Modul Nusantara yaitu Refleksi. Kegiatan refleksi tersebut dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2024 dengan diikuti 25 orang mahasiswa dari berbagai daerah yang tergabung dalam Kelompok 19 atau bisa disebut Kelompok Kujang dan dengan didampingi oleh Dosen Pembimbing juga Liaison Officer (LO). Kegiatan ini dilaksanakan dengan menonton Cerita Rakyat Jawa Barat secara bersama di Laboratorium PPKn Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Melalui kegiatan ini mahasiswa diharapkan dapat mengambil pesan moral dari kisah nusantara yang telah mereka saksikan.
Mahasiswa  program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) batch 4 Inbound Universitas pendidikan Indonesia (UPI) mengikuti salah satu kategori kegiatanAgar tercipta suasana yang ideal dan menyenangkan, maka Dosen Pembimbing bersama Liaison Officer (LO) menggunakan metode kegiatan yang sekiranya efektif untuk diterapkan. Adapun metode yang digunakan agar kegiatan refleksi ini dapat berjalan dengan lancar yakni menggunakan metode Video Based Learning dalam menayangkan film, VCT Analisis Nilai saat mahasiswa menganalisis moral value yang disampaikan film tersebut, serta menggunakan metode Peta Konsep/Mind Mapping, yang mana setelah dilaksanakannya kegiatan mahasiswa diminta untuk menuangkan ide, pikiran atau pandangannya kedalam sebuah peta konsep atau mind mapping.
Mengapa harus Cerita Rakyat? Cerita rakyat merupakan warisan budaya yang sarat dengan nilai-nilai moral dan ajaran kehidupan. Nilai-nilai moral inilah yang kita ambil sebagai pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat 3 cerita rakyat yang ditayangkan dalam kegiatan ini yakni Legenda Sang Penunggu Bulan, Nyi Roro Kidul, dan Sangkuriang, ketiga cerita tersebut merupakan kisah legendaris Jawa Barat yang mengandung banyak pesan moral.
Dalam cerita rakyat yang berjudul Legenda Sang Penunggu Bulan, yang menceritakan tentang Nyai Anteh, seorang gadis cantik yang tinggal di kerajaan Pakuan. Ia diusir dari istana oleh Putri Endahwarni karena kecantikannya yang membuat sang putri iri. Nyai Anteh kemudian tinggal di bulan, ditemani kucing kesayangannya, Candramawati. Ia rindu keluarganya dan berusaha menyediakan kain untuk membuat tangga pulang, tetapi tenunannya selalu rusak. Kini, saat bulan Purnama, orang dapat melihat bayangannya yang dikirimkan ke bulan. Pesan moral yang terkandung dalam cerita ini adalah ketika pertemanan antara nyai Anteh dengan Sang putri dihadapkan pada sebuah konflik, Nyai Anteh tetap setia pada Sang putri dan berusaha menghindari masalah yang akan datang lebih rumit demi kebaikan hubungan pertemanan mereka. Hal ini dapat kita jadikan sebagai cerminan dalam menjalin pertemanan dalam kehidupan sehari-hari.
Cerita rakyat yang kedua berjudul Nyi Roro Kidul. Cerita ini mengisahkan tentang Putri Kandita, seorang putri cantik dan bijaksana yang menjadi calon pewaris takhta kerajaan. Namun, ia dikutuk oleh para selir dan anak-anak raja lainnya untuk menderita penyakit kusta. Putri Kandita kemudian melarikan diri ke pantai selatan dan menjadi penguasa laut dengan nama Nyi Roro Kidul. Cerita ini memiliki banyak pesan moral, diantaranya janganlah iri hati dan berbuat jahat kepada orang lain, karena akan mendatangkan akibat buruk bagi diri sendiri dan orang lain. Jangan menilai orang dari penampilan luarnya saja, karena kecantikan dan kebaikan hati tidak ditentukan oleh kulit atau wajah. Jangan menyerah dan putus asa, artinya kita harus tetap tabah dan sabar dalam menghadapi berbagai rintangan dalam menghadapi cobaan hidup, karena ada hikmah dan tujuan di balik setiap peristiwa.
Kemudian cerita rakyat yang ketiga yaitu berjudul Sangkuriang: Asal-usul Tangkuban Perahu. Pesan moral yang dapat ditarik yaitu jangan ingkar terhadap janji. Patuh terhadap janji yang dibuat tergambar dari tindakan Dayang Sumbi yang akhirnya menepati akan menikah dengan Tumang. Pada cerita ini, tokoh Dayang Sumbi juga memiliki karakter yang konsisten. Pesan moral berikutnya yaitu jangan berbuat curang dan tidak jujur. Hal ini dialami oleh Sangkuriang yang tidak memenuhi syarat yang diminta oleh Dayang Sumbi sebelum mereka menikah. Akibatnya, Sangkuriang mengalami petaka karena mengambil jalan alternatif yang tidak dapat dimaklumi. Dayang Sumbi juga memiliki sifat yang tidak sombong. Meski berparas rupawan, sosoknya tetap rendah diri dan ramah kepada orang di sekitarnya.
Cerita rakyat Jawa Barat bukan hanya sekedar kisah untuk hiburan, tetapi juga sumber pelajaran yang kaya akan nilai-nilai moral. Seperti dalam cerita Legenda Sang Penunggu Bulan yang mengajarkan kita untuk setia pada pasangan dan memperlihatkan ketulusan dalam pertemanan. Selain itu, dalam cerita Nyi Roro Kidul mengajarkan kita untuk jangan iri hati dan berbuat jahat kepada orang lain. Sedangkan dalam cerita Sangkuriang mengajarkan kita untuk jangan berbuat curang dan tidak jujur.
Selain cerita rakyat legendaris Jawa Barat, ada banyak kisah nusantara lainnya yang bisa dikulik pesan moralnya. Untuk itu, kita perlu mengetahui, memahami dan menghargai kisah nusantara ini agar memperkuat identitas budaya dan menerapkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan kita sehari-hari.
Penulis: Mahasiswa PMM 4 Inbound UPI Bandung:
- Kanza Diva Amalya (Universitas Tadulako)
- Fithra Risyah Anggitha (Universitas Mataram)
- Renfita (Universitas Tanjungpura)
- Efremnia Yosefina De Ancieta Kelen (Universitas Nusa Cendana)
- Maharani Angelika Elshadai Rori (Universitas Negeri Manado)
- Annisa Mairanda (Universitas Negeri Padang)
Editor: Putri Minda. C
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H