Penyakit kardiovaskular (PKV) dikenal sebagai penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa PKV menyumbang lebih dari 30% kematian di seluruh dunia pada tahun 2008. Pada tahun 2030, hampir 25 juta orang diperkirakan meninggal akibat PKV, yang melibatkan terutama penyakit jantung dan stroke.Â
Defisiensi vitamin D telah diidentifikasi sebagai faktor penting terjadinya penyakit kardiovaskular. Vitamin D terbagi menjadi dua bentuk yaitu Vitamin ergocalciferol (D2) dan cholecalciferol (D3). Vitamin D tidak hanya didapatkan dari makanan atau suplemen yang mengandung vitamin D2 atau D3. Tetapi, vitamin D dapat dihasilkan di kulit dalam bentuk cholecalciferol (D3) sedangkan ergocalciferol atau vitamin D2 dapat ditemukan pada tumbuhan melalui paparan sinar UVB pada steroid.
Hubungan Vitamin D dan Penyakit KardiovaskularÂ
Selain perannya yang terdefinisi dengan baik dalam tulang dan metabolisme kalsium, vitamin D telah diidentifikasi sebagai faktor penting dalam kesehatan jantung. Wang dkk, dalam penelitiannya menyebutkan bahwa kadar vitamin D yang rendah dapat mempengaruhi sistem kardiovaskular. Reseptor vitamin D memiliki distribusi jaringan yang luas yang meliputi otot polos pembuluh darah, endotelium, dan kardiomiosit. In vitro, 1,25-dihidroksivitamin D (1,25-OH D) yang diaktifkan secara langsung menekan ekspresi gen renin, mengatur pertumbuhan dan proliferasi sel otot polos pembuluh darah, kardiomiosit, dan menghambat pelepasan sitokin dari limfosit.
Dalam penelitiannya, wang menyebutkan bahwa studi klinis telah melaporkan hubungan cross-sectional antara kadar vitamin D yang lebih rendah dan aktivitas renin plasma, tekanan darah, kalsifikasi arteri koroner, dan penyakit kardiovaskular yang lazim. Selain itu, studi ekologi telah melaporkan tingkat penyakit jantung koroner dan hipertensi yang dikaitkan dengan prevalensi defisiensi vitamin D yang lebih tinggi di daerah dengan paparan sinar matahari yang lebih sedikit.
Mekanisme Vitamin D dalam Penyakit Kardiovaskular
Beberapa mekanisme dapat menjelaskan hubungan antara kekurangan vitamin D dan penyakit kardiovaskular. Pertama, studi eksperimental menunjukkan bahwa 1,25-OH D berpartisipasi dalam regulasi sumbu renin-angiotensin dengan secara langsung menekan ekspresi gen renin. Kedua, sel otot polos pembuluh darah dan sel endotel mengekspresikan reseptor untuk vitamin D dan memiliki kemampuan untuk mengubah 25-OH D yang bersirkulasi menjadi 25-OH D. Efek vaskular yang diduga dari vitamin D sangat luas dan mencakup modulasi proliferasi sel otot polos, peradangan,dan trombosis.
Ketiga, defisiensi vitamin D memicu hiperparatiroidisme sekunder. Hormon paratiroid (PTH) memperkenalkan hitrofi miosit dan remodeling vaskular. Studi lain menunjukkan bahwa PTH memiliki efek proinflamasi, merangsang pelepasan sitokin oleh sel otot polos pembuluh darah. Hal tersebut memberikan hubungan antara kekurangan vitamin D dan hipertensi. Hipertensi memainkan peran kunci dalam perkembangan hipertrofi ventrikel kiri dan remodeling vaskular. Karena kekurangan vitamin D juga dapat mempengaruhi remodeling jantung dan pembuluh darah, hipertensi dapat memperbesar efek buruk dari kekurangan vitamin D pada sistem kardiovaskular.
Data eksperimental dan klinis menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D secara langsung mendorong perkembangan hipertensi, yang menyediakan mekanisme potensial lain yang menghubungkan kekurangan vitamin D, hipertensi, dan risiko kardiovaskular. Penjelasan alternatif untuk temuan ini adalah bahwa kekurangan vitamin D adalah penanda penyakit kronis nonspesifik daripada kontributor langsung patogenesis penyakit.
Substitusi Sari Kacang Merah Pada Pembuatan Yogurt Sebagai Asupan Makanan untuk Mencegah Penyakit Kardiovaskular