Nilai adalah sesuatu yang sering kali terdengar di dunia pendidikan. Tetapi apakah maksud dari sebuah nilai dan pendidikan itu sendiri sudah dipahami oleh seluruh pihak yang terkait di dunia pendidikan?
Berdasarkan literatur, nilai adalah hasil dari evaluasi terhadap sesuatu, secara kualitas, kuantitas ataupun kombinasi diantara keduanya. Nilai akan mengacu pada beberapa hal yakni Ekonomi, sosial dan ilmu pengetahuan.
Telah dijelaskan pada laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bahwa sejatinya pendidikan adalah tempat untuk membentuk citra baik dalam diri manusia agar berkembang seluruh potensi dirinya. Kemudian dijelaskan juga bahwa secara umum pendidikan tidaklah terbatas pada materi pelajaran tertentu saja melainkan mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan potensi diri seseorang.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, diketahui bahwa tujuan pendidikan bukan hanya mencerdaskan seseorang tetapi juga mengembangkan manusia seutuhnya, manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat baik jasmani maupun Rohani, dan tanggung jawab kemasyarakatan serta kebangsaan.
Secara teori maksud dari nilai dan pendidikan sudah jelas tertera dalam berbagai literatur. Nilai dan pendidikan memiliki kesamaan, tidak hanya terpaku pada satu hal. Namun, kenyataan yang sering kali terjadi adalah pelajar kerap dinilai subjektif berdasarkan nilai pengetahuannya semata.Â
Perlakuan yang berbeda selalu dirasakan pada pelajar yang nilainya tidak memenuhi harapan, yang seharusnya mereka dibimbing lebih baik lagi dengan pengajaran yang lebih interaktif tetapi justru terjadi kekosongan interaksi antara pelajar dan pengajar.Â
Hal ini sama sekali tidak baik bagi berlangsungnya pendidikan dikemudian hari karena kemunduran seseorang akan minat belajar bisa saja terjadi saat mereka tidak mendapat dukungan atas kemampuan yang belum sepenuhnya ia kuasai.Â
Kemudian kemunduran minat seseorang akan minat belajar nantinya akan membentuk generasi yang tidak memandang penting suatu pendidikan. Dapat terlihat bahwa hal kecil yang hanya berupa sikap dan perilaku membawa dampak yang besar bagi suatu hal.
Berfokus hanya pada kuantitas dan menyampingkan sebuah kualitas apakah memungkinkan sebuah pendidikan mencapai tujuannya? sedangkan tujuan pendidikan adalah mengembangkan manusia seutuhnya.
Saat ini memang pendidikan karakter sudah diterapkan tetapi akan lebih baik kuantitas hasil pengetahuan tidak dijadikan dasar pandangan seberapa besar kemampuan seseorang.Â
Seperti halnya seorang pelajar yang mempercayai pengajarnya dalam mempelajari suatu hal, alangkah baiknya pengajar mempercayai seseorang yang sedang belajar tersebut dan melihat berbagai potensi yang dimilikinya. Dengan begitu, manusia lebih mudah untuk pantang menyerah terhadap dirinya sendiri.
Menciptakan pendidikan yang baik bagi tenaga pengajar dan pelajar tentu membutuhkan banyak sekali kesadaran diri dari masing-masing pihak. Hal yang terpenting adalah mengingat bahwa pendidikan adalah wadah dan seseorang di dalamnya yang akan membentuk seperti apa dunia pendidikan tersebut.Â
Nilai bukanlah sekadar angka yang tertera pada secarik kertas dan angka tidak benar-benar bisa menentukan nilai seseorang karena manusia sejatinya memiliki banyak potensi dan membantu mengembangkan potensi tersebut salah satu tujuan dari adanya pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H