Mohon tunggu...
Putri EkaSari
Putri EkaSari Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawati

Semoga menulis menjadikan amal shalih yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Serunya Berkemah ala Pramuka sebagai Pengenalan Alam untuk Anak-anak

14 Agustus 2024   23:58 Diperbarui: 6 November 2024   19:09 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam Pramuka.. Jaya.. Jaya.. Jaya

Begitulah salam atau yel-yel yang dahulu sering saya dan kawan-kawan gaungkan kala mengikuti Pramuka. Rasanya menyenangkan dan menggugah semangat.

Suatu ingatan paling seru yang selalu terlintas setiap tgl 14 Agustus yang diperingati sebagai hari Pramuka adalah ingatan berkemah, berpetualang di alam terbuka.

Sebagai seorang Pramuka, yang merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, atau Pemuda yang senang berkarya. 

Salah satu kegiatan yang memang identik dengan Pramuka adalah kegiatan berkemah. Seseorang bisa jadi belum disebut pramuka jika belum berkemah. 

Layaknya sayur tanpa garam. Berkemah wajib dilakukan oleh seorang Pramuka sejati.

Berkemah menjadi sebuah latihan, praktek langsung bagi anak-anak, untuk bisa survive (bertahan hidup) di alam terbuka dan mengenal lingkungan.

Kegiatan berkemah dalam Pramuka ini bertujuan untuk :

  • Meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab peserta.
  • Mendekatkan diri antar anggota Pramuka (menjalin persaudaraan).
  • Pengenalan dan mendekatkan diri dengan alam (tafakur alam), sehingga diharapkan peserta menjadi semakin mencintai alam.
  • Mengendalikan diri dan emosi, karena kadang saat berkemah tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan.
  • Sebagai sarana agar masing-masing peserta terampil, terutama menyelesaikan masalah. Baik secara individu maupun kelompok.

Kegiatan berkemah Pramuka pada Sekolah-sekolah di Jakarta umumnya dilakukan di hari Jumat-Sabtu, atau sering disebut Perjusa.  

Dengan lokasi terdekat dan favorite untuk berkemah, yang mudah dijangkau aksesnya adalah Bumi Perkemahan Cibubur, Jambore.

Sedangkan area perkemahan lainnya yang tak jauh dari Jakarta, yaitu Bumi perkemahan Sukamantri ataupun berkemah di sekitaran Gunung Halimun,Salak di daerah Bogor.

Area perkemahan biasanya merupakan lahan di tempat terbuka, yang teduh dikelilingi banyak pepohonan asri.     

Sebelum memulai berkemah, maka kita harus menyiapkan berbagai perlengkapan yang dibutuhkan. Berikut ini alat dan perlengkapan yang perlu dipersiapkan dan dibawa saat pergi berkemah atau camping, yaitu:

1. Tas gunung, volume disesuaikan dengan lamanya hari menginap.

2. Tenda dan matras (optional, karena beberapa lokasi area bumi perkemahan sudah menyediakan penyewaan tenda, sehingga tidak perlu repot membawa lagi).

3. Sleeping bag atau kantung tidur.

4. Perlengkapan dan bahan untuk memasak (Kompor portable, panci jika diperlukan). 

5. Kotak obat pribadi, termasuk Obat pengusir nyamuk, minyak kayu putih, dsb

6. Jaket atau jas ujan (jika diperlukan).

7. Senter dan Head lamp.

8. Sepatu dan pakaian yang nyaman.

9. Perlengkapan mandi, disertai plastik untuk baju kotor.

10. Snack pribadi dan baju ganti.

Setelah peralatan sudah lengkap, maka kita pun siap berangkat menuju area perkemahan yang telah di tentukan.

Sensasi berkemah terasa semakin seru, jika diawali dengan naik Tronton (mobil dengan Bak terbuka namun beratap, khas milik TNI). Di dalamnya, saya bersama teman-teman akan menikmati angin yang berhembus yang masuk ke dalam tronton. 

Diiringi dengan nyanyian lagu bersemangat yang dibawakan dengan gembira oleh teman-teman, menjadikan sebuah memori tak terlupakan.

Sesampainya di area perkemahan, tugas pertama yang harus dihadapi adalah mendirikan tenda masing-masing. Ini menjadi dasar keterampilan yang harus dimiliki seorang anggota pramuka, saat kegiatan berkemah.

Terkadang agak sulit bagi yang belum terbiasa . Karena diperlukan ketekunan dan kecermatan dalam mendirikan tenda agar bisa tegak berdiri, tidak mudah roboh. 

Foto pribadi-SMP Karakter Fitrah Insani mendirikan tenda di Perkemahan Gn. Halimun, Bogor
Foto pribadi-SMP Karakter Fitrah Insani mendirikan tenda di Perkemahan Gn. Halimun, Bogor
Saat mendirikan tenda, kita juga perlu mengantisipasi kemasukan binatang ke dalam tenda. Salah satu tips mendirikan tenda adalah tidak mendirikan tenda persis dibawah pohon (menghindari binatang yang kadang merambat pada pohon, misalnya ulat). Serta perlunya menaburkan garam atau kapur di sekeliling tenda, untuk menghindari masuknya binatang kecil misalnya semut.

Hal paling tersedih dan menjadi musuh yang tidak diharapkan ketika berkemah, adalah cuaca yang tiba-tiba berubah menjadi hujan. Sedangkan ketika mendirikan tenda kita kurang cermat, maka tenda bisa saja kemasukan air dari luar, bahkan runtuh diterpa air.

Kecermatan memang diperlukan, karena di tenda inilah tempat kita nantinya dapat beristirahat. Ngeriung, berkumpul bersama teman-teman dalam satu tenda.

Betapa seru dan hebohnya kala mengobrol bersama teman sekelompok dalam tenda. Terkadang bisa menyebabkan kita lupa tidur hingga lewat larut malam. 

Dan obrolan baru akan selesai jika ada guru yang berkeliling, mengecek ke tenda masing-masing muridnya.

Di malam hari sehabis makan malam, biasanya diadakan kegiatan mengelilingi api unggun. Beberapa diselingi dengan acara bebakaran, misalnya ayam, ikan, sosis, bakso ataupun sekedar bercerita antar kelompok. 

Puncak acara berkemah adalah eksplorasi jurit malam yang terkadang horor dan menegangkan. Panitia (guru) akan mengajak para peserta untuk menjelajah sekeliling tempat berkemah pada tengah malam yang gelap.

Peserta Pramuka akan diuji keberanian dan mentalnya pada sesi acara ini. Tujuannya agar Pramuka dapat memecahkan masalah dalam berbagai kondisi, tak terkecuali meski dalam keadaan kurang nyaman dan mengantuk.

Pengalaman jurit malam ini saya dapatkan di kala SMA. Saat saya dan teman-teman berkemah di area Buperta Cibubur, Jakarta.

Kami dibangunkan malam itu, dan dibawa oleh guru serta kakak-kakak pembina di tengah malam. 

Dengan berbekal kertas petunjuk, kami melewati beberapa titik sesuai dengan arahan pembina. Menyusuri malam yang pekat dan berusaha mengusir perasaan takut yang kadang menghantui di sela-sela langkah.

Bulu kuduk saya sesekali berdiri ketika melewati area gelap tanpa penerangan cukup, hanya mengandalkan senter dan cahaya head lamp saja. 

Hembusan angin diantara pepohonan tinggi nan lebat, yang bersebelahan dengan semak belukar, seolah berbisik di telinga, menambah seram rasanya. 

Udara dingin dan lembab malam terasa semakin mencekam, diiringi bunyi jangkrik dan serangga lainnya yang seolah bersahutan. Lolongan anjing pun menyapa lantang di kejauhan.

Kami menyusuri jejak, mengumpulkan bendera di beberapa titik tertentu, yang dilengkapi dengan memecahkan teka teki. Biasanya masing-masing kelompok peserta akan diberikan clue oleh pembina regu.

Sewaktu itu saya dan teman-teman menyusuri jalan gelap serupa kuburan dengan batu nisan dari kejauhan, entah itu adalah area pemakaman atau sekedar buatan, untuk uji nyali saja. 

Karena takut, kami serentak saling merapatkan diri satu sama lain. Berusaha menenangkan hati yang kebat kebit.

Sebab info dari beberapa teman-teman, acara jurit malam terkadang juga disertai dengan uji nyali terhadap hantu. Panitia akan menyiapkan 'stuntman' yang berperan sebagai pocong di titik tertentu.

Namun untungnya kala itu, pembina maupun guru-guru kami tidak ada yang menggunakan trik tersebut dalam jurit malam, tentu rasanya akan sangat menyeramkan bukan? Hiii...

Foto pribadi-Eksplorasi alam kala siang dan malam hari (Sanggar Senyum) Cikaniki-Gn Halimun, Bogor
Foto pribadi-Eksplorasi alam kala siang dan malam hari (Sanggar Senyum) Cikaniki-Gn Halimun, Bogor

Yang paling menyenangkan, pada beberapa sekolah alam ataupun wadah pecinta alam anak-anak. Peserta juga akan di ajak mengenali keindahan alam beserta berbagai keajaibannya, misalnya eksplorasi menemukan jamur yang dapat menyala di malam hari. 

Salah satunya adalah Mycena Chlorophus, jamur yang tudung (bagian atas yang menyerupai payung) dapat menghasilkan nyala dalam kegelapan. Fenomena langka ini dikenal dengan nama Bioluminescene, mahluk hidup yang dapat menghasilkan cahaya.

pikiranrakyat.com dan foto pribadi - Jamur menyala dalam gelap, Cikaniki-Gn Halimun, Bogor
pikiranrakyat.com dan foto pribadi - Jamur menyala dalam gelap, Cikaniki-Gn Halimun, Bogor

Tumbuhan ini merupakan tumbuhan endemik yang hanya ada di tempat tertentu. Beruntungnya anak-anak dapat menjumpai habitatnya di area Gunung Halimun Salak, Bogor. Tepatnya dikawasan konservasi dan penelitian, Cikaniki.

Salah satu tujuan menarik saat berkemah di kawasan Gn. Halimun Salak, Bogor yang masih asri adalah bisa sekalian berjalan-jalan melihat air terjun.  Menikmati kesegaran air alami langsung dari pegunungan.

Foto pribadi-SMP Fitrah Insani berkemah dan mengunjungi Curug Cibereum, Gn Halimun-Bogor
Foto pribadi-SMP Fitrah Insani berkemah dan mengunjungi Curug Cibereum, Gn Halimun-Bogor
Pengenalan berbagai hal selama berkemah ini semoga menjadi pengalaman berkesan dan kenangan yang menyenangkan bagi anak-anak. 

Serta menumbuhkan rasa syukur kepada Allah, sehingga anak-anak dapat menjaga kelestarian alam serta lingkungan disekitarnya. Karena kalau bukan kita siapa lagi? Jika bukan sekarang? Kapan lagi?

-Catatan, saya dan Ananda berkemah, dengan keseruan masing-masing-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun