3. Kehilangan Identitas: Fokus yang berlebihan pada memenuhi harapan orang lain bisa membuat seseorang kehilangan identitasnya sendiri. Mereka mungkin kesulitan mengidentifikasi apa yang mereka inginkan atau butuhkan secara pribadi.
4. Ketidakseimbangan Hubungan: Hubungan interpersonal bisa menjadi tidak seimbang karena seorang people pleaser mungkin terlalu banyak memberikan tanpa mendapatkan balasan yang setara.
Â
5. Kecemasan Sosial: Kesulitan berinteraksi dalam situasi sosial karena terlalu khawatir tentang bagaimana orang lain memandang mereka atau takut membuat kesalahan.
6. Ketidakmampuan Mengatasi Konflik: Kesulitan dalam mengatasi konflik karena takut hal itu akan merusak hubungan atau membuat orang lain tidak senang.
Â
7. Kepuasan Kerja yang Rendah: Dalam konteks pekerjaan, seorang people pleaser mungkin menemui kesulitan untuk menetapkan batasan atau menyatakan pendapat, yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja.
8. Kesehatan Mental dan Emosional: Keseluruhan, perilaku people pleaser dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan mental dan emosional, termasuk stres, kecemasan, dan depresi.
Mengatasi kecenderungan sebagai seorang people pleaser dapat menjadi perjalanan yang bermanfaat untuk membangun keseimbangan dan kebahagiaan dalam kehidupan. Menemukan keseimbangan antara membantu orang lain dan merawat diri sendiri merupakan kunci untuk menciptakan hubungan yang sehat dan memuaskan. Selalu ingat, memiliki batasan dan menyatakan kebutuhan pribadi bukanlah tindakan egois, melainkan langkah yang penting untuk merawat kesejahteraan mental dan emosional kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H