“Dukung ! Dukung Pembangunan pabrik semen di Rembang !” Seorang orator berteriak ditengah panasnya terik matahari. Dilingkari oleh ramainya masyarakat yg ikut menyahut, mendukung. Megaphone menjadikan suara mereka terdengar menggelegar, lebih dari cukup untuk menarik perhatian masyarakat lainnya di jalan pemuda, kantor Gubernur Jateng, Semarang.
Kala itu, lebih dari 350 orang menyatakan pendapatnya, bercerita tentang kehidupan mereka, masalah ekonomi, kebutuhan hidup hingga harapan dimasa depan. Mereka bicara dan mendukung program pembangunan pabrik semen milik Indonesia, PT. Semen Indonesia di Rembang.
Mereka membawa puluhan poster bertuliskan "Pabrik Semen Ojo Diganggu", "Pokoke Pabrik Semen Kudu Ono", "Kami Butuh Investor untuk Lapangan Pekerjaan", "Wes Ora Pingin Melarat Rembang Ono Pabrik Semen", dan lain-lain. Dari kantor gubernur, warga melanjutkan aksinya ke Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) di jalan Abdurahman Saleh yang berjarak 7 km.
Yak, Pembangunan Semen milik Indonesia di Rembang menjadi isu yang sudah menjadi permasalahan skala nasional. Bukan hanya soal daerah Rembang sendiri, tapi menyangkut perkembangan Indonesia kedepannya. Namun masih ada saja program yang positif ini dinilai negatif oleh beberapa golongan tertentu. Memberikan informasi kepada sebagian masyarakat agar menentang, menggagalkan rencana nan apik ini. Memprovokasi tentang dampak-dampak negatif pembangunan pabrik semen yang tentunya tidak terbukti. Bagaimana tidak, Isu provokasi itu sudah terbukti telak tak terjadi seperti halnnya pembangunan pabrik semen di Gresik dan Tuban. Masyarakat justru sangat bangga dengan adanya pabrik semen, kehidupan mereka berangsur membaik dan sejahtera.
Lalu apa yang menjadi nilai plus dari pembangunan semen untuk masyarakat Rembang ?
Bagi masyarakat Rembang, tidak banyak hal yang mereka pikirkan tentang banyak sekali dampak positif dari pembangunan semen tersebut. Hanya saja keinginan untuk memajukan ekonomi mereka dan kesejahteraan mereka harus dipenuhi. Itu saja, tidak banyak, tidak ribet.
Bedasarkan data dari BPS Rembang, pertumbuhan ekonomi di Rembang tercermin seperti tabel dibawah ini :
Uraian
2009
2010
2011
2012
Pertumbuhan ekonomi (%)
4,46
4,45
4,80
4,88
Memperhatikan tabel diatas, maka pertumbuhan ekonomi Rembang pada tahun 2012 masih berada di bawah rata-rata nasional 6,23%. Tingkat pengangguran di Rembang tahun 2013 mencapai 5,98% atau meningkat dibandingkan tahun 2012 sebesar 5,80%. Kontribusi utama penyerapan tenaga kerja masih didominasi sektor pertanian 46,67% dan perdagangan 19,48%. Sektor industri hanya menyerap 5,87%.
Dalam pertumbuhan ekonomi, dikontribusikan oleh konsumsi domestik, ekspor dan investasi. Di negara yang sedang giat membangun seperti Indonesia, tidak cukup mengandalkan APBN dan ekspor, tetapi investasi menjadi salah satu andalan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi ditengah keterbatasan kemampuan keuangan negara.
Dengan adanya pembangunan semen di Rembang, tentunya akan menarik Investor untuk datang dan mau berpartisipasi kepada masyarakat Rembang untuk membangkitkan usaha kecil, membuka lapangan pekerjaan dan tentunya akan bertumbuhnya ekonomi di Rembang.
Belum beberapa program untuk mensejahterakan rakyat dari Pabrik Semen Indonesia sendiri. Contohnya saja di Tuban, Sutiyah. Perempuan kelahiran 1 Juli 1974 ini dulunya hanyalah penjual pakaian kredit keliling kampung. Sutiah terinspirasi untuk bisa membatik. Dan ternyata usaha batiknya itu secara perlahan semakin besar.
Hanya saja, Sutiah mengalami kendala modal untuk mengembangkan usahanya. Pertemuannya dengan seorang karyawan Semen Indonesia menjadi awal untuk mewujudkan mimpinya. Sutiah berhasil mendapatkan pinjaman modal melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dari Semen Indonesia. Uang itu selanjutnya digunakan Sutiah untuk membeli mesin jahit untuk memproduksi pakaian jadi dari hasil batik buatannya.
Kemudian, Ia sering diajak mengikuti pameran di berbagai daerah sehingga produknya semakin terkenal. Walhasil, kini batiknya sudah menembus pasar-pasar luar negeri seperti Singapura dan Malaysia. Sutiah hanyalah satu dari sekian banyak orang yang meraih keberhasilan berkat dukungan program PKBL Semen Indonesia.
Tentuya masih banyak sekali dampak positif dari pembangunan semen di Rembang. Terutama soal Pembangunan dan Pertumbuhan untuk Indonesia. Mulai soal ekonomi, Penguatan Industri nasional, penekanan impor dari luar negeri, dan banyak lagi lainnya. Semoga dengan adanya pabrik semen di Rembang mampu mewujudkan keinginan dari masyarakat Rembang. Agar ekonomi semakin maju, dan sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H