Mohon tunggu...
Putri Kamila Nafasiha
Putri Kamila Nafasiha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Interest of Public speaker, Copywriter, Blogger. Management Education enthusiast.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menanggulangi Kebijakan Pendidikan yang Kurang Efektif di Indonesia: Menuju Sistem Pendidikan yang Berkualitas dan Berkeadilan

12 Mei 2024   22:22 Diperbarui: 12 Mei 2024   22:50 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menanggulangi Kebijakan Pendidikan yang Kurang Efektif di Indonesia: Menuju Sistem Pendidikan yang Berkualitas dan Berkeadilan

Oleh : Putri Kamila Nafasiha

Abstrak

Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam membangun bangsa yang maju dan sejahtera. Namun, sistem pendidikan di Indonesia masih dihadapkan pada berbagai permasalahan, salah satunya adalah kebijakan pendidikan yang kurang efektif. Hal ini berakibat pada rendahnya kualitas pendidikan dan ketimpangan akses pendidikan di berbagai daerah. Artikel ilmiah ini bertujuan untuk mengkaji berbagai kebijakan pendidikan yang kurang efektif di Indonesia dan merumuskan strategi untuk menanggulanginya.

Pendahuluan

Indonesia telah berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui berbagai kebijakan, seperti penyediaan pendidikan gratis, pembangunan infrastruktur sekolah, dan peningkatan kesejahteraan guru. Namun, berbagai studi menunjukkan bahwa masih banyak kebijakan pendidikan yang kurang efektif dalam mencapai tujuannya. Hal ini terlihat dari rendahnya skor PISA (Programme for International Student Assessment) Indonesia, tingginya angka putus sekolah, dan masih tingginya angka pengangguran di kalangan lulusan sekolah.

Identifikasi Kebijakan Pendidikan yang Kurang Efektif

Terdapat beberapa kebijakan pendidikan yang dianggap kurang efektif di Indonesia, antara lain:

  • Kurikulum yang kaku dan kurang relevan: Kurikulum pendidikan di Indonesia masih terlalu fokus pada hafalan dan teori, dan kurang memberikan ruang bagi pengembangan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kreativitas, dan komunikasi.
  • Sistem penilaian yang tidak komprehensif: Sistem penilaian di Indonesia masih didominasi oleh ujian tertulis, yang kurang dapat mengukur secara menyeluruh kemampuan dan potensi siswa.
  • Ketersediaan guru yang tidak merata: Distribusi guru yang tidak merata di berbagai daerah di Indonesia, dengan kekurangan guru di daerah terpencil dan pelosok.
  • Fasilitas dan infrastruktur sekolah yang tidak memadai: Banyak sekolah di Indonesia, terutama di daerah terpencil, yang masih kekurangan fasilitas dan infrastruktur yang memadai untuk mendukung proses belajar mengajar.
  • Keterlibatan masyarakat yang rendah: Rendahnya partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan.

Strategi Menanggulangi Kebijakan Pendidikan yang Kurang Efektif

Berdasarkan identifikasi di atas, berikut beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk menanggulangi kebijakan pendidikan yang kurang efektif di Indonesia:

  • Memperbarui kurikulum pendidikan: Kurikulum pendidikan perlu diperbarui agar lebih fokus pada pengembangan keterampilan abad ke-21 dan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
  • Mengembangkan sistem penilaian yang komprehensif: Sistem penilaian perlu diubah agar lebih komprehensif dan dapat mengukur secara menyeluruh kemampuan dan potensi siswa.
  • Memperbaiki distribusi guru: Pemerintah perlu melakukan upaya untuk memperbaiki distribusi guru, sehingga semua daerah di Indonesia memiliki akses yang memadai terhadap guru yang berkualitas.
  • Meningkatkan kualitas fasilitas dan infrastruktur sekolah: Pemerintah perlu mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk meningkatkan kualitas fasilitas dan infrastruktur sekolah, terutama di daerah terpencil dan pelosok.
  • Meningkatkan keterlibatan masyarakat: Pemerintah perlu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan.

Contoh Studi Kasus: Kebijakan Ujian Nasional di Indonesia

Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu kebijakan pendidikan di Indonesia yang telah lama diterapkan dan menuai berbagai kontroversi. Kebijakan ini dianggap oleh banyak pihak sebagai kebijakan yang kurang efektif dan memiliki dampak negatif terhadap sistem pendidikan di Indonesia.

Dampak Negatif UN:

1. Menekan siswa dan guru: UN seringkali dianggap sebagai beban yang berat bagi siswa dan guru. Siswa dipaksa untuk belajar mati-matian dan menghafal materi demi mendapatkan nilai yang tinggi, sehingga memicu stres dan kecemasan. Guru pun dituntut untuk fokus pada materi UN dan mengabaikan aspek lain dalam proses belajar mengajar.

2. Menyempitkan kurikulum: Fokus pada UN dikhawatirkan telah menyempitkan kurikulum pendidikan di Indonesia. Guru hanya fokus pada materi yang akan diujikan dalam UN, sehingga materi lain yang tidak diujikan menjadi terabaikan. Hal ini berakibat pada kurangnya pengembangan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan siswa untuk masa depan.

3. Memicu kecurangan: Tekanan untuk mendapatkan nilai tinggi dalam UN mendorong terjadinya berbagai praktik kecurangan, seperti bocoran soal dan penyuapan. Hal ini merusak nilai-nilai moral dan integritas dalam dunia pendidikan.

4. Tidak mencerminkan kemampuan siswa: Nilai UN tidak selalu mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Hal ini karena UN hanya mengukur kemampuan siswa dalam menjawab soal-soal tertentu, dan tidak dapat mengukur aspek lain seperti kreativitas, problem solving, dan kemampuan interpersonal.

Solusi:

1. Mengevaluasi kembali UN: Perlu dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap UN untuk mengetahui apakah kebijakan ini masih relevan dan efektif dalam mencapai tujuannya.

2. Mengembangkan sistem penilaian yang lebih komprehensif: Sistem penilaian perlu diubah agar lebih komprehensif dan dapat mengukur secara menyeluruh kemampuan dan potensi siswa.

3. Memfokuskan pendidikan pada pengembangan karakter dan keterampilan: Pendidikan di Indonesia perlu lebih fokus pada pengembangan karakter dan keterampilan yang dibutuhkan siswa untuk masa depan, bukan hanya pada persiapan UN.

4. Meningkatkan kualitas guru dan sekolah: Kualitas guru dan sekolah perlu ditingkatkan agar dapat memberikan pendidikan yang berkualitas bagi semua siswa.

Kesimpulan

Menanggulangi kebijakan pendidikan yang kurang efektif di Indonesia merupakan tugas bersama yang membutuhkan komitmen dan kerjasama dari semua pihak, baik pemerintah, sekolah, guru, orang tua, maupun masyarakat. Dengan menerapkan berbagai strategi yang telah diuraikan di atas, diharapkan sistem pendidikan di Indonesia dapat menjadi lebih berkualitas dan berkeadilan, sehingga dapat menghasilkan generasi muda yang mampu membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih maju dan sejahtera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun