Putri Hernisa
202210420311232
PSIK E
Kehidupan modern telah menuntut manusia untuk hidup dengan baik, tak jarang juga menimbulkan persaingan baik itu fisik, mental, emosional, material, maupun spiritual. Dalam memenuhi kebutuhan seringkali dihadapkan dengan berbagai macam rintangan dan hambatan yang mengakibatkan seseorang mengalami tekanan jiwa berupa stress. Setiap manusia dalam bentuk tertentu dalam kadar ringan atau berat dan dalam jangka pendek atau panjang pasti pernah mengalaminya. Walaupun orang dengan latar belakang berada sekalipun akan atau pernah mengalami yang namanya stress. Selain itu stress juga tidak memandang usia, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, sampai lanjut usia pasti merasakan stress.
Setiap orang yang mengalami stress dalam kehidupannya diakibatkan oleh banyak faktor yang berbeda dan bagaimana cara mengelola atau manajemen stress. Stress berasal dari bahasa Latin strictus dan bahasa Prancis etrace. Stress merupakan pengalaman subjektif yang didasarkan pada persepsi seseorang terhadap situasi yang sedang dihadapi. Stress berkaitan dengan kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan yang suatu individu inginkan. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, ada 2 pengertian stress pertama gangguan atau kekacauan mental dan emosional, dan yang kedua adalah tekanan.
Jadi dapat disimpulkan stress merupakan suatu respons fisologis ataupun perilaku terhadap "stressor" hal yang dipandang sebagai penyebab ancaman, gangguan keseimbangan, baik internal maupun eksternal. Stress bersifat subjektif sesuai persepsi orang yang memandangnya. Dalam arti lain sesuatu yang mencekam bagi seseorang belum tentu memiliki persepsi sama bagi orang lain. Ada 3 sumber utama bagi stress, yaitu lingkungan, fisiologis, dan pikiran kita. Stress sering dihubungkan dengan kehidupan modern seperti sekarang yang bisa menyebabkan berbagai macam gangguan stress. Dalam hal positif stress dapat mengirim stimulus untuk pekembangan dan pertumbuhan.
Namun jika terlalu banyak stress dapat menimbulkan gangguan-gangguan seperti, penyesuaian yang buruk, penyakit fisik, dan ketidakmampuan untuk mengatasi. Penyebab stress bisa disebabkan bidang mana saja seperti pekerjaan yang berat, hubungan yang kurang baik dengan orang lain, atau tugas mahasiswa yang menumpuk. Salah satu stress yang sering dialami masyarakat adalah stress kerja. Stress merupakan aspek umum pengalaman pekerjaan, yang paling sering terungkap diakibatkan oleh ketidakpuasan kerja yang menimbulkan emosi yang meningkat, frustasi, dan kejengkelan. Respon yang lain seperti kejenuhan dan rasa bosan, kelelahan, kepenatan, tidak berdaya, tidak ada harapan, kurang gairah, dan suasana jiwa depresi (Kaswan, 2015: 247).
Mungkin masih banyak pemimpin kurang atau bahkan tidak memeperhatikan karyawan yang mengalami stress dengan tingkat stress yang berbeda-beda mulai dari yang rendah hingga menengah. Tingkat stress rendah maupun menengah jika berlangsung lama dapat menurunkan kinerja karyawan. Ada peristiwa tertentu yang menimbulkan stress bagi seseorang, namun bagi orang lain bisa jadi hal tersebut merupakan peristiwa yang biasa saja dan dapat diatasi dengan baik. Stressor yang sama dapat dipersepsi secara berbeda, yaitu dapat diartikan peristiwa yang positif dan tidak berbahaya, atau menjadi peristiwa yang negative dan mengancam. Dalam hal ini persepsi yang membedakannya, bagaimana setiap orang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya.
Maka dari itu manusia harus mengelola atau menajemen stress pada dirinya sendiri. Kemampuan mengelola atau manajemen stress sangatlah penting, apabila manusia tidak dapat mengelola stressnya akan berdampak pada kesehatan fisik, mental, maupun emosionalnya. Manajemen stress adalah kemampuan untuk mengendalikan diri ketika situasi , orang di sekitar, dan peristiwa yang memberi tuntutan berlebihan. Beberapa ahli menjelaskan bahwa manajemen stress adalah suatu kemampuan dalam menggunakan sumber daya manusia secara efektif untuk bisa mengelola dan juga mengatasi gangguan serta kekacauan mental serta emosional yang terjadi karena adanya respon atau anggapan. Tujuan dari manajemen stress adalah menjaga keseimbangan hidup agar dapat membangun hubungan yang harmonis dengan keluarga maupun lingkungan sosial.
Setiap orang memiliki manajemen stress yang berbeda-beda. Ada banyak teknik manajemen stress yang bisa dilakukan secara mandiri. Agama dan keberagaman merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi manajemen stress. Kesehatan mental dan spiritulitas memiliki hubungan erat yaitu upaya yang seseorang lakukan guna mendapatkan atau mengembalikan kondisi masalah kejiwaan yang dialami  agar kembali pulih seperti keadaan semula. Kehidupan manusia di dunia tidak bisa dilepaskan dengan agama. Agama memiliki peran kuat dalam mempengaruhi kehidupan manusia, agama mengatur tata cara peribadahan manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa, hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan, sebagai bagian dari mahluk-mahluk yang diciptakan Tuhan.
Agama adalah pedoman hidup bagi manusia yang memberikan petunjuk berbagai aspek kehidupan. Â Agama merupakan sekumpulan aturan yang mampu membimbing manusia ke jalan yang benar. Manusia mempunyai kewajiban untuk beribadah kepada Tuhan sebagai umat yang beragama. Dengan mengamalkan ajaran-ajaran agama berarti manusia telah berusaha menemukan jati dirinya dan mengenali identitasnya sebagai mahluk yang menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Setiap agama memiliki aturan-aturan yang harus ditaati umatnya. Tiap-tiap agama memiliki cara yang berbeda dalam beribadah kepada Tuhan-Nya, namun tujuan kita sama yaitu meng-Esakan Tuhan.