KU LIHAT NEGARA ISLAM, SEDANG BERSUSAH HATI,
AIR MATANYA BERLINANG !
Written by Siti Aisyah
Allah kembali menguji kami, negara ISLAM. Saya masih ingat sekali perkataan Ibu Sinta Nuriyah, istri gusdur saat beliau mampir ke UIN Malang tahun 2011 dulu pada acara sahur bersama, “ISLAM itu ndak perlu dibela, ngapain pake bikin Front Pembela Islam segala”. Saat itu saya setuju dengan ibu karena memang menurut saya Islam itu agama mandiri tanpa butuh adanya pembelaan dari manapun dan siapapun buktinya dahulu Rasullullah sendirian berdakwah menyiarkan agama Islam dan hingga kini Islam tetap ada dan tetap Berjaya di seluruh dunia.
Namun kini, saya mulai berbeda paradigma dengan ibu melihat kondisi Negara kita tercinta yang makin terkikis jiwa religiusnya. Kata-kata pembela Islam sepertinya layak kita gunakan dalam menyikapi situasi Indonesia saat ini. Islam tidak lagi diperangi dengan senjata dan peperangan layaknya masa rosullullah dulu, tidak lagi di perangi dengan genjatan senjata layaknya Israel dan palestina dan tidak lagi diperangi dengan cara lahirnya ribuan teroris serupa teroris bom bali dan kota lainnya di Indonesia yang mengatas namakan Islam. Peperangan memusnahkan Islam kini lebih anarkis dan kejam.
Islam kini dperangi dalam ideologinya, islam diserang dari aspek finansialnya, Islam diserang dari segala aspek terlemahnya. Islam kini diperangi melalui tlikungan kewibawaanya bahkan islam kini biasa dijadikan cemoohan public dan yang notabene menjadi massanya tidak lain adalah orang muslim sendiri. Sesame saudara, sesame muslim saling mencemooh, menjatuhkan dan mengalahkan. Kini Semua fenomena itu biasa menjadi konsumsi mata dan telinga kita setiap harinya.
Beberapa waktu lalu saat saya pergi ke kecamatan Wagir untuk melakukan penelitian, saya mendengar sendiri satu pengakuan takmir masjid di kecamatan tersebut tentang kejamnya ideology yang ditanamkan oleh para misionaris. “Kita tidak melakukan apa-apa tetapi mereka mengusik kita. Apabila kita melawan, mereka akan bilang kalau kita rasis dan anarkis. Lantas harus bagaimana kita ? Islam di injak-injak seenak mereka” tutur pak Arif selaku Ta’mir Masjid Sabilillah kelurahan Sukodadi kecamatan Wagir.
Menurut pengakuan beliau, didesa itu sudah didatangi sekelompok misionaris yang berusaha mencuci otak para pemuda-pemudi bahkan anak-anak desa yang mayoritas beragama Muslim. Beberapa dari mereka bahkan sudah berhasil di baptis dan berpindah keyakinan. Lebih mengenaskan lagi, beberapa bulan kedepan, sekelompok misionaris tersebut akan segera mendirikan gereja di desa tersebut. Untuk menunjang acaranya tersebut, sekelompok misionaris itu akan mengundang jemaah gereja dari luar desa sehingga masyarakat desa akan semakin tergelitik dan ingin tau lebih dalam tentang agama mereka.
Beberapa perilaku tlikung juga mereka lakukan. Pada awalnya, mereka mendirikan layanan les gratis bagi anak-anak sekolah dasar hingga SMA. Tidak berhenti dari situ, Bermodal iming-iming liburan kepada siswa les, mereka sengaja mengajak siswa tersebut bermalam di tempat liburan mereka yang mereka sebut “betlehem”. Bethlehem merupakan tempat outbond pencucian akhlaq dan syariat anak. Alhasil saat kembali dari tempat tersebut, lebih dari separuh anak yang mengikuti acara itu sudah berhasil dibaptis dan berganti agama. Kalau sudah seperti ini, siapa yang mengusik dan siapa yang diusik ?
Islam memang selalu mengajarkan perdamaian namun kalau sudah seperti ini, apakah kata damai masih tetap berlaku ? lama kelamaan Islam hanya akan menjadi sejarah dan memfosil layaknya Dinosaurus dan kiamat hanya tinggal menghitung jam saja.
Bisa kita hitung dengan jari saja orang-orang yang berjuang dalam islam sekarang ini. Bahkan orang yang berjuang membesarkan Islampun dibrondong, dituduh dan dihakimi menjadi tersangka suatu kasus tertentu sehingga proses perkembangan Islam akan makin melambat dan melambat.
Akhir-akhir Indonesia juga sedang di serang dalam hal pendidikan dan pemerintahannya. Semua orang tau bahwa kini UIN Maliki Malang sedang berduka. UIN Malang adalah contoh Sekolah tinggi Islam yang bisa berevolusi dengan sangat baik menjadi Universitas Negri Islam. UIN dapat menyaingi universitas-universitas lainnya yang lahir terlebih dahulu. Bahkan relasi UIN bukan hanya tingkat nasional saja melainkan dari tingkat international. Hanya rector atau pimpinan yang luar biasalah yang mampu menyulap instansi Islam biasa menjadi permata bangsa. Bapak Imam Suprayugo adalah rector yang berhasil menyulap UIN menjadi universitas yang luar biasa ini. Namun kini, pahlawan tanpa jasa dibidang perkembangan pendidikan Islam tersebut telah digadang-gadang, di tuduh dan dipaksa mengakui sesuatu yang mungkin tidak beliau lakukan.
Sama halnya dengan apa yang sedang kementrian agama kita alami saat ini, Surya Dharma Ali pun ikut terseret dalam kasus korupsi. Sebenarnya apa yang terjadi pada Islam saat ini ? apakah ini pertanda ? apakah ini teguran untuk seluruh Umat Islam bahwa Islam sudah butuh untuk di bela dan dipertahankan ?. Sahabat, Islam sedang menangis ! Islam sedang bersusah hati, air matanya berlinang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H