1. Kecantikan Atau Paras Wajah
   Secara general, kaum wanita lebih cenderung memperhatikan penampilannya dibandingkan kaum laki-laki. Alasannya adalah penampilan merupakan hal yang pertama kali langsung tersorot oleh pandangan, salah satu faktor yang menentukan penilaian diri mereka dari orang lain. Bukanlah suatu hal yang aneh jika permasalahan kecantikan menjadi salah satu sumber ketidakpercayaan diri terbesar dari kaum wanita. Sampai-sampai, kaum wanita tak jarang menjadi kritikus paling berpengaruh bagi dirinya sendiri. Oleh sebab itu, mengapa kaum wanita akan terus berjuang melakukan apapun untuk tampil lebih menawan.
  Tak jarang pula kaum wanita sampai melakukan langkah-langkah dari prosedur kecantikan yang cukup merogoh kocek dengan nilai yang fantastis dan menyakitkan, contohnya seperti sulam alis agar tidak lelah untuk menggambarnya setiap ingin keluar, tanam benang agar terlihat lebih tirus dan kencang, botox agar menghilangkan atau menyamarkan munculnya kerutan halus,  filler bibir agar terlihat lebih berisi, hingga yang lebih parah hingga melakukan operasi platik, demi meningkatkan kepercayaan dirinya. Yang mana hasil dari threatment tersebut belum tentu dapat diterima oleh orang sekitar. Kerap kali orang-orang yang melakukannya justru mendapatkan bullyan dari orang sekitar.lingkungannya. Oleh karena itu, penting halnya untuk mengingat bahwa pesona dari fisik itu bersifat sementara dan tidak permanen. Jadi, lebih baik fokus untuk mengembangkan kualitas dan kemampuan dari dalam diri saja.
2. Hubungan Asmara
   Dikenal dengan budaya timurnya, wanita Indonesia cenderung diajarkan untuk memendam perasaan cintanya dibandingkan harus berjuang dan menyatakan cinta. Bagi mereka wanita yang usdah lama tidak menjalin kasih aka merasa tidak dicintai. Berujung iri hati dan perilaku membanding-bandingkan kehidupannya, terobsesi hanya karena rasa iri.
3. Banyak Menghabiskan Waktu Di Media Sosial
   Menjadi tempat yang sering disalah gunakan dan berujung ajang pamer satu sama lain, yang nyatanya tak seindah realitanya. Seringkali kita juga merasa tertipu dengan gambar yang di upload karena telah melewati pengeditan yang sedemikian rupa sehingga tak menyerupai aslinya. Yang di upload juga hanya saat momen-momen bahagia saja dan membuat sebagian orang merasa tidak seberuntung mereka.
4. Kemampuan Intelektual
   Sebagian perempuan ragu dengan kemampuan yang mereka miliki dan enggan berkontribusi pada perbincangan intelektual. Takut tidak dapat memberikan kontribusi yang berharga dan memilih diam tidak terlibat sama sekali.
5. Pengalaman Buruk Dan Takut Penolakan
   Kejadian dalam hidup bisa memengaruhi suasana hati. Hingga 40 persen kebahagiaan berasal dari peristiwa yang baru saja dialami. Kegagalan serta penolakan bisa memberikan pukulan hebat yang menimbulkan rasa insecurity. Menurut buku Emotional First Aid: Healing Rejection, Guilt, Failure and Other Everyday Hurts, tertulis bahwa sebuah penolakan bisa memicu individu melihat diri sendiri dan orang lain ke arah yang lebih negatif.
6. Lingkungan
   Ternyata faktor lingkungan masuk kedalam kategori faktor yang memicu rasa insecure. Contohnya di dalam keluarga tak jarang ditemui orang tua yang membanding-bandingkan potensi yang dimiliki masing-masing anaknya. Niatnya mau memberi contoh yang baik, tetapi mengarah ke menjatuhkan. Selain lingkungan pertemanan juga bisa membuat kita merasa insecure misalnya dijadikan bahan lelucon, dibilang gendut, jelek, kurus, hitam, dan lainnya.
   Menurut buku psikologi Conquer Your Critical Inner Voice, terdapat istilah inner voice yang artinya suara batin yang terbentuk dari sebuah masa lalu yang pahit bisa berupa kekerasan fisik, bullying, dan verbal. Secara tidak sadar  ketika meranjak dewasa kita memiliki suara batin yang menjadi doktrin dan merusak diri sendiri. Menganggap kekurangan merupakan sebuah takdir buruk dan sebagai halangan buat kita.
7. Ketidakmampuan Individu
   Kesempurnaan itu fana, tak jarang dari public figure yang merasakan insecure, tapi berusaha menerimanya dan tetap berkarya. Penyebab insecurity adalah rasa ketidakmampuan seseorang menerima jati dirinya. Hanya fokus pada kekurangan, ternyata ada bakat dan skill yang terpendam.
Cara Mengatasi Insecure
Self Acceptance (Penerimaan Diri) dan Kenali Diri Sendiri
   Belajar untuk menerima diri dan ikhlas dengan apa yang telah dianugerahkan Tuhan. Contohnya bisa menanamkan good looking, just accept it. Merawat tubuh tanpa merubah kodrat, belajar make up, olahraga, dan mix and match pakaian agar terlihat lebih modis. Jika prestasi dibidang akademik kurang menonjol bisa dengan menyalurkan kegiatan yang worth it seperti belajar memasak, menggambar, bermain musik, bernyanyi, menari, dan lainnya. Membuat catatan atau hal positif agar tidak fokus dengan kekurangan yang dimiliki. Mulai menerima diri seperti berterima kasih pada diri sendiri.
Positive Vibes Only
   Tanpa disadari kita pernah berbicara dengan diri sendiri dan menilai kekurangan yang kita miliki "ih hitam, jelek, jerawatan, gendut hidup lagi". Kebiasaan ini bisa di ubah dengan memberi kata-kata yang positif. Bisa juga melakukan metode self talk seperti bergaul dengan lingkungan pertemanan yang positif agar menambah energi yang positif juga. Perlu diketahui setiap orang punya goals sendiri jadi, tidak perlu untuk repot-repot membandingkan diri karena didunia tidak ada yang sempurna cukup fokus pada semua mimpimu dan belajar mencintai diri sendiri. Jika diperlukan hal ini bisa dikonsultasikan dengan para terapis agar mendapat jalan keluar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H