Mohon tunggu...
Putri hidayatul fitri
Putri hidayatul fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Traveling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menumbuhkan Kreativitas dan Pemahaman melalui Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri

24 Mei 2024   16:48 Diperbarui: 24 Mei 2024   17:11 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Model umumnya digunakan untuk menjelaskan hasil pengamatan dan evaluasi yang dilakukan dari berbagai sistem. Kata "model" secara harafiah berarti "bentuk". Sedangkan menurut Agus Suprijono, model adalah gambaran akurat dari sebuah langkah nyata yang memungkinkan seseorang atau sekelompok individu mencoba bertindak sesuai dengan model tersebut.[ Agus Suprijo, Model-Model pembelajaran (Jakarta: Gramedia Pustaka Jaya, 2011), 45]


Pembelajaran merupakan sebuah proses komunikasi dua arah dimana siswa melaksanakan proses pembelajaran dan guru menjalankan peran mengajar sebagai pendidik. Tujuan, bahan, teknik, pendekatan, fasilitas pembelajaran, dan sumber daya yang akan diusulkan sesuai dengan perencanaan, semuanya tercakup dalam pelaksanaan pembelajaran. Proses memfasilitasi perubahan perilaku positif pada anak melalui interaksi dengan lingkungan sekitar dikenal dengan istilah implementasi atau pembelajaran.


Model pembelajaran adalah objek, entitas, atau representasi benda, atau gagasan berdasarkan kondisi dan fenomena alam. Sedangkan model pembelajaran diartikan sebagai keseluruhan bahan ajar yang disajikan oleh guru, meliputi seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik sebelum maupun sesudah pembelajaran serta sumber-sumber terkait yang  dimanfaatkan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Menurut Syaodih, "model pembelajaran merupakan sebuah sistem yang mendeskripsikan sebuah tahap merinci dan menciptakan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa." Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual berupa pola proses terstruktur yang dibangun menurut teori dan dimanfaatkan untuk menyelenggarakan proses belajar mengajar.[ Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013) , 89.] Jadi model pembelajaran adalah kerangka atau pembungkus strategi, metode, atau teknik pembelajaran tertentu. 

Tujuan latihan yang dilakukan guru selama pembelajaran akan diperjelas melalui model dan prosedur pembelajaran.
Di sisi lain, kata inkuiri berasal dari kata kerja inquire, yang artinya keterlibatan atau partisipasi dalam proses mengajukan pertanyaan, mengumpulkan data, dan melakukan penelitian. Lebih lanjut, tujuannya adalah memberikan siswa sarana untuk mengembangkan kemampuan kognitif yang dihubungkan dengan tahap berfikir intropeksi. Jika tujuan sebuah pendidikan adalah untuk memampukan masyarakat berpikir, maka strategi untuk mengembangkan kapasitas ini harus dikembangkan.


Inkuiri memandang siswa sebagai subjek belajar karena menitikberatkan penekanan pada jumlah maksimum tindakan siswa untuk menyelidiki dan menemukan. Siswa berperan serta dalam proses pembelajaran dengan membantu memahami inti materi pelajaran selain menjadi penerima pelajaran melalui penjelasan lisan guru. Tujuan pembelajaran inkuiri adalah untuk membantu siswa menjadi pemikir yang lebih metodis, logis, dan kritis, atau untuk membantu mereka meningkatkan kapasitas intelektual mereka sebagai hasil dari proses mental. Dalam pendekatan ini, mempelajari bagaimana memanfaatkan potensi diri sama pentingnya dengan menguasai materi.


Wina Sanjaya mendefinisikan inkuiri sebagai serangkaian latihan pendidikan yang menonjolkan penggunaan pemikiran kritis dan analitis untuk mencari solusi terhadap tantangan yang diberikan. Guru dan siswa biasanya terlibat dalam sesi tanya jawab untuk memfasilitasi proses berpikir. Model pembelajaran ini kadang-kadang disebut sebagai teknik heuristik; kata "heuristik" merupakan kata Yunani "heuriskein", artinya "Saya menemukan". Pembelajaran inkuiri didasarkan pada gagasan bahwa manusia telah didorong untuk belajar sendiri sejak mereka pertama kali dilahirkan. Sejak dilahirkan, manusia secara alami memiliki rasa ingin tahu terhadap lingkungan sekitar. 

Orang-orang ingin mempelajari segala sesuatu melalui indra perasa, pendengaran, dan penglihatan sejak mereka masih kecil. Rasa ingin tahu manusia terus tumbuh seiring dengan penggunaan akal dan otak hingga dewasa. Pengetahuan manusia akan mempunyai arti (makna) apabila bersumber dari rasa ingin tahunya. Inilah konteks di mana model inkuiri diciptakan.[ Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Beriorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta Kencana, 2009, hlm, 196] Guru dan siswa biasanya terlibat dalam sesi tanya jawab untuk memfasilitasi proses berpikir. Proses pengumpulan data untuk membangkitkan rasa ingin tahu dihubungkan dengan model inkuiri dan mendorong pengembangan keterampilan pemecahan masalah yang kreatif pada siswa. Sementara itu, Saiful menyatakan bahwa metode inkuiri dapat diringkas sebagai berikut: yaitu suatu model pembelajaran yang bertujuan untuk menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah kepada siswa yang dijadikan sebagai subjek belajar, sehingga menjadikan siswa untuk belajar lebih mandiri dan menumbuhkan kreativitasnya dalam pemecahan masalah selama proses pembelajaran.[ Saiful Sagala, Op Cit, hlm 196]


Sanjaya menyatakan "Model inkuiri merupakan model pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban suatu permasalahan yang dipertanyakan," yaitu dengan menyebutkan beberapa hal yang menjadi unsur kunci pembelajaran inkuiri. Pertama, inkuiri menetapkan siswa sebagai subjek belajar dengan menekankan upaya maksimal siswa untuk menyelidiki dan menemukan. Siswa berpartisipasi dalam proses pembelajaran dengan tidak hanya menerima pengajaran dari gurunya secara lisan, tetapi juga dengan membantu memahami konsep-konsep inti yang tercakup dalam kursus. Kedua, dimaksudkan dengan menyuruh siswa mencari dan menemukan sendiri benda yang dimaksud, maka segala aktivitas yang dilakukannya akan membantu mereka mengembangkan pola pikir percaya diri. Karena sebagian besar kegiatan pembelajaran melibatkan guru dan siswa bertukar pertanyaan dan jawaban, prasyarat utama untuk melakukan inkuiri adalah kemahiran guru dalam menggunakan strategi bertanya. Ketiga, karena tujuan inkuiri adalah untuk menumbuhkan pengembangan kapasitas intelektual sebagai salah satu komponen proses mental, maka siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis inkuiri tidak hanya harus memahami materi, tetapi juga memahami bagaimana memanfaatkan potensi yang dimilikinya.


Metode pengajaran siswa untuk melihat dan menjelaskan kejadian-kejadian aneh dikenal dengan pembelajaran berbasis inkuiri. Desain pembelajaran inkuiri memungkinkan siswa dengan cepat dan langsung menerapkan metode ilmiah melalui praktik. Peningkatan pemahaman ilmiah, peningkatan produktivitas, peningkatan kreativitas, dan peningkatan keterampilan pengumpulan dan analisis informasi merupakan hasil yang mungkin dicapai dari pembelajaran berbasis inkuiri.


"Pembelajaran yang mempersiapkan anak untuk melakukan percobaannya sendiri; dalam arti luas, ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbol-simbol dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang terjadi. ditemukan dengan apa yang ditemukan orang lain" demikianlah gambaran model pembelajaran inkuiri.


Menurut definisi yang diberikan di atas, inkuiri adalah "suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh informasi yang dapat memecahkan suatu masalah, dimana siswa terlibat secara mental dan fisik dalam memecahkan masalah yang diberikan oleh guru." Dengan bantuan paradigma pembelajaran ini, siswa dapat belajar bagaimana melihat dan menjelaskan kejadian-kejadian aneh. Dengan gaya belajar ini, siswa didorong untuk menyusun pengetahuan dan mengembangkan ide-idenya dengan cara yang mirip dengan ilmuwan. Tujuan utama pembelajaran berbasis inkuiri adalah untuk mendukung siswa dalam pengembangan kemampuan berpikir kritis serta kemampuan lain seperti kemampuan mengajukan pertanyaan dan menggunakan rasa ingin tahu untuk menemukan jawaban. Siswa berpartisipasi baik secara fisik maupun intelektual dalam memecahkan tantangan yang diberikan guru selama pembelajaran berbasis inkuiri. Siswa akan terbiasa bersikap seperti teliti, rajin/ulet, obyektif/jujur, sopan dengan sudut pandang orang lain, dan ilmuwan ilmiah yang kreatif dengan cara tersebut.


Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa, Tujuan utama inkuiri adalah untuk mendukung siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan lainnya seperti kemampuan bertanya dan menggunakan rasa ingin tahu untuk menemukan jawaban. Siswa berpartisipasi baik secara fisik maupun intelektual dalam memecahkan tantangan yang diberikan guru selama pembelajaran berbasis inkuiri. Siswa akan terbiasa berperilaku seperti teliti, tekun/ulet, obyektif/jujur, sopan terhadap sudut pandang orang lain, dan ilmuwan kreatif seperti itu. Tanggung jawab utama guru adalah memilih masalah yang harus diselesaikan sendiri oleh kelas. Tugas guru selanjutnya adalah memberikan siswa bahan-bahan yang mereka butuhkan untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu pengarahan dan pengawasan guru sangat penting bagi siswa.

B.Jenis-jenis model pembelajaran inkuiri
Model inkuiri hanyalah salah satu dari beberapa strategi pembelajaran yang mungkin dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa. Model inkuiri adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang dirancang untuk sepenuhnya melibatkan seluruh kapasitas siswa untuk melakukan eksplorasi dan penyelidikan yang metodis, kritis, logis, dan analitis sehingga mereka dapat dengan percaya diri menetapkan kesimpulan mereka sendiri. Memaksimalkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, mengarahkan suatu kegiatan secara rasional dan metodis menuju tujuan pembelajaran, dan membantu siswa memperoleh pola pikir percaya diri terhadap informasi yang ditawarkan selama proses inkuiri merupakan tiga sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri.


Guru harus memodifikasi model pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan kelas. Pemanfaatan model pembelajaran dipengaruhi oleh jumlah anak. Ketika memilih model dan teknik pembelajaran, tujuan pembelajaran berfungsi sebagai pedoman yang tidak tergoyahkan. Guru harus menetapkan tujuan terukur yang mudah dipahami dan diukur. Hal ini memudahkan pendidik dalam menentukan model pembelajaran yang akan digunakan untuk mendukung siswa menuju tujuan yang telah ditetapkan.[ Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2011), 73]
Berdasarkan tingkat intervensi guru terhadap siswa atau jumlah arahan yang diberikan guru, inkuiri dipisahkan menjadi tiga kategori. Inkuiri terbimbing, inkuiri bebas, dan inkuiri bebas yang dimodifikasi adalah tiga kategori pendekatan inkuiri. Penjelasan masing-masing diberikan di bawah ini:


a.)Inkuiri Terbimbing (guided inquiry approach)
Dalam inkuiri terbimbing, dimana guru memimpin kelas melalui tugas dengan mengajukan pertanyaan pembuka yang memicu perdebatan. Guru berpartisipasi aktif dalam mengidentifikasi masalah dan tahapan penyelesaiannya. Inkuiri terbimbing digunakan pada anak-anak yang kurang memiliki keahlian dalam pembelajaran berbasis inkuiri. Pembelajaran berbasis inkuiri lebih berkonsentrasi pada pedoman dan petunjuk yang diberikan oleh guru agar siswa dapat memahami materi pelajaran yang diajarkan. Tugas-tugas yang berhubungan dengan penyelidikan ini akan diselesaikan oleh siswa secara individu atau kelompok, memberikan mereka kesempatan untuk berlatih pemecahan masalah dan mengambil kesimpulan sendiri.
Pada hakikatnya siswa akan memperoleh bantuan pada saat mereka memerlukannya proses pembelajaran. Guru memberikan banyak arahan kepada siswa pada tahap awal, kemudian memberikan lebih sedikit arahan pada tahap selanjutnya agar siswa dapat menyelesaikan proses penyelidikannya sendiri. Pertanyaan dan percakapan multiarah dapat digunakan sebagai semacam nasihat untuk membantu siswa memahami ide-ide yang dibahas dalam kelas matematika. Lembar kerja siswa terstruktur juga dapat digunakan untuk memberikan panduan. Untuk mengetahui instruksi apa yang dibutuhkan dan diberikan oleh siswa, guru harus mengawasi kelompok diskusi di mana siswanya terlibat selama proses pembelajaran.


b.)Inkuiri Bebas (free inquiry approach)
Pada umumnya inkuiri ini di gunakan bagi siswa yang telah berpengalaman belajar dengan inkuiri. Siswa yang terlibat dalam penyelidikan bebas bertindak seolah-olah mereka adalah ilmuwan. Siswa diperbolehkan memilih topik mana yang akan diteliti, menemukan dan menyelesaikan masalahnya sendiri, dan membuat proses atau tahapan penting. Guru hanya memberikan sedikit, jika ada, nasihat selama proses ini. Karena bergantung pada bagaimana mereka membangun respons mereka sendiri, siswa dapat menyelesaikan pertanyaan terbuka dan memiliki berbagai solusi potensial terhadap kesulitan---inilah salah satu manfaat belajar dengan metode ini. Selain itu, ada kemungkinan bahwa siswa akan menemukan pendekatan dan jawaban baru terhadap masalah yang diselidiki, atau yang belum pernah terpikirkan oleh orang lain. Sementara itu, pembelajaran dengan pendekatan ini mempunyai beberapa kelemahan, seperti:
Menemukan sesuatu yang membutuhkan waktu cukup lama, sehingga membutuhkan waktu lebih lama dari waktu yang diberikan dalam kurikulum.
Siswa dapat memilih mata pelajaran yang tidak termasuk dalam lingkup kurikulum karena mereka diperbolehkan memilih masalah yang ingin mereka kaji.
Karena setiap kelompok atau siswa mungkin mengerjakan topik yang berbeda, guru mungkin memerlukan waktu beberapa saat untuk meninjau tugas siswa.
Karena kelompok atau individu yang berbeda membahas permasalahan yang berbeda, kemungkinan besar kelompok atau individu lain tidak memahami tema yang dibahas oleh kelompok atau individu tertentu, sehingga dapat menyebabkan perdebatan berjalan berbeda dari yang direncanakan.


c.)  Inkuiri Bebas yang Dimodifikasikan ( modified free inquiry approach)
Investigasi semacam ini merupakan kombinasi atau penyesuaian dari dua jenis investigasi sebelumnya terbimbing dan bebas. Meskipun demikian, persoalan-persoalan yang akan dijadikan topik kajian tetap disediakan atau dipengaruhi oleh referensi kurikulum yang ada saat ini. Artinya, meskipun siswa yang belajar melalui inkuiri memperoleh masalah dari gurunya untuk dipecahkan sambil tetap mendapat bimbingan, mereka tidak dapat memilih atau menentukan sendiri masalah mana yang akan diteliti. Namun nasihat yang diberikan tidak terstruktur dan tidak mengarah pada penyelidikan yang terarah. Dengan inkuiri seperti ini, pengajar hanya memberikan sedikit nasihat dengan harapan siswa mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Namun apabila siswa tidak mampu mengatasi masalahnya, bantuan dapat diberikan secara tidak langsung melalui pembicaraan dengan siswa di kelompok lain atau dengan memberikan contoh berkaitan dengan permasalahan yang mereka hadapi.
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa model inkuiri ada tiga kategori, yang dibedakan berdasarkan derajat intervensi instruktur atau arahan yang diberikan kepada siswa. Ada tiga jenis penyelidikan yang berbeda: penyelidikan bebas yang dimodifikasi, penyelidikan gratis, dan penyelidikan terbimbing.


C.Prinsip-prinsip model pembelajaran inkuiri
Berikut prinsip-prinsip penerapan model pembelajaran inkuiri:[ Surya, Darma, Strategi Pembelajaran dan Pemilihanya. Jakarta: Ditjen PMPTK]
a.berfokus pada pertumbuhan intelektual Pengembangan keterampilan berpikir adalah tujuan utama dari strategi inkuiri. Oleh karena itu, teknik pembelajaran ini menitikberatkan pada proses belajar dan hasil belajar.
b.Asas Interaksi Pada hakikatnya pembelajaran adalah suatu proses interaksi, baik antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan guru, bahkan antara siswa dengan lingkungannya. Memandang pembelajaran sebagai suatu proses interaksi berarti memandang pengajar lebih sebagai pengatur interaksi atau lingkungan dibandingkan sebagai sumber pengetahuan.
c.Prinsip Bertanya Untuk menerapkan taktik ini, tanggung jawab guru adalah mengajukan pertanyaan. Karena menjawab setiap pertanyaan secara akurat pada hakikatnya merupakan salah satu komponen proses berpikir anak. Oleh karena itu, sangat penting bagi guru untuk dapat mengajukan pertanyaan pada setiap tahap penyelidikan.
d.Pokok-pokok Perolehan Keterampilan Berpikir Pembelajaran adalah proses berpikir (learning how to think), yaitu pengembangan seluruh kemampuan otak, bukan sekedar mengingat fakta. Cara terbaik untuk memanfaatkan otak Anda sebaik-baiknya adalah dengan belajar berpikir.
e.Pembelajaran Prinsip Keterbukaan yang menawarkan banyak pilihan sebagai teori yang perlu divalidasi dianggap pembelajaran bermakna. Merupakan tanggung jawab pengajar untuk menciptakan lingkungan di mana siswa dapat merumuskan teori dan secara bebas menunjukkan kebenaran pernyataan mereka.
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa prinsip-prinsip model inkuiri meliputi: berorientasi pada pengembangan intelektual, interaksi proses pembelajaran, bertanya peran guru, belajar untuk berfikir dan keterbukaan pembelajaran.

D.Tujuan model pembelajaran inkuiri
Tujuan penggunaan model inkuiri dalam pendidikan adalah untuk menumbuhkan pemikiran sistematis, logis, dan kritis, atau untuk menumbuhkan kapasitas intelektual sebagai komponen proses berpikir. Oleh karena itu, dalam pendekatan inkuiri, siswa diharapkan belajar bagaimana memanfaatkan kelebihan yang dimilikinya sebaik-baiknya di samping menguasai materi pelajaran.[ Wina Sanjaya, Loc, Cit.,]
Penjelasan di atas memperjelas bahwa model inkuiri merupakan salah satu jenis strategi pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Berikut persiapan model pembelajaran Inkuiri  yaitu:
Siswa menerima pengenalan dari guru tentang cara mendaftar dan menggunakan portal pembelajaran di rumah. agar siswa dapat memahami dan memanfaatkan rumah belajar secara efektif.
Guru memilih mata pelajaran dari isi sumber belajar yang pembelajarannya dapat dipadukan dengan pendekatan pembelajaran berbasis inkuiri.
Guru menciptakan rangsangan untuk disampaikan kepada kelas guna memulai proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran isi dari sumber belajar yang telah disesuaikan dengan kekhususan mata pelajaran atau bahan pelajaran yang memerlukan pengembangan dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Guru memastikan beragam materi pendidikan yang dapat diakses di sekolah untuk digunakan siswa dalam melakukan latihan pengumpulan data, yang berfungsi sebagai dasar untuk mengembangkan kesimpulan. Guru dapat memberikan stimulus tersebut dengan menggunakan bahan sumber belajar, yang dapat berupa media katalog atau informasi yang telah dikemas untuk memenuhi kebutuhan guru. Instruktur dapat mencari sumber lain yang memenuhi tujuan pembelajaran jika konten yang ditemukan di rumah pembelajaran tidak mencukupi untuk memenuhi tuntutan mereka dalam menciptakan stimulus.
Guru membuat daftar sumber daya TIK (laptop, LCD, dll.) yang tersedia di sekolah dan dapat digunakan untuk pengajaran.
Rencana pembelajaran menggabungkan integrasi langkah-langkah atau sintaksis model pembelajaran penemuan inkuiri oleh guru.
Ketiga derajat kemampuan kognitif tersebut digabungkan oleh guru untuk membentuk kelompok siswa (rendah, sedang, dan tinggi).[ Andamsari,"Rencana model pembelajaran Discovery-Inquiry lerning ".et. al" . (Jakarta
kementrian pendidikan dan kebudayaan pusat teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dan
kebudayaan,2018),16-17]


Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan model inkuiri merupakan salah satu jenis pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa karena pembelajaran inkuiri merupakan proses membangun kapasitas intelektual sebagai bagian dari proses mental atau kemampuan berpikir secara metodis, logis, dan kritis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun