Menjelajahi Negeri Sakura, tentu tidak afdol kalau tidak berburu kulinernya. Siapa yang tidak suka dengan makanan Jepang? Mulai dari sushi, sashimi, udon, katsu, yakiniku, tempura, omakase, wagyu, hingga snack dan dessert-nya, semuanya layak untuk dicoba.
Ekspektasi saya sangat tinggi ketika saya mengunjungi Jepang. Omongan orang-orang tentang makanan Jepang yang tidak pernah mengecewakan membuat saya semakin penasaran. Saya sendiri ingin membuktikan mengapa orang-orang selalu ingin berwisata ke Jepang lagi dan lagi. Setelah merasakannya sendiri, saya hanya bisa bilang, makanan di Jepang hanya ada dua tipe: enak dan enak banget!
Petualangan berburu kuliner saya berawal dari Osaka
Mendarat di Osaka dengan suasana hujan dan didukung oleh dinginnya udara khas November, saya pun merasa perlu mencari hidangan untuk menghangatkan tubuh. Akhirnya, saya memutuskan untuk menikmati ramen.
Dotonbori adalah tujuan makan malam saya. Melihat antrian panjang di setiap kedai ramen, saya memilih kedai dengan antrian yang tidak begitu ramai. Setelah melihat beberapa review di internet, saya tahu bahwa ramen di Ramen Shitenno Dotonbori ini adalah salah satu rekomendasi yang patut dicoba. Kedai kecil khas Jepang ini hanya bisa diisi oleh beberapa orang, yang membuat suasananya terasa lebih hangat.
Restoran ini menyajikan berbagai varian ramen, seperti shio ramen, shoyu ramen, dan miso ramen. Saya dan teman-teman memutuskan untuk memilih menu ramen yang berbeda. Porsi ramen di sini cukup besar, dengan perpaduan kuah kaldu khas yang dimasak berjam-jam dan mie lurus kenyal yang membuat ramen semakin sempurna. Tekstur mienya pun pas, tidak terlalu lembek ataupun keras.
Di Jepang, setiap restoran biasanya menyediakan minuman gratis seperti air putih atau ocha yang bisa di-refill berkali-kali. Harga satu mangkuk ramen mulai dari 800 hingga 1,200, tergantung pada varian dan tambahan topping.
Ramen Shintenno ini merupakan pilihat tepat untuk mengisi menu makan pertama saya di Jepang, selain rasnya masih otentik, kualitasnya terjaga dan lokasinya pun sangat strategis.
Surga Street Food di Osaka
Setelah mengisi perut dengan menu utama, tujuan saya berikutnya adalah menjelajahi Dotonbori sekaligus berburu street food Jepang. Pusat wisata kuliner di jantung kota Osaka ini terkenal dengan jajanan kaki lima (street food) yang sangat seru. Tidak hanya menawarkan makanan yang sudah pasti lezat, tetapi juga pengalaman budaya kuliner yang meriah, dengan lampu-lampu neon dan stand makanan yang desainnya luar biasa di sepanjang jalan. Berikut adalah beberapa jajanan yang saya coba:
Tanghulu dan mochi strawberry:
Dilihat dari kejauhan, toko ini sangat ramai dan menarik. Toko ini menjual berbagai jenis olahan stroberi, mulai dari tanghulu stroberi. Salah satu jajanan yang tidak boleh dilewatkan adalah Tanghulu, yang merupakan buah yang dilapisi gula keras. Biasanya, buah yang digunakan adalah stroberi atau apel, yang disiram dengan gula panas dan dibiarkan mengeras, memberikan rasa manis dan tekstur yang sangat renyah. Sensasi pertama gigitan sangat memuaskan karena perpaduan antara manisnya gula dan segarnya buah yang digunakan
Selain Tanghulu, saya juga mencoba Mochi Strawberry. Mochi adalah kue ketan Jepang yang kenyal, dan di Dotonbori, saya menemukan mochi yang diisi dengan stroberi segar dan kacang merah di dalamnya. Kombinasi antara rasa asam manis stroberi dan kenyalnya mochi memberikan pengalaman rasa yang menyegarkan dan unik.
Takoyaki:
Bola-bola adonan tepung berisi potongan gurita yang digoreng dengan cetakan khusus ini tentu sudah tidak asing lagi, Harus saya akui, makan takoyaki di negara asalnya memang berbeda. Selain karena ukuran dan isinannya yang lebih besar. Takoyaki disajikan dengan saus takoyaki dan mayones, serta taburan bonito flakes (katsuobushi) dan aonori (rumput laut). Tekstur yang crispy di luar dan lembut di dalam membuat hidangan ini lebih menarik.
Sarapan khas warlok Tokyo
Di hari kedua, saya berpindah tempat menggunakan bus malam dari Osaka ke Tokyo. Coba menyatu dengan warga lokal, saya memilih untuk sarapan di Matsuya Ueno, yang terletak di pusat kota Tokyo, tepatnya di kawasan Ueno. Restoran cepat saji ini sangat kecil dan hanya memiliki  beberapa kursi untuk makan di tempat. Meskipun modern, restoran ini tetap mempertahankan sentuhan tradisional Jepang, memberikan kesan yang intim dan hangat.
Kebanyakan restoran di Jepang sudah menerapkan sistem contactless, yaitu kita bisa memesan menu melalui mesin saja. Selain itu, pelayanan di Matsuya Ueno sangat efisien, dengan proses dan penyajian yang sangat cepat. Dengan harga yang relatif murah dibandingkan restoran lainnya, yaitu sekitar 500 hingga 1,000 untuk satu porsi, kedai ini menyajikan paket menu lengkap, mulai dari pilihan menu seafood hingga daging.
Matsuya Ueno adalah pilihan tepat bagi mereka yang mencari hidangan Jepang yang cepat, enak, dan terjangkau. Dengan menu paket lengkap yang terdiri dari gyudon, sup, salad, sosis, nori, dan telur, menu ini menjadi pilihan ideal untuk sarapan cepat tanpa ribet.
Beefbowl Unik di Harajuku
Terletak di kawasan trendi Harajuku, Redrock menjadi pilihan makan malam saya selanjutnya. Berada di bawah tanah, mungkin saya tidak akan tahu restoran ini kalau bukan karena menonton vlog Jungkook dan Jimin BTS. Redrock menawarkan pengalaman kuliner dengan konsep gyudon atau beef bowl khas Jepang. Restoran ini memberikan rasa unik di tengah hiruk-pikuk kota Tokyo.
Sama seperti restoran lainnya, pemesanan di Redrock menggunakan mesin, lalu kita akan mendapatkan nomor untuk meja. Nasi yang disajikan dengan irisan daging sapi berwarna pink, dan di atasnya diletakkan telur setengah matang, sangatlah unik. Daging sapi yang dimasak dengan kualitas baik dan sangat segar memberikan rasa sempurna yang langsung meleleh di mulut. Meskipun tidak ada embel-embel mewah, dengan kisaran harga makanan di sini sekitar 600 hingga 1,200, makanan yang disajikan tetap rapi dan menggugah selera.
Makan di Redrock menjadi pengalaman kuliner yang unik dengan cita rasa otentik dan variasi topping yang menarik. Dengan harga yang terjangkau, kualitas yang baik, serta suasana yang nyaman, restoran ini menjadi tempat yang cocok untuk menikmati hidangan daging sapi yang unik dan lezat di pusat Tokyo.
Bento dan Sushi Kyoto
Hari terakhir saya di Jepang saya habiskan di Kyoto, dan saya memutuskan untuk makan bento untuk makan siang. Bento merupakan kotak makan khas Jepang yang berisi makanan lengkap dan terorganisir dengan rapih. Bento di Jepang memiliki ciri khas berbeda di setiap daerahnya karena terpengaruh oleh bahan-bahan lokal yang dimiliki tiap daerah, tradisi kuliner, serta cita rasa khas yang memengaruhi isi dan penyajiannya. Hal ini menjadikan bento tidak hanya sebagai makanan praktis, tetapi juga sarana untuk mencicipi keunikan kuliner lokal dari berbagai wilayah Jepang.
Saya berkesempatan mencoba bento Kansai, yaitu bento yang biasanya ada di daerah Kyoto, Osaka, dan Kobe. Ciri khas bento Kyoto sering kali menawarkan bahan-bahan tradisional seperti yuba (kulit tahu), acar Kyoto, dan sayuran lokal.Â
Saya mampir ke salah satu restoran sushi yang berada di Kyoto, di mana mereka menyajikan sushi dan sashimi, baik dalam porsi platten maupun satuan. Namun, saya tertarik dengan menu bento yang ada di sana. Berbekal penglihatan contoh menu di etalase toko, saya mengira tidak akan mampu menghabiskan bento ukuran normal sendirian, dan melihat menu untuk kids yang sepertinya bisa dimakan oleh orang dewasa. Dan benar saja, bento ukuran kids di Jepang ini setara dengan bento ukuran normal di Indonesia.
Isiannya pun lengkap, mulai dari udon, tempura, rice roll, sidedish, salad, hingga jus jeruk. Tidak ketinggalan pula puding sebagai dessert. Ketika makanan datang ke meja, saya dan teman-teman sempat terkagum dengan porsi makan anak-anak di Jepang. Saran saya, jika berkunjung ke Jepang, cobalah bento-bento dari berbagai daerah untuk menikmati cita rasa khas yang tidak akan Anda temukan di tempat lain.
Jadi, jika Anda merencanakan perjalanan ke Jepang, pastikan untuk memasukkan wisata kuliner dalam daftar wajib Anda.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI