Awal Ramadhan 2024 kali ini libur untuk para pekerja cukup terbilang lama, 4 hari. Adanya Cuti bersama hari Raya Nyepi membuat saya bisa lebih lama menghabiskan waktu dengan anak-anak. Maka tercetuslah ide, untuk ngabuburit asyik. Mencari cara untuk mengisi waktu agar puasa tidak terasa menjemukan.
Karena jam ibadah seperti mengaji, membaca al-qur’an tentu sudah dilakukan anak-anak. Jam selanjutnya terutama di jam-jam kronis untuk anak, biasanya selepas Ashar. Anak mulai merasa haus dan sangat lapar di jam tersebut, maka harus diisi kegiatan yang menyenangkan sehingga puasa tidak akan terasa. Di jam inilah biasanya anak cenderung tidur atau bahkan main games untuk mengalihkan laparnya. Dan sebagian orang tua pun menjadi khawatir, jika dilarang malah menjadi anak menjadi tantrum atau malas melanjutkan puasa yang terbilang hanya tinggal beberapa jam lagi.  Â
Berbekal rasa penasaran, berangkatlah saya dan anak-anak mencoba moda transportasi baru di Jakarta yaitu LRT Jabodebek di libur kali ini. Rasa penasaran mengalahkan mager (malas gerak) yang biasa terjadi di kala gerimis yang sebelumnya turun. Dan kamipun tetap berjalan dengan gembira dan bersemangat berangkat menuju stasiun LRT TMII.
Sebenarnya akomodasi ini tidak terlalu baru juga, karena LRT Jabodebek tanpa awak ini telah 6 bulan beroperasi. Maka setelah mendengar beberapa testimoni dari teman dan keluarga dekat, cek di youtube, serta melihat rute perjalanan via Google. Kami pun mengawali perjalanan dengan transportasi gratis Jakarta yaitu Jaklingko (angkutan umum Jakarta tak berbayar)
menuju Terminal Pinang Ranti. Lalu berganti kendaraan Jaklingko ke arah Taman Mini Square dan berjalan sedikit menuju stasiun LRT di sebrang kiri Mall Taman Mini Square. Â
Berdasarkan beberapa informasi dari Google. LRT Jabodebek mulai di operasikan 28 Agustus 2023, dan di awal terdapat promo tarif hingga 29 Februari 2024. Namun Maret 2024 promo tersebut tidak berlaku lagi. Kini tarif naik, namun tetap dihitung berdasarkan jarak kilometer yang di tempuh. Yaitu Rp. 5.000 untuk satu km pertema, dan selanjutnya Rp. 700.
Untuk perjalanan Harjamukti-Dukuh atas, kami menyiapkan saldo minimal Rp. 25.000 untuk sekali perjalanan. Karena tujuan kami adalah pulang lagi dengan LRT. Maka untuk PP (pulang pergi), kami menyediakan saldo sebesar Rp. 50.000. Selama perjalanan kami menggunakan kartu Jaklingko, E-money, dan juga indomaretcard. Sedangkan untuk jenis kartu elektronik dari bank lain juga dapat digunakan.
 Perjalanan kami dimulai dari Stasiun LRT TMII sampai ke Dukuh Atas dengan jarak sepanjang ±25 km dengan waktu tempuh selama 39 menit dan kecepatan kereta LRT rata-rata 40 km/jam. Kereta berada di jalur peron 2.  Untuk sampai di stasiun akhir Dukuh atas, kami melewati 8 stasiun pemberhentian yaitu : Cawang – Ciliwung – Cikoko – Pancoran – Kuningan – Rasuna Said – Setia Budi – Dukuh Atas.
Setelah melewati pemandangan Jakarta dari dalam LRT selama perjalanan yang disuguhi pemandangan gedung-gedung bertingkat. Maka sampailah kami di Stasiun Dukuh Atas. Pemberitahuan di pemberhentian akhir diumumkan lebih lama lewat pengeras suara, sehingga jika ada yang sempat tertidur sebentar pun bisa sontak terbangun. Kemudian menuruni ekskalator jika ingin keluar stasiun akhir Dukuh atas.
Jika keluar Stasiun LRT Dukuh Atas, maka kita dapat menyusuri daerah perkantoran di Kuningan, Setia Budi dan area Jakarta Selatan sekitarnya. Namun untuk ke mall atau taman wisata terdekat, maka kita disarankan untuk berjalan kaki ataupun menyambung transportasi lain diantaranya Busway. Maka dengan pertimbangan tersebut, kami memutuskan untuk tidak keluar stasiun, dan melanjutkan perjalanan dengan LRT sebaliknya menuju arah Bekasi-jati Mulya.
Agar tetap tak dipungut biaya, disarankan untuk tidak keluar stasiun Dukuh Atas. Kami langsung belok ke kiri naik ekskalator kembali menuju peron 1. Tangga naik juga disediakan, namun tentu ekskalator menjadi pilihan untuk menghemat tenaga. Peron 1 terletak di sebrang peron 2 tempat kereta tadi yang sebelumnya kami naiki.