Mohon tunggu...
Putri CiciliaHanurawati
Putri CiciliaHanurawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya

Saya seorang mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya, Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membentuk Karakter Anak Usia Dini Melalui Pendidikan Keluarga

22 Oktober 2023   12:53 Diperbarui: 22 Oktober 2023   12:58 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak usia dini merupakan masa dimana anak memiliki banyak potensi yang baik untuk dikembangkan, pada masa ini anak akan tumbuh dan berkembang dengan pesat sehingga orang tua dan pendidik dapat menanamkan nilai-nilai pendidikan pada anak. Potensi yang harus di kembangkan yaitu berfikir cepat, tumbuh dengan baik, percaya diri, dan aktif bersosialisasi. Melalui pendidikan diharapkan berperilaku sesuai dengan aturan, agar anak mampu menjadi pribadi yang baik untuk dirinya sendiri, orang tua, dan masyarakat. Pendidikan pertama bagi anak adalah keluarga, seorang anak dibimbing oleh keluarga dalam setiap pertumbuhan dan perkembangannya agar berkembang dengan optimal. Ketika di rumah, orang tua yang menjadi acuan anak dalam bertindak, karena anak memiliki ciri yaitu meniru orang disekitarnya. Terkadang anak juga sampai meniru hal yang kurang baik dari orang tuanya, namun hal tersebut bisa diberikan pengertian kepada anak untuk tidak meniru hal tersebut, maka dari itu anak harus diajarkan pendidikan karakter yang akan menjadi dasar dalam anak bertindak dan berperilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku.

Pendidikan karakter merupakan suatu upaya untuk menumbuhkan kepribadian baik pada diri manusia sehingga dapat berdampak baik bagi masyarakat. Kepribadian baik anak yaitu memiliki tanggung jawab, peduli terhadap sesama. jujur, berani, sabar, dan toleransi.  Pendidikan harus dibiasakan dan diajarkan kepada peserta didik dengan konsisten agar anak memiliki sebuah kecerdasan emosional yang bisa bermanfaat untuk anak dalam menyelesaikan permasalahan dengan baik. Pendidikan karakter bisa diterapkan oleh guru dan orang tua dengan tujuan agar potensi anak dapat berkembang dengan baik. Karakter yang baik harus dibentuk melalui komunikasi yang harmonis agar anak bisa meniru hal-hal yang baik dari orang tuanya (Salwiah & Asmuddin, 2022). Ketika sebuah komunikasi lancar antar anggota keluarga, sehingga pesan yang sampaikan dapat diterima baik oleh komunikan dan meminimalisir kesalahpahaman.

Karakter berpacu pada sikap, prilaku, motivasi dan keterampilan anak. Tujuan dari pendidikan karakter sendiri yaitu untuk mempersiapkan individu dalam menghadapi masa depan dengan perilaku yang terpuji. Pendidikan karakter tidak hanya diterapkan di lingkungan sekolah, tetapi di lingkungan keluarga juga wajib diterapkan agar penerimaan anak terhadap pendidikan karakter sesuai dengan apa yang pendidik ajarkan. Pendidikan karakter jika diterapkan secara optimal kepada anak usia dini, akan menghasilkan manusia-manusia yang bermoral. Pendapat Zubaidi (2011) (dalam Cahyaningrum et al., 2017)  mengenai karakter yaitu to mark (menandai) dan memfokuskan bagaimana menanamkan nilai kebaikan dalam bentuk prilaku. Karakter terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu moral knowing, moral feeling, dan moral behavior. Kemudian, menurut Kesuma, 2011 (dalam (dalam Cahyaningrum et al., 2017) karakter bisa artikan sebagai upaya untuk anak dapat mengambil keputusan sendiri dengan perilaku yang positif. Tujuan pendidikan karakter untuk anak usia dini yaitu untuk menciptakan manusia yang berakhlak mulia, mandiri, bertanggung jawab, dan kreatif.

Seiring berjalannya waktu, karakter anak bangsa banyak terjadi perubahan. Pada zaman dahulu anak-anak lebih sopan dan santun kepada yang lebih tua dan memiliki etika yang sesuai dengan umurnya. Namun sekarang, anak-anak banyak yang berperilaku dan berbicara yang tidak sesuai dengan usia nya. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar anak karena karakter didapat melaui interaksi dari lingkungan sekitarnya, seperti di keluarga, di sekolah, dan di lingkungan masyarakat. Maka dari itu, sebagai orang yang pertama mendidik anak, orang tua harus selalu memberikan pendidikan yang terbaik kepada anak, agar anak tidak mudah terbawa arus perubahan zaman yang negative.

Karakter anak-anak di zaman sekarang cukup memprihatinkan, dimana saat ini anak banyak yang berperilaku yang tidak mencerminkan manusia. Fenomena mengenai karakter anak yang buruk seperti terjadi pembulyan, tawuran antar pelajar, melakukan tindak criminal, berjudi, bahkan sampai ada yang mencelakakan teman. Hal tersebut terlihat apabila anak tidak mendapatkan pendidikan yang layak, baik itu dari keluarga maupun dari lingkungan sekolah. Seorang anak akan membentuk sebuah prilaku dari kecil, maka sikap-sikap yang bermoral harus diterapkan kepada anak mulai dari anak usia dini. Ada berbagai macam hal yang menyebabkan anak melakukan sesuatu yang tidak menunjukan seorang siswa dan tidak pada aturan yang berlaku. Selain faktor individu, keluarga menjadi salah satu faktor penyebab anak melakukan tindakan negative seperti kurangnya perhatian orang tua terhadap anak, kurang diawasi setiap kegiatan anak, dan anak merasa bahwa tindakannya baik-baik saja apabila orang tuanya memberi respon yang baik. Maka, bisa dipertimbangkan cara mendidik yang seperti apa untuk memberikan pendidikan terbaik kepada anak.

Orang tua bisa membentuk karakter anak dengan berbagai cara, dengan tujuan untuk menjadikan anak pribadi yang baik dan beraklak, cara tersebut yaitu:

  • Konsisten, seperti yang kita ketahui, bahwa anak merupakan peniru segala hal yang terjadi disekitarnya, maka dengan konsisten menunjukan perilaku baik kepada anak akan membantu dalam membentuk karakternya.
  • Keagamaan, pendidikan agama sangat penting untuk kehidupan manusia, begitu pula dengan anak yang harus diajarkan untuk beribadah dan beriman kepada Tuhan, sehingga iman yang ditanamkan kepada anak akan tetap kuat hingga nanti anak dewasa.
  • Pembiasaan, pembiasaan yang diterapkan saat anak usia dini seperti meminta maaf apabila bersalah, berterima kasih apabila sudah dibantu, dan meminta tolong apabila membutuhkan bantuan, berbicara sopan, dan menerapkan tata karma yang baik.
  • Imitasi, anak akan meniru segala sesuatu yang ada disekitarnya, maka orang tua dan lingkungan sekitar harus memberikan contoh yang baik kepada anak sehingga bisa ditiru  dan diterapkan di kehidupan anak.
  • Mengajarkan berbagi, anak harus diajarkan berbagi kepada orang lain, sehingga tidak mudah marah apabila diminta sesuatu dan akan dengan senang hati berbagi dengan teman.

Karakter anak usia dini harus perilau-perilaku yang sesuai dengan norma dan agama yang berlaku di keluarga. Selain di lingkungan keluarga, orang tua juga harus memberikan fasilitas kepada anak untuk menuntut ilmu di jenjang formal yaitu PAUD, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi agar anak bisa menambah ilmu pendidikan dan karakter anak juga akan dilatih di lingkungan Sekolah, serta tetap mengawasi anak agar tidak terjerumus pada pergaulan bebas. Pendidikan dasar yang ditanamkan pada anak akan menentukan kesuksesan anak dimasa depan,maka diperukan komunikasai yang efektif antara guru dan orang tua dalam mendukung pendidikan karakter anak.

Daftar Pustaka

Cahyaningrum, E. S., Sudaryanti, & Purwanto, N. A. (2017). Penanaman Nilai-Nilai Karakter Anak Usia Dini Melalui Pembiasaan Dan Keteladanan. AT-THUFULY: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 2(2), 60--65. https://doi.org/10.37812/atthufuly.v2i2.579

Salwiah, S., & Asmuddin, A. (2022). Membentuk Karakter Anak Usia Dini melalui Peran Orang Tua. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(4), 2929--2935. https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i4.1945

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun