Kondisi Kehidupan Keluarga
Keluarga Latifah atau yang akrab disapa Nek Ifah merupakan seorang lansia berusia 65 tahun yang tinggal di Kelurahan Sungai Jawi, Pontianak Kota. Nek Ifah adalah salah satu penerima bantuan sosial dari pemerintah berupa Program Keluarga Harapan (PKH). Nek Ifah tinggal bersama suami,anak,dan cucunya di satu atap yang sama.
Suami Nek ifah sendiri bernama Kasnan yang menginjak usia 68 tahun, dengan usia suami Nek Ifah yang sudah tua, tidak memungkinkan beliau untuk melanjutkan pekerjaannya. sebelumnya kakek Kasnan bekerja sebagai Buruh Tukang Harian karena terkendala penglihatan mata yang kurang jelas kakek kasnan memutuskan untuk berhenti bekerja sehingga pendapatan yang dulunya di peroleh dari hasil kerja kakek Kasnan kini tidak lagi.Â
Nek Ifah memiliki 3 orang anak yang sudah berkeluarga namun masih tinggal di satu atap yang sama dengan Nek Ifah. Anak-anaknya ini bekerja serabutan ada yang bekerja sebagai tukang bangunan dan ada yang bekerja sebagai gojek. dengan penghasilan yang tidak tetap ini anaknya masih menumpang tinggal dengan orang tuanya namun dari anak-anak nya inilah Nek ifah memperoleh uang untuk kebutuhan sehari-hari dirumahnya sebelum mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah.
Sejak tahun 2021 hingga 2024, Nek Ifah mendapatkan bantuan sosial pemerintah berupa Program Keluarga Harapan (PKH) Lansia dari kelurahan setempat, yang dibantu  oleh tetangga sebelah rumah Nek Ifah untuk mengurus surat-surat persyaratan agar memeperoleh bantuan ini. Dana PKH ini diterima melalui kartu ATM setiap dua bulan sekali berupa uang sebesar Rp 600.000, dan beras 10 kg. Kini dengan adanya bantuan sosial ini Nek Ifah mengaku sangat terbantu oleh dana PKH untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dan suaminya.
Nek Ifah dibantu oleh anaknya yang perempuan untuk mengelola keuangan yang didapatkannya dari dana PKH ini sehingga untuk kebutuhan sehari-hari pengeluaran Nek ifah selama satu minggu sebesar Rp 100.000 yang sebagian besar uangnya digunakan untuk membeli sembako, seperti minyak makan, gula, sayur dan lain lain sebagai penunjang kehidupan sehari-hari keluarga Nek Ifah. Meskipun terdapat kendala finansial yang terbatas, dirumah Nek Latifa ini frekuensi makan masih tetap normal yaitu dua hingga tiga kali sehari.
Selain mendapatkan bantuan sosial PKH, Nek Ifah dan keluarga juga mendapatkan bantuan kesehatan berupa kartu BPJS gratis sehingga BPJS ini membantu mereka dalam pengobatan di puskesmas setempat dan kontrol kesehatan setiap satu bulan sekali kesehatan Nek Ifah dan kakek Kasnan. Tidak hanya bantuan kesehatan, Nek Ifah juga pernah mendapatkan bantuan bedah rumah pada tahun 2019 sehingga rumahnya kini sudah layak tinggal.
Kondisi RumahÂ
Kondisi lingkungan sekitar rumah Nek Ifah terbilang sepi dan tenang walaupun di kelilingi rumah tetangga yang saling berdekatan namun jauh dari kebisingan jalan raya. Rumah yang Nek Ifah tempatkan merupakan rumah dengan kepemilikan sendiri dengan luas sekitar 10 x 18 meter persegi. Rumah ini pernah mendapatkan bedah rumah pada tahun 2019 sehingga banyak renovasi yang sudah di lakukan. seperti yang awalnya dinding rumah kayu sekarang sudah berdinding tembok, atap rumahnya seng dan lantainya menggunakan plester semen. Rumah Nek Ifah ini terdiri dari lima ruangan yaitu tiga kamar tidur, ruang tamu, dan WC. Â Â
Sumber air minum di rumah Nek Ifah berasal dari air hujan yang ditampung di tempayan belakang rumah dan di masak untuk di minum. Sementara untuk mandi dan mencuci, mereka menggunakan air PDAM. Nek Ifah memiliki WC pribadi dengan Septi Tank di belakang rumah nya.
Untuk memasak, Nek Ifah menggunakan gas elpiji 3 kg yang biasa dibeli seminggu sekali seharga Rp. 22.000. Penerangan rumah Nek Ifah ini menggunakan lampu listrik dengan daya 900 Watt bersubsidi. Tagihan listrik dan PDAM dibantu oleh ketiga anak-anaknya secara bergantian. Â Nek Ifah memiliki sepeda motor sebagai kendaraan yang biasa di gunakan oleh anak anak nya untuk berbagai aktivitas keseharian mereka. Nek Ifah juga memiliki beberapa barang elektronik di rumahnya seperti TV, kulkas, dan handphone untuk berkomunikasi.Â
Harapan Keluarga
Selama menerima bantuan sosial dari pemerintah PKH ini, Nek Ifah mengaku belum pernah merasa adanya kesulitan dalam menerimanya karena selalu lancar setiap waktunya dan karena program PKH ini lah memberikan akses terhadap layanan yang sebelumnya sulit dijangkau seperti yang awalnya keluarga Nek Ifah ini sulit dalam layanan kesehatan karena keterbatasan finansial, namun dengan adanya PKH ini membantu untuk mengajukan BPJS gratis sehingga Bu Latifa tidak harus mengeluarkan uang lagi untuk berobat.Â
Dampak Program Bantuan Sosial ini tidak hanya memberikan bantuan finansial, tetapi juga membuka pintu akses bagi mereka yang sebelumnya sulit untuk mendapatkan layanan-layanan penting tersebut. Untuk harapan kedepan dari Nek Ifah mengenai program pemerintah PKH yang di terimanya ini, beliau berharap untuk kedepannya program ini lancar dan terus berjalan karena dengan adanya bantuan ini Nek Ifah tidak lagi terlalu khawatir tentang bagaimana akan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan agar tidak membebani ketiga anaknya tersebut karena merasa cukup membantu untuk menunjang kebutuhan sehari-hari dirinya dan suaminya. Melalui program ini, Nek Ifah dan keluarga merasa didukung oleh pemerintah  serta memiliki harapan yang lebih besar untuk masa depan yang lebih baik dan kehidupan yang layak.
Wawancara mendalam dan observasi dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2024
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI