkan potensi, kemampuan, dan karakter individu agar dapat berperan serta secara efektif dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan tidak hanya berfokus pada transfer pengetahuan, tetapi juga mencakup pembentukan moral, sikap, keterampilan, dan pemahaman sosial. Berikut beberapa pandangan terkait hakikat pendidikan :

Pengembangan potensi individu 

2. Pembentukan karakter

3. Pembekalan keterampilan hidup

4. Interaksi sosial dan pembudayaan

5. Proses berkesinambungan 

C. Tujuan pendidikan 

Tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi setiap individu, sehingga mampu menjadi manusia yang berpengetahuan, berkarakter, dan berperan positif dalam masyarakat. Dalam konteks Undang-Undang di Indonesia, khususnya Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengembangan Potensi Diri

Pendidikan bertujuan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal, termasuk potensi intelektual, emosional, fisik, dan spiritual.

2. Menjadi Manusia Beriman dan Bertakwa

Tujuan pendidikan di Indonesia adalah menciptakan generasi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta memiliki akhlak mulia. Pendidikan diharapkan dapat membentuk individu yang memiliki etika dan nilai moral yang kuat.

3. Menciptakan Pribadi Berakhlak Mulia

Pendidikan bertujuan untuk membentuk kepribadian yang berakhlak, yang mencakup sikap yang baik, kejujuran, tanggung jawab, serta kemampuan untuk hidup harmonis dalam masyarakat.

4. Pembentukan Pribadi Cerdas dan Kreatif

Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, serta keterampilan kognitif dan psikomotorik agar individu siap menghadapi tantangan zaman.

5. Membentuk Warga Negara yang Demokratis dan Bertanggung Jawab

Tujuan pendidikan adalah menciptakan warga negara yang memahami nilai-nilai demokrasi, memiliki rasa tanggung jawab sosial, dan mampu berkontribusi positif dalam masyarakat serta pembangunan bangsa.

6.Kemandirian

Pendidikan juga bertujuan untuk menyiapkan individu agar mampu mandiri dan memiliki keterampilan hidup yang memungkinkan mereka beradaptasi dengan lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya yang terus berubah.

Secara keseluruhan, tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan manusia yang utuh dan seimbang dalam segala aspek kehidupan, yang tidak hanya mampu secara intelektual, tetapi juga memiliki nilai-nilai kemanusiaan dan mampu menjalankan peran sosialnya demi kemajuan masyarakat dan bangsa.

D. Kontribusi psikologi dalam pendidikan 

Psikologi memberikan kontribusi yang signifikan dalam bidang pendidikan dengan cara membantu memahami proses belajar-mengajar, perkembangan peserta didik, serta strategi yang efektif untuk memaksimalkan potensi siswa. Berikut adalah beberapa kontribusi utama psikologi dalam pendidikan:

1. Pemahaman tentang perkembangan anak dan remaja

2. Teori belajar dan strategi pengajaran

3. Motivasi belajar

4. Penanganan masalah perilaku dan emosional 

5. Defirensiasi dan individualisasi pembelajaran 

6. Evaluasi dan pengukuran hasil belajar

7. Pengenbangan dan keterampilan sosial dan emosional 

Secara keseluruhan, kontribusi psikologi dalam pendidikan membantu menciptakan sistem pendidikan yang lebih adaptif, efektif, dan responsif terhadap kebutuhan siswa, yang memungkinkan pengembangan potensi mereka secara optimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun