Mohon tunggu...
Putri Demylia Sochibahariani
Putri Demylia Sochibahariani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pasca Sarjana FK-KMK Universitas Gadjah Mada

Saya adalah seorang Dietisien yang saat ini sedang menempuh pendidikan pasca sarjana dengan peminatan Gizi Masyarakat, Departement Biostatistic, Epidemiology and Public Health FK-KMK Universitas Gadjah Mada.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mikroplastik di Laut, Ancaman Tersembunyi di Balik Lezatnya Hidangan Seafood Favoritmu

2 September 2024   14:47 Diperbarui: 3 September 2024   15:05 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kamu bayangkan sedang menikmati semangkuk ramen yang hangat dengan topping seafood segar, tanpa menyadari di dalamnya mungkin tersembunyi ribuan potongan plastik yang sangat kecil. 

Sungguh mengejutkan bukan? Namun, itulah kenyataan yang sedang kita hadapi saat ini. Mikroplastik, partikel plastik berukuran sangat kecil telah merambah hampir seluruh sudut lautan kita dan masuk ke dalam rantai makanan laut

Bukan lagi menjadi hal yang tabu bahwa sumber pangan laut sangat penting bagi kita. Namun ada salah satu masalah yang sedang mengancam keamanan pangan laut kita, yes “Kontaminasi Plastik”. 

Mikroplastik adalah serpihan-serpihan plastik yang berukuran sangat kecil, bahkan kurang dari 5 milimeter. Mereka dapat masuk ke dalam tubuh ikan dan kerang bahkan rumput laut yang kita makan. 

Terdapat fakta mengejutkan yang mengatakan bahwa 80% ikan yang kita makan dari laut di Indonesia ini telah terkontaminasi mikroplastik (Rijal, MS., Annisa N., Firda, 2021). 

Hal ini berarti, setiap kali kita makan ikan maka kita juga mungkin mengkonsumsi serpihan plastik kecil. Contohnya, ketika kamu makan ikan tuna maka kamu mungkin juga makan serpihan plastik yang masuk di tubuh ikan tersebut. 

Sebenarnya, apa mikroplastik ini? Lalu bagaimana mikroplastik ini bisa ada di makanan laut kita?

Mikroplastik berasal dari berbagai sumber, mulai dari botol minuman plastik yang dibuang sembarangan hingga serat sintetis dari pakaian kita yang terurai saat dicuci. 

Partikel-partikel ini berukuran sangat kecil sehingga sulit dideteksi dengan mata telanjang. Namun, dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia sangat signifikan.

Mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh ikan melalui beberapa cara. Pertama, ikan salah mengira jika serpihan plastik sebagai makanan. Seperti kita manusia, ketika sedang makan rendang dan salah mengira lengkuas sebagai rendang. 

Ikan juga bisa melakukan hal yang sama. Kedua, mikroplastik dapat masuk ke dalam air laut melalui limbah domestik dan industri, seperti limbah tekstil atau limbah dari penggunaan kosmetik. 

Dampak kontaminasi dari mikroplastik ini bisa menyebabkan berbagai masalah untuk ekosistem laut maupun bagi kesehatan bagi manusia. Bagi ekosistem laut, mikroplastik merusak dengan cara yang berbeda-beda. 

Misalnya, partikel mikroplastik dapat menyerap polutan berbahaya seperti pestisida dan logam berat. Ketika organisme laut menelan mikroplastik yang terkontaminasi ini, polutan tersebut dapat masuk ke dalam tubuh mereka dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan. 

Selanjutnya bagi kesehatan manusia mikroplastik yang sudah terkumpul dalam tubuh ikan dan kerang, dan ketika kita makan mereka maka kita juga akan makan mikroplastik tersebut. 

Mikroplastik yang sudah masuk ke tubuh kita, dapat menyebabkan kerusakan fisika dan kimia dalam tubuh seperti kerusakan organ internal dan penyumbatan saluran pencernaan. 

Bahkan, mikroplastik dapat bersifat karsinogenik dan gangguan endokrin yang berarti mereka dapat menyebabkan kanker dan gangguan hormon.

Ilustrasi sampah plastik di laut. (dok. unsplash @naja_bertolt_jensen) 
Ilustrasi sampah plastik di laut. (dok. unsplash @naja_bertolt_jensen) 

Di daerah Banyuwangi, Jawa Timur, rumput laut Eucheuma cottonii terancam kontaminasi mikroplastik. Penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik yang mengkontaminasi Eucheuma cottonii didominasi oleh mikroplastik berukuran kecil (<1,5 mm) berbentuk serat (fiber), dan berwarna transparan. 

Mekanisme kontaminasi mikroplastik pada Eucheuma cottonii terjadi melalui dua pola yaitu melilit pada talus dan terperangkap oleh epifit N. savatieri

Umur tanam Eucheuma cottonii memiliki hubungan positif dengan jumlah mikroplastik yang mengkontaminasi Eucheuma cottonii (Suryandari, Retno., Nugroho, Puspito Andhika, 2022).

Penelitian lainnya juga menunjukkan keberadaan mikroplastik ditemukan di ikan seperti bandeng, ikan nila, dan kerang darah di daerah pantura Pulau Jawa. 

Rata-rata jumlah mikroplastik dalam ikan bandeng berukuran 5,9±5,1 partikel per ikan, dengan bentuk yang paling umum adalah fragmen, film, styrofoam dan monofilament (Widianarko, Budi., 2018).

Lalu dengan masalah mikroplastik di bahan pangan laut ini, apa yang bisa kita lakukan? Berikut beberapa hal yang bisa kita berikan untuk mengurangi dampaknya antara lain : 

1. Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai : gunakan botol minum yang bisa diisi ulang, membawa tas belanja sendiri, dan hindari penggunaan sedotan plastik

2. Pembangunan Bank Sampah : keberadaan bank sampah mampu mengurangi limbah plastik yang terbawah ke laut

3. Pendidikan Lingkungan : pemberian edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengurangi limbah plastik dan perilaku membuang sampah pada tempatnya.

Mari bersama-sama kita kurangi kontaminasi mikroplastik pada sumber pangan laut. Kita bisa membuat perubahan dengan mengubah kebiasaan kita dan meningkatkan kesadaran lingkungan. 

Jadi, dengan demikian, kita dapat menjaga keamanan pangan laut dan menjaga kesehatan kita sendiri. Mari mulai hari ini kita lakukan perubahan kecil untuk langkah besar menuju laut yang bersih. 


Referensi: 

Rijal, MS., Annisa N., Firda, I. (2021). Kontaminasi Mikroplastik (MPs) Pada Ikan di Indonesia. Prosiding Semnas Biologi Ke-9 Tahun 2021 FMIPA Universitas Negeri Semarang, 55–66.

Suryandari, Retno., Nugroho, Puspito Andhika, S. (2022). Kontaminasi Mikroplastik Pada Rumput Laut Eucheuma cottonii Weber-van Bosse Budidaya di Pantai Bomo, Banyuwangi. Thesis.

Widianarko, Budi., H. I. (2018). Mikroplastik Dalam Seafood dari Pantai Utara Jawa. Universitas Katolik Soegijapranata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun