Mohon tunggu...
Putri CahyaDinalhaq
Putri CahyaDinalhaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menulis dan berkarya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Innovasi Pembuatan Masker Wajah Organik dari Daun Pucuk Merah (Syzigium oleana) sebagai Anti Aging

20 Desember 2021   21:48 Diperbarui: 20 Desember 2021   22:04 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Penulis : Putri Cahya Dinalhaq

Abstrak

Masker wajah merupakan sebuah sediaan kosmetik yang berfungsi untuk merawat dan membersihkan kulit. Menurut fungsinya, masker memiliki beberapa macam salah satunya sebagai anti- aging. Bahan pembuatan masker dapat berupa bahan alami maupun kimia. Salah satu bahan alam yang dapat dijadikan sebagai bahan masker yaitu daun pucuk merah (Syzygium oleana). Daun pucuk merah mengandung senyawa metabolit sekunder, yaitu alkaloid, triterpenoid, steroid, saponin, fenolik dan flavonoid berupa fenolat, antioksidan, flavonoid, dan asam batulinic. 

Senyawa antioksidan pada daun pucuk merah (Syzygium oleana) memiliki fungsi sebagai anti-aging. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sediaan masker wajah organik yang terbuat dari bahan alami yaitu daun pucuk merah (Syzygium oleana). Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penyiapan bahan uji, pengambilan ekstrak daun pucuk merah (Syzygium oleana) dan uji organoleptik. Dalam pengujian dilakukan pada empat sukarelawan. Hasil pengujian menunjukan adanya pengaruh penggunaan masker wajah organik dari daun pucuk merah (Syzygium oleana) yaitu melembabkan kulit, mencerahkan warna kulit dan mengecilkan pori-pori.

Kata Kunci : Masker wajah, daun pucuk merah (Syzygium oleana), anti-aging.

Pendahuluan

Kulit adalah bagian terluar yang menutupi seluruh tubuh. Kulit pertama kali menerima rangsangan, seperti rangsangan sentuhan, rasa sakit, maupun pengaruh buruk dari luar karea letak kulit berada pada area terluar. Hal ini jika tidak dilakukan perlindungan dan perawatan dapat menyebabkan penyakit dan rasa tidak percaya diri. Oleh karena itu perlu adanya perawatan dan perhatian khusus pada kulit terutama kulit wajah, karena wajah merupakan area yang paling sering diperhatikan khususnya bagi wanita.

Kosmetik merupakan sebuah sediaan yang digunakan pada bagian luar tubuh manusia yang berguna untuk merawat, membersihkan, menjaga atau mengubah penampilan. Bahan yang digunakan pada kosmetik dapat terbuat dari bahan alam maupun bahan sintetik yang merupakan komponen kosmetika. Salah satu contoh kosmetik adalah masker wajah, (Sriwidodo, 1986). Masker wajah adalah sebuah kosmetik berwujud gel, pasta, dan serbuk yang dioleskan untuk menutrisi,            mengencangkan   dan membersihkan kulit wajah. Masker wajah bekerja dengan merangsang sirkulasi aliran darah maupun limpa, merangsang dan memperbaiki kulit melalui percepatan proses regenerasi dan memberikan nutrisi pada jaringan kulit.

Berkembangnya teknologi dan industri kosmetik saat ini menyebabkan meningkatnya keragaman produk masker yang beredar di pasar. masker wajah dari berbagai merk ternama saat ini mudah di dapatkan, namun tidak sedikit yang menyebabkan kulit menjadi bermasalah, (Adsense,2011). Hal ini menyebabkan masyarakat kesulitan memilih masker yang sesuai dengan kondisi kulitnya.

Pucuk merah adalah tanaman hias sejenis perdu dan sangat banyak tumbuh di Indonesia baik di daerah perkotaan maupun pedesaan sehingga banyak ditemui di tepi- tepi jalan. Tanaman ini dinamakan pucuk merah karena memiliki warna merah pada

ujungnya. Daunya tumbuh rapat antara satu daun dengan yang lainya. Tekstur daun pucuk merah yaitu halus, permukaan daun mengkilap dan memiliki panjang sekitar 5 cm. Daun pucuk merah merupakan jenis daun tunggal, berbentuk lanset, dan memiliki tulang daun menyirip. Tanaman pucuk merah selalu menghasilkan dua warna karena daun muda yang berwarna merah akan bermunculan sehingga warna tanaman menjadi hijau merah (Murni, 2015). Perbedaan warna itu menunjukan adanya perbedaan kandungan pigmen pada daun, termasuk pigmen klorofil dan antosianin. Diameter tanaman dapat mencapai 30 cm dengan tinggi mencapai 7 meter dan berusia sampai puluhan tahun.

Tanaman pucuk merah memiliki nama latin Syzygium oleana. Klasifikasi Tanaman Pucuk merah menurut Helmi (2006), h.3 :

Phylum : Plantae Divisio : Tracheophyta Classis : Magnoliopsida Order : Myrtales Family : Myrtaceae Genus : Syzygium

Species : Syzygium oleana

Pucuk merah memiliki kandungan senyawa kimia yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Ekstrak daun pucuk merah memiliki senyawa metabolit sekunder, yaitu alkaloid, triterpenoid, steroid, saponin, fenolik dan flavonoid. Kandungan yang terdapat pada daun pucuk merah (Syzyginium oleana) yaitu berupa fenolat, antioksidan, flavonoid, dan asam batulinic.

Beberapa tanaman yang mengandung senyawa flavonoid dan fenolik memiliki sifat antioksidan dan memiliki khasiat sebagai tabir surya. Antioksidan merupakakan senyawa yang berfungsi  menetralkan daun, meredam radikal bebas, dan menghambat terjadinya oksidasi pada sel sehingga mengurangi terjadinya kerusakan sel seperti penuaan dini. 

Radikal bebas  menyerang membran dan menyebabkan kerusakan sel dan membutuhkan kekebalan tubuh untuk melawannya. Menurut Susilowati (2009) sel yang rusak yang diakibatkan oleh radikal bebas dapat menyebabkan kulit kering, kusam, kendur, dan kurangnya elastisitas kulit. Daun pucuk merah dapat menjadi sumber antioksidan alami yang dapat digunakan di kulit yang berpotensi sebagai anti-aging.

Flavonoid yaitu sebuah senyawa ang dapat digunakan sebagai antioksidan karena dapat menghambat peningkatan kadar MMP-1 (Matrix Metalloproteinase-1) sehingga akan menyebabkan peningkatan jumlah kolagen. 

Matriks Metalloproteinase- 1 adalah mediator kunci yang mendegradasi kolagen pada kulit yang mengalami photoaging. Hambatan terhadap MMP-1 adalah salah satu cara untuk mencegah kerusakan kulit akibat paparan sinar uv. Flavonoid berperan menghambat dan mencegah terjadinya kerusakan kulit oleh radikal bebas yang ditimbulkan oleh paparan sinar ultraviolet pada kulit, dengan mengikat singlet oksigen dan menghambat peroksidasi lipid. Dengan terjadinya hambatan tersebut, sintesis MMP-1 akan berkurang dan proses degradasi kolagen terhambat sehingga kulit terlindungi dari proses penuaan dini akibat paparan sinar ultraviolet tersebut (Fischer, et al., 2001).

Antioksidan memiliki peranan penting bagi manusia karena dapat menghambat dan menetrasir terjadinta reaksi oksidasi yang melibatkan radikal- radikal bebas. Cara antioksidan menghambat yaitu terjadi pada saat reaksi iniasiasi atau propagaso pada reaksi oksidasi lemak atau molekul lainya di dalam tubuh dengan cara menyerap dan menetraliir radikal bebas atau mendekomposisi peroksida.

Menurut webster's New Word Dictionary, aging adalah proses menjadi tua atau menunjukan tanda-tanda menjadi tua. Pada dasarnya, aging dibedakan menjadi dua yaitu usia kronologis dan usia biologis. proses penuaan ditandai oleh menurunnya energi seluler yang mengakibatkan penurunan kemampuan sel untuk memperbaiki diri. Faktor yang mempercepat aging ada beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor makanan, faktor psikis, dan faktor organik.

Fase aging atau penuaan terjadi 3 tahap yaitu :

  • Fase subklinik

Yaitu pada saat seseorang mencapai usia 25-35 tahun. Karena pada masa ini produksi hormon berkurang. Pada tahap ini hormon testosteron, growth hormon, dan hormon esterogen mulai berturun. Pembentukan radikal bebas dapat merusak sel dan DNA, mulai mempengaruhi tubuh. Di fase ini mulai terjadi kerusakan sel tapi tidak memberi pengaruh pada kesehatan. Tubuh masih bugar.

  • Fase transisi

Fase ini terjadi pada seseorang yang berusia 35- 45 tahun. Hormon menurun sebanyak 25%, sehingga tubuh mengalami penuaan. Pada masa ini ditandai dengan lemahnya penglihatan, rambut beruban, dan energi tubuh berkurang.

  • Fase klinik yaitu dialami pada seseorang berusia 45 tahun keatas. Produksi hormon mengalami penurunan hingga berhenti memproduksi hormon. Pada masa ini kulit menjadi kering, keriput, tubuh mudah lelah, dan berbagai penyakit.

Anti-aging adalah langkah untuk menghambat terjadinya penuaan. Gejala penuaan dapat ditandai dengan menurunya elastisitas kulit, hiperpigmentasi, kulit kusam, tekstur kulit kasar, dan kerutan. Timbulnya kerutan disebabkan oleh menurunnya produksi kolagen dermis. Menurut Medica, (2011) kolagen merupakan senyawa protein rantai panjang yang tersusun atas asam amino yaitu alanin, arginin, lisin glisin, prolin, dan hidroprolin. Kolagen berperan sebagai zat pengisi kulit yang menjadikan kulit menjadi kencang. Kolagen akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Oleh karena itu dibutuhkan nutrisi dan olahraga yang cukup serta sebuah bahan atau produk untuk memicu              produksi         kolagen (Sulastomo,2013).

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimental meliputi, penyiapan bahan uji, pengambilan ekstrak daun pucuk merah (Syzygium oleana) dan uji organoleptik.

Alat : Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mangkuk, sendok, saringan, blender, dan kuas masker.

Bahan : Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu daun pucuk merah (Syzygium oleana), oatmeal (Avena sativa), aquadest.

Langkah awal yang dilakukan adalah pemilihan daun pucuk merah (Syzygium oleana) yang berkualitas dan terhindar dari serangan hama, kemudian dicuci bersih dan dikeringkan selama 1x24 jam di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung. Paparan sinar matahari yang langsung mengenai daun pucuk merah dapat merusak senyawa yang terkandung pada daun pucuk merah (Syzygium oleana). 

Setelah kering, daun pucuk merah dihaluskan menggunakan blender sampai halus. Bubuk kemudian disaring untuk mendapatkan hasil bubuk halus. Formulasi masker wajah organik menggunakan tiga bahan untuk menghasilkan masker dengan tekstur pasta yang siap digunakan. Campurkan serbuk daun pucuk merah (Syzygium oleana), oatmeal (Avena sativa), aquadest ke dalam mangkok dengan perbandingan 1:1:5. Bahan-bahan yang sudah dicampurkan diaduk kemudian didiamkan selama 15 menit sambil sesekali diaduk agar senyawa terekstrak sempurna. Penambahan oatmeal dilakukan untuk mendapatkan tekstur masker yang diinginkan agar hasil lebih maksimal.

Penggunaan masker wajah organik dilakukan oleh sukarelawan yang memiliki kriteria sebagai berikut : 1) wanita dewasa,

2) memiliki tipe kulit kering atau normal cenderung kering, 3) tidak sedang menjalani perawatan dan penggunaan krim dokter, 4) tidak memiliki luka serius pada area yang ingin diolesi masker. Penggunaan masker diawali dengan membersihkan wajah menggunakan micellar water dilanjutkan dengan penggunaan sabun cuci muka (facial wash), selanjutnya pengaplikasian masker ke sukarelawan, diamkan masker selama beberapa menit hingga mengering lalu bersihkan dengan air mengalir dan keringkan menggunakan tissue bersih.

Bentu k

Aroma

Warn a

1

++

+++

+++

2

+++

+++

+++

3

++

+++

+++

4

+++

+++

+++

Tabel 1. Hasil Uji Sifat Fisik Sediaan Masker Wajah Organik dari Daun Pucuk Merah (Syzygium oleana)

Keterangan :

+          : Cukup

++         : Suka

+++      : Sangat Suka

Dari hasil organoleptis keempat sukarelawan, pada sukarelawan nomor 1 dan 3 menyukai bentuk sediaan masker wajah organik, sedangkan pada sukarelawan nomor 2 dan 4 sangat menyukai bentuk sediaan. Pada pengujian aroma dan warna keempat sukarelawan sangat menyukai aroma dan warna sediaan. Uji iritasi dilakukan pada empat orang sukarelawan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh sediaan pada respon kulit pengguna.

Sukarela

wan                             

Pengama

tan                           

Kulit Kemera han

Kulit Gatal- Gatal

Kulit Bengk ak

1

-

-

-

2

-

-

-

3

-

-

-

4

-

-

-

Keterangan :

+ : Terjadi Reaksi

- : Tidak Terjadi Reaksi

Dari hasil uji iritasi diatas dapat diketahui keempat sukarelawan tidak menunjukan respon terjadinya iritasi baik berupa kemerahan, gatal maupun kulit bengkak setelah penggunaan masker wajah organik. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan masker wajah organik dari daun pucuk merah (Syzygium oleana) yang dibuat aman untuk digunakan.

Iritasi adalah respon lokal pada kulit karena adanya suatu reaksi kulit setelah terpapar satu bahan yang digunakan, sehingga menyebabkan inflamasi atau luka. Gejala yang muncul adanya iritasi kulit berupa rasa panas, bercak-bercak kemerahan, muncul ruam, kulit kering.

Iritasi yang terjadi pada kulit dapat diatasi dengan berbagai cara, diantaranya menjaga kelembaban kulit, perbaiki pola makan, memilih produk yang sesuai dengan jenis kulit dan menjaga kebersihan lingkungan.

Uji Efektifitas sediaan dilakukan untuk melihat seberapa efektif produk bekerja pada kulit pengguna. Pada uji ini yang diamati adalah kelembaban kulit, warna kulit, dan ukuran pori pori. Keempat sukarelawan memiliki efek yang baik yaitu terjadi peningkatan kelembaban kulit, warna kulit menjadi lebih cerah dan ukuran pori-pori semakin mengecil. Hal itu terjadi karena kandungan yang ada pada daun pucuk merah (Syzygium oleana) yaitu alkaloid, triterpenoid, steroid, saponin, fenolik dan flavonoid berupa fenolat, antioksidan, flavonoid, dan asam batulinic yang memiliki fungsi sebagai antioksidan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai anti- aging. 

Kulit yang kering, kusam dan pori- pori yang besar merupakan tanda seorang mengalami aging (penuaan) dini. Selain itu saat kulit terlalu sering terpapar oleh sinar matahari, kolagen dan elsatin yang berada dalam lapisan kulit akan rusak, sehingga sel- sel yang bertumpuk pada stratum korneum menyebabkan permukaan kulit menjadi kurang halus, akibatnya kulit tampak lebih kasar. Selain itu, kulit juga akan terasa kasar, kusam dan bersisik akibat menurunnya kemampuan kulit untuk melepaskan sel kulit mati yang lama untuk diganti dengan sel kulit yang baru (Wasitaatmadja, 1997).

Kulit melakukan respon yaitu dengan mengembangkan mekanisme perlindungan untuk mencegah radikal bebas dan peroksidasi lipid maupun memperbaiki kerusakan yang terjadi, termasuk pada kulit. Kulit dapat secara alamiah menggunakan antioksidan untuk melindungi dari efek kerusakan dari sinar matahari. Sistem perlindungan ini terdiri dari antioksidan endogen yaitu enzim- enzim berbagai senyawa yang disintesis oleh tubuh dan antioksidan eksogen yang diperoleh dari bahan makanan seperti vitamin C, vitamin E, flavonoid dan lain sebagainya. Antioksidan bekerja melindungi kulit baik intraseluler maupun ekstraseluler (Deny, dkk., 2006).

Pori-pori yang besar dapat dikurangi dengan pengelupasan secara teratur. 

Simpulan dan Saran

Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, daun pucuk merah (Syzygium oleana) mengandung senyawa antioksidan yang dapat berfungsi sebagai anti-aging. Penggunaan masker wajah organik dari daun pucuk merah (Syzygium oleana) terbukti meningkatkan kelembaban kulit, mencerahkan dan mengecilkan pori-pori dapat terlihat. Hal ini menunjukan bahwa daun pucuk merah (Syzygium oleana) dapat dijadikan sebagai bahan kosmetik yang berfungsi sebagai anti-aging. Namun, perlu dilakukan penggunaan secara rutin untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Saran

Perlu dilakukan perbandingan konsentrasi bahan untuk mengetahui efektivitas dan pengaruh yang tepat pada kulit.

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terimakasih kepada para sukarelawan atas bantuannya sehingga penelitian dapat terlaksana dengan baik dan benar.

Daftar Pustaka

Beby Harus Sari, V. E. (2017). Formulasi Ekstrak Daun Pegagan ( Centella Asiatica) Sebagai Sediaan Sabun Cair. Jurnal Dunia Farmasi, 10.

Kristy, E. D. (N.D.). Pengaruh Penggunaan Masker Oatmeal (Avena Sativa) Terhadap Kelembapan Kulit Wajah Kering. 8.

Mike, B. (2017). Formulasi Sediaan Krim Ekstrak         Daun   Mangkokan (Nothopanax Scutellarium Merr.) Sebagai Anti-Aging. Skripsi, 123.

Putri, O. N. (2019). Analisis Kandungan Klorofil Dan Senyawa Antosianin Dau Pucuk Merah (Syzygium Oleana) Berdasarkan Tingkat Perkembangan Daun Yang Berbeda. Skripsi, 175.

Sartika, T. D. (2019). Formulasi Dan Uji Efektivitas Anti-Aging Sediaan Masker Clay Ekstrak Etanol Kulit Buah Alpukat (Persea Americana Mill.) . Skripsi, 117.

Sholichah Rohmani, A. D. (N.D.). Formulation Of Natural Mask Based 

On Kemangi Leaf. Annual Pharmacy Conference, 11.

Sukristiani D, H. H. (2014). Pengetahuan Tentang Kosmetika Perawatan Kulit Wajah Dan Riasan Pada Mahasiswi Jurusan Kesehatan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. E-Journal Home Econ Tour, 7(3).

Swaidatul Masluhiya Af, W. S. (2016). Formulasi Masker Alami Berbahan Dasar Bengkoang Dan Jintan Hitam Untuk Mengurangi Kerutan Pada Kulit Wajah. Jurnal Care Vol. 4, No.2, 14.

Uswatun Hasanah, S. W. (2020). Formulasi Dan Uji Stabilitas Mutu Fisik Sediaan Masker Wajah Dari Bahan Alami. Prosiding Senantias , 8.

Zelika Mega Ramadhania, A. T. (2018). Edukasi Dan Pemanfaatan Herbal Sebagai Bahan Kosmetika Alami Di Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon. Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat Vol. 7, No. 3, September 2018: 189 -

192, 4.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun