Mohon tunggu...
Putri dian nurhafizah
Putri dian nurhafizah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menelusuri Makna Keberagaman dalam Beragama di Vihara Vipassana Graha: Wawancara dengan Pemuka Agama Buddha

25 September 2023   17:08 Diperbarui: 25 September 2023   17:14 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

25 september 2023, kami mahasiswa pertukaran dari Universitas Pendidikan Indonesia melakukan kunjungan ke tempat ibadah orang buddha atau lebih dikenal dengan sebutan viharra yang terletak di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Sebagai seorang mahasiswa pertukaran mamahasiswa mardeka,, saya memiliki kesempatan luar biasa untuk menyelami keberagaman dalam beragama dan berkeyakinan di negara ini. Saya dan teman-teman pun memutuskan untuk melakukan wawancara dengan seorang pemuka agama Buddha di vihara ini untuk lebih memahami makna keberagaman dalam konteks Indonesia.

Saat tiba di Vihara Vipassana Graha, terasa kedamaian dan ketenangan yang mengelilingi tempat ini. Dalam cahaya lilin dan bau harum dupa, kami bertemu dengan Bhante Suddhasilo, seorang pemuka agama Buddha yang bijak dan penuh pengalaman. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang kami tanyakan kepada beliau:

“Bagaimana awal mula berdirinya vihara ini?”

Jawab : Vihara ini dibeli pada tahun 1989, yang awalnya cuma ada satu candi seiring dengan berjalannya waktu ada sumbangan maka ada beberapa tambahan candi. Tempat ini digunakan untuk meditasi sampe sekarang dan juga di pergunakan untuk ibadah, disini juga dijadikan sebagai tempat kunjungan umat budha dan juga tempat rekreasi atau jalan-jalan dan di pergunakan untuk kemaslahatan bersama. Nah meditasi ini terdiri dari 2 jenis yaitu meditasi vipassana dan samatha.

“Apakah perbedaan dari 2 jenis meditasi tersebut?”

Jawab: Perbedaan utama antara Vipassana dan Samatha adalah fokus utama meditasi. Vipassana berfokus pada pengamatan dan pemahaman fenomena mental dan fisik dengan tujuan melihat sifat impermanen, dukkha, dan tanpa-diri. Sementara itu, Samatha berfokus pada pengembangan konsentrasi dan ketenangan pikiran. Namun, dalam praktik yang lebih canggih, kedua jenis meditasi seringkali saling melengkapi, dengan praktisi menggabungkan pengembangan konsentrasi dari Samatha untuk mendukung pemahaman yang lebih dalam yang diperoleh melalui Vipassana.

“Bagaimana sejarah berdirinya agama budha?”

Jawab: SiddharthaGautama lahir sekitar tahun 563 SM atau 480 SM (tanggal pasti berbeda-beda dalam sumber-sumber berbeda) di Lumbini, yang sekarang terletak di Nepal. Ia dilahirkan dalam keluarga bangsawan dan tumbuh dalam kenyamanan. Pada usia 29 tahun, Siddhartha meninggalkan kehidupan istananya setelah melihat penderitaan dan penyakit di luar tembok istana. Ia memulai pencarian spiritual yang intens untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dasar tentang penderitaan, penyebabnya, dan jalan keluar dari siklus penderitaan. Setelah bertahun-tahun praktik keras dan meditasi yang mendalam, Siddhartha mencapai pencerahan di bawah pohon bodhi di Bodh Gaya, India, pada usia 35 tahun. Saat itu, ia menjadi Buddha Gautama, yang berarti "Yang Tercerahkan." Setelah mencapai pencerahan, Buddha Gautama mengembara selama beberapa dekade di seluruh India Utara, mengajar tentang Dhamma (ajaran) yang diajarkannya kepada orang-orang dari berbagai latar belakang. Buddha Gautama meninggal dunia pada usia sekitar 80 tahun, sekitar tahun 483 SM atau 400 SM, di Kusinara, India. Sebelum wafat, ia memberikan ajaran terakhir kepada para pengikutnya, yang kemudian dikenal sebagai Parinirvana.

“Perayaan apasajakah yang dilakukan dalam agama budha?”

Jawab: Dalam agama Buddha, terdapat beberapa hari raya atau hari besar yang dirayakan oleh penganutnya di seluruh dunia. Di antaranya vesak (waisak), asalha puja (asadha puja), uposatha, dan kathina.

Wawancara ini menunjukkan betapa pentingnya menghargai dan merayakan keberagaman dalam agama dan keyakinan di Indonesia. Vihara Vipassana Graha adalah contoh nyata dari tempat ibadah yang mampu menciptakan lingkungan inklusif dan harmonis. Semoga pengalaman ini memberikan wawasan yang lebih dalam tentang kekayaan budaya Indonesia yang beragam dan menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menjaga kerukunan antaragama di seluruh dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun