Mohon tunggu...
Putri Haryanti
Putri Haryanti Mohon Tunggu... Desainer - Fairy Dust

Creative Storytelling | Traveling | Cultural Exploration

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

K-Pop dan K-Drama: Dari Motivasi hingga Mentor Tak Terduga dalam Belajar Bahasa Korea

31 Januari 2025   18:57 Diperbarui: 31 Januari 2025   18:57 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konser BTS Yet To Come (Sumber: Google)

Ada yang bilang, jika ingin memperpanjang usia, kita harus memiliki minat atau hobi yang bisa menyemangati hidup. Saya setuju dengan pernyataan itu.

Hari-hari yang berat dan penuh kepenatan mungkin menjadi alasan beberapa orang menjadikan K-Pop sebagai pelarian. Saya salah satunya. 

Semuanya bermula pada tahun 2019, di saat saya merasa kehilangan motivasi dan tidak memiliki ketertarikan terhadap apa pun. Hari itu, seperti biasa, saya pulang kerja dengan KRL. Karena sudah malam, keadaan kereta cukup lengang, tidak banyak suara atau hiruk-pikuk. Saat sedang melamun, memperhatikan orang-orang di gerbong kanan dan kiri, tiba-tiba sebuah lagu terputar secara acak di telinga saya---"Make It Right." Baru setelah melihat layar Spotify di ponsel, saya menyadari bahwa lagu itu dinyanyikan oleh BTS feat. Lauv.

Lagu dengan lirik campuran bahasa Korea dan Inggris itu langsung menarik perhatian saya. Bukan hanya karena aransemennya yang nyaman didengar, tetapi juga liriknya: 

"I can make it better, I can hold you tighter, I can make it right.
'Cause you were the reason that I survived."

Membaca ulang liriknya dan mengartikannya, saya merasa seperti ada lagu yang mampu memberi pelukan hangat secara tak kasat mata. Dalam sisa perjalanan pulang, saya pun mulai mendengarkan lagu-lagu BTS lainnya, sambil sesekali membaca liriknya.

Sesampainya di rumah, hal pertama yang saya lakukan adalah mencari tahu lebih banyak tentang BTS. Sebelumnya, saya memang pernah mendengar nama mereka---teman saya bahkan pernah menjadikannya sebagai bahan skripsi. Namun, mencari tahu dengan rasa penasaran sendiri ternyata jauh lebih menyenangkan. Sejak saat itu, saya mulai lebih dalam mengenal K-Pop, dan tanpa saya sadari, hal itu menjadi sesuatu yang menyemangati hidup saya.

Penelitian saya sebagai "baby ARMY" pun dimulai (sebutan bagi mereka yang baru menjadi penggemar BTS). Seperti kebanyakan baby ARMY lainnya, saya menelusuri music video, video performance, best moments, hingga video-video lucu mereka adalah "Jalan ninja" saya untuk menghafal nama dan wajah seluruh personelnya.

Bagi pecinta drama Korea, mengenali wajah para aktor mungkin bukan hal yang sulit. Lagipula, saya sendiri sudah menikmati drama Korea sejak SMA. Namun, terjun ke dunia Idol K-Pop untuk pertama kalinya menghadirkan tantangan baru---anehnya, justru itulah yang membuatnya semakin menyenangkan

Kegiatan di waktu senggang saya pun bertambah sejak mengenal tujuh lelaki asal Korea itu, dan kebiasaan ini terus berlanjut selama beberapa bulan. Namun, tak lama setelahnya, tahun 2020 datang membawa pandemi, dan saya yakin kita semua sempat kehilangan arah.

Di tengah masa sulit itu, BTS menghadirkan banyak konten menarik seperti RUN BTS dan BTS In The Soop. Berkat mereka, pandemi terasa tidak seburuk yang saya bayangkan. Hingga akhirnya, saya terpikir untuk belajar bahasa Korea. Motivasi saya sederhana: setidaknya saya ingin memahami slang dan jokes mereka yang sering kali tidak tertulis dalam subtitle.

Semangat saya untuk belajar bahasa Korea pun semakin meningkat. Dari menggunakan Duolingo hingga mendaftar kursus online, saya mulai menapaki perjalanan baru. Awalnya, saya hanya mengenal kata-kata dasar seperti "annyeonghaseyo" dan "kamsahamnida". Namun, seiring waktu, saya akhirnya bisa membaca tulisan Hangul---meski masih terbata-bata.

Pada 2022, saya akhirnya mendapat kesempatan untuk solo trip ke Korea dan menonton konser BTS  pertama saya di sana. Itu menjadi pengalaman yang luar biasa dan memberi saya pelajaran baru. Pengaruh K-Pop, yang sudah begitu besar dalam hidup saya, ternyata memberikan dampak positif yang tak terduga. Banyak frasa, kata, dan slang yang tanpa sadar saya pahami, ditambah dengan sedikit pemahaman saya tentang huruf Hangul, yang sangat membantu saya di sana.

Saya bisa membaca tulisan di bus, metro, dan bahkan beberapa menu di restoran Korea yang menggunakan Hangul. Semua itu membuat saya merasa lebih percaya diri dan mampu bertahan, meski bahasa Korea saya masih terbatas. Rasanya, perjalanan ini membuktikan bahwa sedikit usaha untuk belajar bisa membuka banyak peluang dan memberikan pengalaman yang luar biasa.

Dan meski perjalanan saya baru dimulai, saya tahu bahwa bahasa Korea dan K-Pop akan terus menjadi bagian penting dalam hidup saya, membawa saya ke dunia yang lebih luas dan penuh warna.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun