Mohon tunggu...
Putri HarleyarNandar
Putri HarleyarNandar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya

Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya 2020 dengan jurusan Public Relations. Dalam dunia perkuliahan ilmu komunikasi, saya membuat campaign untuk Fresh Market Bintaro, Ramajee Lashes dan PT Indofood. Saya sangat tertarik untuk lebih banyak belajar lagi dalam bidang PR ini khususnya dalam bentuk kerjasama dengan brand, menjembatani komunikasi dengan brand, dan memiliki public speaking yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Definisi People Pleaser, Ciri-ciri Serta Dampak pada Diri Sendiri

27 Februari 2024   12:29 Diperbarui: 27 Februari 2024   17:50 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Mungkin kita pernah mendengar istilah "people pleaser," tetapi apa sebenarnya arti dari istilah tersebut? People pleaser merujuk pada seseorang yang cenderung sangat ingin menyenangkan orang lain, bahkan hingga pada tingkat yang berlebihan. Mereka selalu berusaha keras untuk memenuhi harapan dan keinginan orang di sekitarnya, terkadang bahkan mengorbankan kebutuhan dan kebahagiaan pribadi mereka. Mari kita telaah bersama apa ciri-ciri dan dampak yang mungkin dimiliki oleh para people pleaser ini.

Definisi People Pleaser

People pleaser adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada seseorang yang cenderung sangat ingin menyenangkan orang lain. Mereka memiliki kecenderungan untuk selalu berusaha keras memenuhi harapan, keinginan, dan ekspektasi orang di sekitarnya, bahkan jika itu berarti mengorbankan kebutuhan dan kebahagiaan pribadi mereka. Pada dasarnya, seorang people pleaser cenderung menempatkan prioritas kebahagiaan orang lain di atas kebahagiaan diri sendiri. Motivasi mereka seringkali berasal dari keinginan untuk disukai, diterima, atau dianggap baik oleh orang lain. Meskipun pada dasarnya ingin berbuat baik, perilaku ini dapat memiliki dampak yang kompleks pada kesejahteraan pribadi.

Ciri- Ciri People Pleaser

Ciri-ciri seorang people pleaser bisa melibatkan pola perilaku yang khas. Beberapa ciri tersebut antara lain:

1. Tidak Bisa Menolak: Seorang people pleaser sulit menolak permintaan orang lain, bahkan jika itu berarti memberikan komitmen yang melebihi kapasitas mereka.

2. Pentingkan Kebahagiaan Orang Lain: Mereka cenderung lebih fokus pada kebahagiaan dan kenyamanan orang lain daripada pada kebutuhan dan keinginan pribadi.

3. Tidak Bisa Mengekspresikan Pendapat: Kesulitan dalam menyatakan pendapat atau keinginan sendiri karena takut hal itu akan membuat orang lain tidak senang atau kecewa.

4. Cemas akan Penilaian Orang Lain: Khawatir terlalu banyak tentang bagaimana orang lain memandang mereka, sehingga melakukan segala sesuatu agar mendapatkan persetujuan.

5. Mengorbankan Diri Sendiri:  Bersedia mengorbankan waktu, energi, dan kebahagiaan pribadi untuk memenuhi harapan orang lain.

6. Berusaha Menciptakan Harmoni: Selalu berusaha untuk menjaga keharmonisan dan menghindari konflik, meskipun itu berarti menahan perasaan atau kebutuhan sendiri.

7. Kurangnya Batasan Pribadi: Sulit menetapkan batasan dan sering kali menemui kesulitan dalam mengatakan 'tidak' demi melindungi diri sendiri.

8. Rasa Bersalah Jika Menolak: Jika terpaksa menolak atau tidak dapat memenuhi permintaan, mereka merasa sangat bersalah dan khawatir tentang reaksi orang lain.

Perlu diingat bahwa ciri-ciri ini bisa bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, dan kebanyakan orang mungkin memiliki beberapa ciri people pleaser dalam diri mereka.

Dampak dari People Pleaser

Seorang people pleaser dapat mengalami sejumlah dampak yang mungkin berpengaruh pada kesejahteraan mental dan emosional mereka. Beberapa dampak umum dari perilaku people pleaser termasuk:

1. Ketidakpuasan Pribadi: Meskipun berusaha memenuhi harapan orang lain, seorang people pleaser mungkin merasa tidak puas karena kurangnya perhatian terhadap keinginan dan kebutuhan pribadi mereka sendiri.

 

2. Kekhawatiran Berlebihan: Merasa cemas atau khawatir terus-menerus tentang apa yang orang lain pikirkan tentang mereka atau takut membuat kesalahan yang dapat mengecewakan orang lain.

 

3. Kehilangan Identitas: Fokus yang berlebihan pada memenuhi harapan orang lain bisa membuat seseorang kehilangan identitasnya sendiri. Mereka mungkin kesulitan mengidentifikasi apa yang mereka inginkan atau butuhkan secara pribadi.

4. Ketidakseimbangan Hubungan: Hubungan interpersonal bisa menjadi tidak seimbang karena seorang people pleaser mungkin terlalu banyak memberikan tanpa mendapatkan balasan yang setara.

 

5. Kecemasan Sosial: Kesulitan berinteraksi dalam situasi sosial karena terlalu khawatir tentang bagaimana orang lain memandang mereka atau takut membuat kesalahan.

6. Ketidakmampuan Mengatasi Konflik: Kesulitan dalam mengatasi konflik karena takut hal itu akan merusak hubungan atau membuat orang lain tidak senang.

 

7. Kepuasan Kerja yang Rendah: Dalam konteks pekerjaan, seorang people pleaser mungkin menemui kesulitan untuk menetapkan batasan atau menyatakan pendapat, yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja.

8. Kesehatan Mental dan Emosional: Keseluruhan, perilaku people pleaser dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan mental dan emosional, termasuk stres, kecemasan, dan depresi.

Mengatasi kecenderungan sebagai seorang people pleaser dapat menjadi perjalanan yang bermanfaat untuk membangun keseimbangan dan kebahagiaan dalam kehidupan. Menemukan keseimbangan antara membantu orang lain dan merawat diri sendiri merupakan kunci untuk menciptakan hubungan yang sehat dan memuaskan. Selalu ingat, memiliki batasan dan menyatakan kebutuhan pribadi bukanlah tindakan egois, melainkan langkah yang penting untuk merawat kesejahteraan mental dan emosional kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun