Malam itu, Kami dibangunkan dan dibawa oleh guru serta kakak-kakak pembina di tengah malam yang gelap.
Dengan mata setengah mengantuk, kami dikumpulkan berbaris di dekat api unggun.Â
"Duh.. mataku masih 5 watt nie.." Kata Atik berbisik kepadaku
"Sama Tik.. Aku ngerasa baru tidur sebentar udah dibangunin, pusing nie kepalaku" Jawab Ana di depannya sambil menggerutu.
"Sstt... Diliatin Pak Basuki tuh" Kataku memperingatkan teman-teman, melihat Guru yang terkenal Killer itu mendekat.
Tak lama kemudian, kelompok dari masing-masing masing regu pun memulai misi jurit malam. Memecahkan beberapa clue dan kemudian mengumpulkan bendera. Siapa yang mengumpulkan bendera paling banyak, dengan waktu tercepat akan menjadi pemenang. Dan akan mendapatkan hadiah dari panitia.
Dengan berbekal kertas petunjuk dan senter di tangan, kami melewati beberapa titik sesuai dengan arahan pembina. Menyusuri malam yang pekat, langit tanpa bintang.
Kami berusaha mengusir perasaan takut, yang kadang menghantui di sela-sela langkah. Sambil menghalau nyamuk nakal yang beberapa kali berusaha menggigit tubuh kami. Tak ayal beberapa teman terdengar menepuk kesana kemari sambil bersungut-sungut.
Bulu kuduk saya sesekali berdiri ketika melewati area gelap tanpa penerangan cukup, hanya mengandalkan senter dan cahaya head lamp saja.
Rute pertama melewati kamar mandi wanita yang kabarnya angker.Â