Mohon tunggu...
Putri Azzahra Ayuningtias
Putri Azzahra Ayuningtias Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Teknik Biomedis Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Inovasi Gamping menjadi Stone Paper sebagai Upaya Memaksimalkan Pengolahan Gamping di Kabupaten Gresik

20 Juni 2022   14:04 Diperbarui: 20 Juni 2022   14:09 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia dikenal sebagai negara dengan sumber daya alam yang melimpah. Salah satu sumber daya alam tersebut adalah berbagai jenis batuan, yaitu batuan magmatik, batuan metamorf, dan batuan sedimen. Batuan magmatik merupakan batuan yang terbentuk akibat proses diferensiasi magma pada kisaran suhu 600° - 1000° celcius. 

Batuan metamorf merupakan batuan yang terbentuk dari pengaruh perubahan suhu dan tekanan. Selanjutnya, batuan sedimen adalah batuan yang tersusun dari batuan beku yang akhirnya memadat. Salah satu contoh batuan sedimen sendiri adalah gamping atau batu kapur (Mukarrom, 2017).     

Gamping merupakan hasil endapan mata air mineral yang biasa disebut sebagai endapan sinter kapur. Endapan terbentuk karena adanya proses kimia di alam, sehingga peredaran air panas alam akan melarutkan gamping yang berada di bawah permukaan kemudian larutan diendapkan kembali di permukaan bumi (Sukandarrumidi, 2018). 

Gamping sendiri mengandung mineral utama berupa kalsit (CaCO3), mineral pengotor berupa kuarsa (SiO2), bahan organik sisa tumbuhan, serta karbonat yang bergabung dengan mineral lempung dan mineral besi. Gamping tersebar luas di wilayah Indonesia, meliputi pulau Sumatera, Nusa Tenggara, Sulawesi, Irian Jaya, Jawa, dan masih banyak lagi (Aziz, 2010).

Salah satu wilayah di Jawa yang berlimpah akan gamping adalah daerah Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Kabupaten Gresik kaya akan sumber daya alam berupa gamping dan pasir. 

Guna meningkatkan potensi alam agar menjadi optimal, maka diperlukan pengembangan inovasi - inovasi terbaru yang diharapkan inovasi ini mampu memaksimalkan pendapatan warga setempat.

Dari situ dapat dilakukan pemaksimalan dengan penerapan inovasi dalam usaha produksi batu kapur menjadi STOPPER (stone paper). STOPPER (stone paper) merupakan kertas berbahan dasar kalsium karbonat yang terkandung pada batu kapur, sehingga penggunaannya termasuk dalam bioplastik dengan kelebihan yaitu tahan lama, tidak mudah robek, tahan air, dan tentunya ramah lingkungan karena bahan dasarnya terbuat dari peralihan kertas berbahan kayu. Inovasi ini juga dapat berkontribusi dalam pencapaian program pemerintah yaitu Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 2 delapan (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) serta nomor tiga belas (Penanganan Perubahan Iklim).

Pembuatan produk “STOPPER (Stone Paper)” diawali dengan pengumpulan bahan utama berupa gamping secara utuh maupun restannya, setelah gamping terkumpul dilakukan proses grinding berupa pemecahan gamping sampai terbentuk bubuk halus sebagai bahan baku, lalu dilanjut dengan proses pelletizing dengan pencampuran bahan baku gamping 80% dengan non toxic resin 20%. Perlakuan dilakukan pada suhu tinggi, pellet yang telah terbentuk akan di pressing dan stretching lawan arah sehingga pellet akan menghasilkan sebuah produk akhir berupa kertas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun