Sungai memainkan peran kunci dalam perkembangan pola kebudayaan, menjadi salah satu sumber kehidupan manusia. Khususnya, kebudayaan agraris yang erat kaitannya dengan masyarakat berkembang di sekitar sungai.Â
Pola kehidupan sepanjang sungai menjadi sumber vital bagi pertanian dan kehidupan secara keseluruhan. Orang, kelompok, atau masyarakat umumnya tumbuh dan berkembang di wilayah sungai.
Dalam perkembangan zaman modern, sungai tidak lagi secara eksklusif terkait dengan pertanian, terutama yang melintasi kota-kota di Indonesia.Â
Lingkungan Tegal Boto Kidul, yang terletak di kelurahan Sumbersari, adalah salah satu daerah yang dilalui oleh aliran Sungai Bedadung.Â
Masyarakat di sana banyak menggunakan sungai dalam kehidupan sehari-hari mereka. Terdapat banyak pemukiman yang telah dibangun di sepanjang aliran Sungai Bedadung,
Sumbersari merupakan daerah padat penduduk di tengah kota Jember, yang dilalui oleh aliran Sungai Bedadung. Masyarakat yang tinggal di tepi sungai ini banyak, dan rumah mereka cukup dekat dengan sungai, bahkan hanya beberapa meter dari aliran sungai.Â
Aktivitas sosial yang dilakukan oleh sebagian masyarakat di tepi sungai menjadi potensi dalam meningkatkan pencemaran Sungai Bedadung. Aktivitas sosial atau domestik dari sebagian masyarakat di tepi sungai dapat menghasilkan limbah dan sampah.Â
Selain itu, gaya hidup konsumtif dari sebagian masyarakat di tepi sungai juga dapat mempengaruhi jumlah sampah yang dihasilkan. Beberapa orang membuang sampah atau limbah mereka ke sungai karena jarak rumah mereka yang dekat dengan sungai.
Seorang warga yang tinggal di bantaran Sungai Bedadung, Dede berusia 23 tahun mengaku bahwa ia dan keluarganya yang sudah tinggal setahun di bantaran sungai Bedadung sering memanfaatkan sungai untuk kehidupan sehari-hari.Â
Seperti mencuci baju, mandi, memancing, kakus, dan lain-lain. Ia juga mengaku jika sedang musim hujan, sungai akan naik sampai ke rumahnya namun ia tidak melakukan apa-apa dan hanya menunggu sungai surut kembali.