Mohon tunggu...
Putri indriani
Putri indriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Tanjungpura

Mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Di Balik Layar Bantuan Sosial: Kisah Perjalanan Keluarga Ibu Latifa di Pontianak Kota

8 April 2024   12:15 Diperbarui: 8 April 2024   12:22 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keluarga Ibu Latifa, seorang wanita lansia yang berusia 65 tahun, tinggal di Kecamatan Pontianak Kota, tepatnya di jalan Prof Dr. Hamka. Ibu Latifa adalah seorang ibu rumah tangga yang kesehariannya berada dirumah dan suaminya, Pak Kasnan, berusia 68 tahun dan sudah tidak bekerja, sebelum nya pak kasnan ini bekerja sebagai buruh tukang yang dibayar gaji setiap seminggu sekali namun Pak Kasnan tidak bisa melanjutkan lagi pekerjaan nya karena faktor usia yang sudah tidak memungkin kan beliau untuk bekerja sebagai buruh tukang.

Di rumah nya ini, Bu Latifa tinggal bersama suami, anak, dan cucu-cucu nya yang dimana terdapat 3 kartu keluarga yang berbeda di dalam rumah nya karena 3 anak nya yang sudah berkeluarga masih tinggal bersama nya. Keseharian keluarga Bu Latifa, Bu latifa ini melakukan berbagai pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan rumah, memasak, mencuci piring, dan mencuci pakaian. Walaupun tinggal bersama anak-anak nya, beliau mengaku sudah terbiasa melakukan pekerjaan rumah tersebut sehingga beliau tetap melakukannya. 

Karena sudah tidak memiliki pendapatan tetap, Kebutuhan sehari-hari Bu Latifa hanya memanfaatkan bantuan sosial dari pemerintah dan dibantu oleh anak-anaknya yang sudah berkeluarga ini, anak-anak nya sendiri bekerja hanya sebagai buruh harian lepas sehingga hanya bisa membantu sedikit untuk orang tua nya untuk biaya makan sehari-hari dan biaya tagihan listrik dan PDAM.

Sejak tahun 2023, Ibu Latifa menerima bantuan sosial dari Program Keluarga Harapan (PKH) melalui Pak RT. Bantuan ini berupa sembako dan uang senilai Rp600.000 yang diterimanya setiap dua bulan sekali. Bantuan ini sangat membantu bagi Ibu Latifa dan keluarga, karena mereka tidak memiliki pendapatan tetap. Kebutuhan sehari-hari keluarga Ibu Latifa mencapai sekitar Rp50.000 untuk kebutuhan dapur nya. Biaya ini biasanya diperoleh dari anak anaknya. Namun dengan adanya PKH, Ibu Latifa merasa sangat terbantu dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. 

Rumah yang Bu latifa tempatkan merupakan rumah dengan kepemilikan sendiri dengan luas sekitar 10 meter x 18 meter. Rumah ini pernah mendapatkan bedah rumah pada tahun 2019 sehingga banyak renovasi yang sudah di lakukan. seperti yang awal nya dinding rumah nya hanya kayu sekarang sudah berdinding tembok, atap rumah nya seng dan lantai nya menggunakan plester semen. Rumah Ibu Latifa ini terdiri dari lima ruangan yaitu tiga kamar tidur, ruang tamu, dan WC.   

Sumber air minum di rumah Bu Latifa berasal dari air hujan yang ditampung di tempayan belakang rumah dan di masak untuk di minum. Sementara untuk mandi dan mencuci, mereka menggunakan air PDAM. Keluarga Ibu Latifa memiliki WC pribadi dengan Septi Tank di belakang rumah nya. Untuk memasak, Ibu Latifa menggunakan gas elpiji 3 kg yang biasa dibeli seminggu sekali seharga Rp. 22.000. Penerangan rumah Bu Latifa ini menggunakan lampu listrik dengan daya 900 Watt bersubsidi. Tagihan listrik dan PDAM dibantu oleh ketiga anak-anaknya secara bergantian. 

Ibu Latifa memiliki sepeda motor sebagai kendaraan yang biasa di gunakan oleh anak anak nya untuk berbagai aktivitas keseharian mereka. Ibu Latifa juga memiliki beberapa barang elektronik di rumahnya seperti TV, kulkas, dan handphone untuk berkomunikasi. Untuk kebutuhan berobat, Ibu Latifa dan keluarga mengandalkan Puskesmas setempat dengan memanfaatkan layanan BPJS gratis dari pemerintah sehingga tidak perlu membayar setiap bulan nya untuk akses berobat di puskesmas terdekat. 

Selama menerima bantuan sosial dari pemerintah PKH ini, Bu latifa mengaku belum pernah merasa adanya kesulitan dalam menerima nya karena selalu lancar setiap waktu nya dan karena program PKH ini lah memberikan akses terhadap layanan yang sebelumnya sulit dijangkau seperti yang awalnya keluarga Bu Latifa ini sulit dalam layanan kesehatan karena keterbatasan finansial, namun dengan adanya PKH ini membantu untuk mengajukan BPJS gratis sehingga Bu Latifa tidak harus mengeluarkan uang lagi untuk berobat. 

Dampak Program Bantuan Sosial ini tidak hanya memberikan bantuan finansial, tetapi juga membuka pintu akses bagi mereka yang sebelumnya sulit untuk mendapatkan layanan-layanan penting tersebut. Untuk harapan kedepan dari Bu Latifa mengenai program pemerintah PKH yang di terima nya ini, beliau berharap untuk kedepannya program ini lancar dan terus berjalan karena dengan adanya bantuan ini, Bu Latifa tidak lagi terlalu khawatir tentang bagaimana akan memenuhi kebutuhan sehari-hari.dan agar tidak membebani ketiga anak nya tersebut. 

Karena merasa cukup membantu untuk menunjang kebutuhan sehari-hari keluarga nya. Melalui program ini, Bu Latifa dan keluarga merasa didukung oleh pemerintah dan masyarakat serta memiliki harapan yang lebih besar untuk masa depan yang lebih baik. Bu Latifa sendiri merasa bersyukur atas adanya bantuan ini dan berharap dapat memanfaatkannya sebaik mungkin untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun