Mohon tunggu...
Putri Haezah Fahriah
Putri Haezah Fahriah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Literacy Enthusiasm

Pembaca yang mencoba menulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Suka Menyakiti Diri Sendiri, Waspada Self Destructive Behavior!

27 Januari 2022   13:46 Diperbarui: 28 Januari 2022   03:33 1484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi www.freepik.com

Pastinya kita pernah mendengar Self Harm dan Self Injury, apa yang kamu pikirkan tentang itu?

Mungkin yang ada di pikiranmu itu menyakiti diri sendiri juga melampiaskan rasa sakit dengan melukai diri sendiri. Bukan mengobati justru menambah luka. Begitu bukan?

Serupa dengan Self Harm dan Self Injury, Self Destructive ini merupakan upaya melakukan sesuatu yang pasti akan menyakiti diri sendiri, baik itu emosional atau fisik. Ada juga bentuk sabotase diri yang lebih halus. Kita mungkin tidak menyadari bahwa pernah melakukannya, setidaknya pada tingkat sadar.

Dilansir dari Healthline.com, bahwa melukai diri sendiri sering terjadi pada orang yang memiliki dan tidak memiliki diagnosis kesehatan mental. Itu bisa terjadi pada siapa saja dari segala usia, meskipun remaja dan dewasa muda lebih cenderung terlibat dalam cedera fisik.

Memang seperti apa perilaku Self Destructive?

  • Melukai diri sendiri, seperti memukul, melukai bagian tubuh, dan parahnya itu melakukan percobaan bunuh diri.
  • Menghina diri sendiri, bersikeras bahwa kamu tidak pintar, cakap, atau cukup menarik.
  • Mengubah diri sendiri untuk menyenangkan orang lain.
  • Mengonsumsi obat-obatan terlarang.

Frekuensi dan tingkat keparahan perilaku ini bervariasi dari orang ke orang. Untuk beberapa, mereka jarang dan ringan. Bagi yang lain, mereka sering dan berbahaya. Tapi hal ini selalu menimbulkan masalah seberapa kecil apa yang dilakukannya.

Self Destructive ini menyerang banyak remaja yang sedang mencari jati diri. Munculnya perilaku menyakiti diri sendiri karena sulit mengekspresikan emosi, sehingga menghukum diri sendiri menjadi jalan pintas melampiaskan yang dirasakannya.

Banyak hal yang bisa menjadi pemicu meningkatkan risiko para remaja melakukan Self Destructive, salah satunya adalah masalah sosial. Orang yang mengalami kesulitan hidup, masalah sosial, patah hati, trauma dan memicu tekanan batin. Selain itu, trauma psikologis yang dialami juga dapat meningkatkan perasaan rendah diri, kesepian, hampa, serta mati rasa.

Kalau Self Harm dan Self Injury  yang kita kenal ini umumnya dilakukan secara rahasia karena seringkali menutupi lukanya dengan pakaian atau perban. Sedangkan Self Destructive ini adalah upaya menghukum diri, karena jika tidak menyakiti diri, maka tidak akan ada hal buruk yang akan terjadi.

Self Destructive bukan hanya melukai fisik, namun mental juga. Seperti contoh yang sudah diberikan, dengan menghina diri sendiri karena merasa tidak mampu dan pantas sehingga semakin merasa berkecil hati dan mengasingkan diri.

Tujuan lain seseorang melakukan Self Destructive adalah sebagai cara mengekspresikan hal-hal yang tidak dapat mereka ceritakan. Karena ini sebagai cara meminta pertolongan dan menggambarkan perasaan menyakitkan di dalam diri.

Sebelum menulis ini, saya sempat membahas Self Destructive bersama teman dekat. Ternyata dari apa yang dialaminya mengejutkan.  Mereka merasa lega ketika sudah menyakiti dirinya sendiri lantaran merasa tidak ada yang memahaminya, hanya Self Destructive yang meredakan perasaannya saat itu.

Saya beri inisial A dan L, mereka pernah melakukan Self Destructive lantaran kondisi mental yang tidak stabil saat itu, sehingga mereka merasa candu ketika menyakiti dirinya tanpa sadar.

 "Gue punya beban pikiran yang sulit ditahan. Jadi, kalau ada masalah dan enggak ngelukain diri sendiri itu rasa sakitnya gak berkurang. Tapi,lega rasanya  kalau sudah melampiaskan rasa sakit ke fisik." Ujar L saat itu yang mengejutkan saya.

Saya bertanya, "Ketika kamu ngelakuin itu, apa timbul rasa penyesalan atau hanya lega yang kamu rasakan setelah melampiaskan rasa sakitmu?"

"Akhirnya aku sih nyesel, karena udah mukul barang sampai berdarah atau parahnya cutting. Saat ngelakuin sih gak sakit dan nyesel, tapi setelahnya baru sadar." Tutur A kepada saya.

Sedih rasanya kalau melihat orang sekitar melampiaskan rasa sakitnya dengan menyakiti diri sendiri. Karena tanpa sadar, rasa sakit dan kecewa yang dirasakan itu datangnya dari orang sekitar. Sehingga mereka enggan membagikan apa yang dirasakannya, khawatir akan mendapatkan jawaban yang diluar ekspetasi, atau bahkan jawaban yang membanding-bandingkan.

Secara fisik, seseorang akan tega melukai dirinya sendiri dengan memukul dirinya, menyayat tangan, membakar rambut, bahkan yang lebih parah mereka bisa bunuh diri.

Lalu bagaimana cara mengatasi Self Destructive?

Satu hal yang utama yaitu mengubah pola pikir. Pikiran sebelumnya yang merendahkan diri harus diubah menjadi apresiasi diri. Karena dari hal kecil yang dirasakan semakin timbul rasa ingin menyakiti diri sendiri sebagai pelampiasan. Alihkan menyakiti diri sendiri dengan hal yang bisa mengalihkannya, hal ini tergantung masing-masing orang.  

Mengatasi Self Destructive ini memang membutuhkan waktu untuk yang merasa candu melakukannya mungkin berat rasanya, tapi setidaknya kamu sudah mencegah untuk menyakiti diri sendiri. Ini yang paling penting.

Untuk kamu yang pernah terlibat dalam perilaku merusak diri sendiri, kamu mungkin menyesalinya. Kamu tidak harus hidup seperti ini, karena kamu pantas mendapatkan yang lebih baik.

Kamu dapat sepenuhnya pulih dari perilaku Self Destructive ini. Berapa lama waktu yang dibutuhkan tergantung pada frekuensi dan keparahan gejala. Apakah kamu memiliki kondisi lain, seperti depresi atau perilaku merusak diri yang spesifik dan apakah itu terkait dengan hal-hal seperti penyalahgunaan alkohol atau gangguan makan.

Pandangan kita tergantung pada keadaan pribadi kita. Kita tahu bahwa terapi dan pengobatan dapat efektif dalam mengobati berbagai gangguan kesehatan mental. Dokter akan dapat memberi gambaran umum tentang apa yang dapat kamu harapkan. Segerakan berkunjung ke ahlinya jika kamu merasa butuh pengobatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun