Medan - Tidak terasa Bulan Ramadhan 2025 akan segera tiba, perkiraan 1 Maret 2025 menuju Ramadhan. Maka musabah diri kunci kebangkitan spiritual di Ramadhan 2025 membawa kesempatan emas bagi umat Islam untuk memperbarui komitmen spiritual dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT.
Meskipun waktu yang tergolong panjang 73 hari, bukan waktu yang singkat untuk memperbaiki diri. faktor lingkungan dan tuntukan keseharian dikehidupan membuat seseorang sulit untuk musabah diri karna terlalu nyaman di zona aman. Namun, sebelum menyambut bulan suci ini, kita harus melakukan musabah diri yang tulus dan mendalam agar mendapatkan manfaat dibulan yang penuh berkah.
Musabah diri merupakan konsep penting dalam Islam yang membantu individu memperbaiki diri dan meningkatkan kesadaran spiritual. Istilah ini berasal dari kata Arab "sabaha" () yang berarti "mengakui kesalahan" atau "mengakui dosa". Adapun definisi Musabah diri adalah proses introspeksi dan evaluasi diri untuk mengenali kesalahan, kelemahan, dan kekurangan, serta memperbaiki diri. Dalam Islam, musabah diri diartikan sebagai pengakuan kesalahan dan memohon ampun kepada Allah SWT.
Ada beberapa pendapat para ahli tentang musabah diri, seperti:
1.Ibnu Taimiyah: Musabah diri menurut Ibnu Taimiyah adalah proses introspeksi untuk mengenali kesalahan, kelemahan dan kekurangan. Berikut beberapa poin penting mengenai musabah diri menurut Ibnu Taimiyah:
Konsep Dasar Musabah Diri
a.Suluk: Ibnu Taimiyah mendefinisikan suluk sebagai jalan yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, berupa itikad, ibadah dan akhlak.
b.Kewajiban: Musabah diri dianggap sebagai kewajiban setiap mukmin untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kesadaran spiritual.
2.Dr. Yusuf Al-Qaradawi: Dr. Yusuf Al-Qaradawi mendefinisikan musabah diri sebagai proses introspeksi untuk mengenali kesalahan, kelemahan dan kekurangan.
Hal ini bertujuan untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kesadaran spiritual. Namun perlu diingat bahwa memperbaiki diri juga harus tau penyebab utama kesalahan itu seperti menganalisis penyebab kesalahan dan memulai kehidupan baru yang lebih positif. Ramadhan bukan hanya tentang puasa dan ibadah ritual, tetapi juga tentang transformasi diri.
Musabah diri memungkinkan kita memahami diri sendiri lebih baik, mengakui kesalahan, dan berkomitmen untuk memperbaiki diri. Ini adalah langkah awal menuju kebangkitan spiritual yang sebenarnya. Generasi sekarang menghadapi tantangan unik dalam kehidupan modern. Teknologi yang berkembang pesat, informasi yang melimpah, dan tekanan sosial membuat mereka rentan terhadap stres, kecemasan, dan keraguan.
Oleh karena itu, musabah diri menjadi konsep penting untuk membantu Generasi sekarang memahami diri sendiri dan meningkatkan kesadaran spiritual. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman, (QS Ar-Ra'd: 11).
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللهِ إِنَّ اللهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Artinya: "Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia" (QS Ar-Ra'd: 11).
Ayat ini menekankan pentingnya perubahan diri sebagai syarat untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan. Menurut tafsir Kemenag, surat Ar-Rad ayat 11 menjelaskan tentang kekuasaan Allah SWT yang Maha Mengetahui. Tidak saja mengetahui sesuatu yang tersembunyi di malam hari dan yang tampak di siang hari, Allah SWT, melalui para malaikat-Nya, juga mengawasi dengan cermat dan teliti.
Bagi manusia, ada malaikat-malaikat yang selalu menjaga dan mengawasi-Nya secara bergiliran, dari depan dan belakang. Mereka menjaga dan mengawasinya atas perintah Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT yang Maha Kuasa tidak akan mengubah keadaan suatu umat dari suatu kondisi ke kondisi yang lain, sebelum mereka mengubah keadaan diri mengenai sikap mental dan pemikiran mereka sendiri.
Dan jika, andaikata, Allah SWT menghendaki keburukan terhadap suatu kaum -dan ini adalah hal yang mustahil bagi Allah- maka tak ada kekuatan apa pun yang dapat menolaknya dan tidak ada yang dapat menjadi pelindung bagi mereka selain Dia.
Musabah diri juga memungkinkan kita memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Dengan mengakui kesalahan dan memohon ampun, kita dapat memperoleh keampunan dan rahmat-Nya. Ini adalah beberapa solusi untuk pemula musabah diri, seperti:
1.Mengakui kesalahan anda yakni penyesalan dimulai dengan mengakui kesalahan dan kelemahan. Kita harus jujur pada diri sendiri dan mengakui kesalahan yang telah kita perbuat. Ini adalah langkah pertama menuju transformasi diri. Dengan mengakui kesalahan, kita bisa mendapatkan ampunan dan rahmat Allah SWT.
2.Buat rencana perubahan. Artinya setelah mengakui kesalahan, anda perlu membuat rencana perubahan. Artinya anda harus meninggalkan kesalahan masa lalu dan bersiap membangun masa depan yang lebih baik. Perlu menetapkan tujuan dan strategi untuk mencapainya
3.Membangun Komitmen yakni musabah diri harus diikuti dengan komitmen perbaikan diri. Kita harus meninggalkan kesalahan masa lalu dan berkomitmen untuk membangun masa depan yang lebih baik. Artinya bersiap menghadapi tantangan dan kesulitan dengan penuh kesabaran dan rasa syukur.
Oleh karena itu, untuk menyambut Bulan Ramadhan 2025 maka senantiasa kita harus meninggalkan perbuatan buruk dan selalu dengan ikhlas beribadah, akui kesalahan pada diri sendiri, perbaiki kesalahan diri, dan berusaha menjadi orang yang lebih baik. Dengan cara ini kita dapat mencapai kebangkitan spiritual sejati dan mencapai kebahagiaan yang abadi
Penulis: Putri Imelda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H