Kelestarian lingkungan dan alam yang sangat penting bagi kehidupan mahluk dibumi. Manusia sebagai khalifah di bumi wajib menjaga kelestariannya. Apabila tidak menjaga kelestarian alamnya maka akan terjadi kerusakan yang akan mengakibatkan bencana alam. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pembaharuan pada ilmu pengetahuan untuk menunjang pertumbuhan dunia pendidikan dan dunia industri dengan tetap menjaga kelestarian alamnya. Langkah yang dapat diterapkan dalam dunia busana salah satunya adalah pewarnaan tekstil yang menggunakan bahan ramah lingkungan dan limbah pewarnaannya tidak mencemari lingkungan seperti teknik pewarnaan ecoprint.
Pewarnaan tekstil di Indonesia sangat beragam teknik, bahan, maupun jenisnya. Diantara teknik pewarnaan yang sangat pesat berkembang di Indonesia adalah pencelupan dan pencapan. Pencelupan banyak diterapkan pada industri kain tradisional seperti batik, tenun, ikat celup, maupun sasirangan. Sedangkan pencapan lebih banyak diterapkan pada produk-produk sablon maupun ecoprint.
Teknik pewarnaan ecoprint merupakan kategori teknik pewarnaan pencapan. Warna yang dihasilkan dari teknik pewarnaan ecoprint adalah berbentuk motif yang menyerupai bentuk bahan pewarna yang digunakan. Bahan yang digunakan biasanya berupa tumbuh-tumbuhan bisa bagian daun, bunga, batang, maupun akar yang memiliki kriteria tertentu. Salah satu tumbuhan yang bisa digunakan adalah daun dengan kriteria berbulu halus pada permukaannya seperti daun kresen. Daun kersen sendiri juga mengandung sel trikoma yang dapat menunjang hasil pewarnaan ecoprint secara optimal. Pembentukan metabolit sekunder tanaman kersen terdapat di dalam semua jaringan dan sel, tetapi umumnya biosintesis pada jaringan atau sel tertentu dan dipengaruhi pada tingkat diferensiasi dan perkembangan tumbuhan tersebut. Untuk menghasilkan warna ecoprint yang baik harus mempertimbangkan teknik pewarnaan ecoprint, jenis bahan tekstil yang digunakan, jenis zat fiksasi, massa zat fiksasi hingga lama proses pewarnaan.
Proses eksperimen dilakukan dengan pewarnaan dengan teknik ecoprint yang dilakukan pada bahan tekstil yaitu mori. Dengan menggunakan zat fiksasi tawas, tunjung, dan kapur. Metode yang dilakukan dalam pewarnaan teknik ecoprint terdiri dari dua macam yaitu metode kukus/steam dan metode pukul/pounding.
Berikut adalah langkah-langkah membuat ecoprint :
1. Mordanting
Mordanting dilakukan bertujuan untuk menghilangkan kanji dan kotoran yang berada pada bahan tekstil. Selain itu mordanting juga bertujuan untuk membuka pori-pori agar kain dapat menyerap zat pewarna secara maksimal. Mordanting dilakukan dengan memasak bahan tekstil dengan cara sesuai karakteristik dan jenis bahan. Setelah bahan tekstil dimasak kemudian direndam selama satu malam.
2. Persiapan Sebelum Pewarnaan
Persiapan yang dilakukan dalam pewarnaan ecoprint adalah dengan menyiapkan bahan dan alat sesuai metode pewarnaan yang akan dilakukan. Persiapan juga dilakukan dengan menyiapkan daun atau bunga sebagai zat warna dicuci bersih serta menyiapkan selembar plastik besar sesuai ukuran kain yang untuk dijadikan pembungkus kain media pewarnaan dengan teknik ecoprint. Persiapan ini juga dilakukan dengan menyiapkan larutan fiksasi menggunakan zat tawas, tunjung dan kapur sesuai takaran.
3. Proses pewarnaan teknik ecoprint