Mohon tunggu...
Putri Ayu Wulandari
Putri Ayu Wulandari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi

Mencoba tidak ada salahnya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemerosotan Moral Menjadi Tantangan Ilmu Sosial di Era Digital

31 Oktober 2022   17:48 Diperbarui: 31 Oktober 2022   17:53 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Percepatan teknologi dapat memudahkan kita mengakses berita di seluruh dunia, kita dapat mengetahui fashion apa yang sedang tren, budaya apa yang sedang viral, atau kata-kata apa yang sedang hype, kemudian ditirukan/diikuti tanpa ditelaah ataupun disaring terlebih dahulu. 

Karena tidak semua yang ada di jejaring internet itu baik, dan kita sebagai masyarakat Indonesia perlu juga menyesuaikan dengan nilai, norma, serta budaya yang berlaku di Indonesia. Hal itu lah yang tidak didapatkan para pelajar selama mereka belajar dari rumah atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dalam kurun waktu 3 tahun ketika pandemi covid-19 sedang merajalela. 

Sulitnya penanaman Pendidikan moral dan karakter selama PJJ memunculkan generasi pelajar yang kurang akan karakter masyarakat Indonesia yaitu sopan dan santun. Hal tersebutlah yang menjadi tantangan ilmu sosial dalam era digital ini. Sehingga ketika sekarang dimana sistem Pendidikan sudah berlangsung seperti dulu lagi yaitu tatap muka,, diharapkan dapat membantu para pelajar untuk menumbuhkan kembali sikap moral yang baik.

Dalam ilmu sosial terdapat cabang ilmu sosiologi, ilmu tersebut mempelajari tentang masyarakat, peran, norma, sanksi, interaksi sosial, konflik, perubahan sosial, permasalahan sosial, penyimpangan, globalisasi, patronase, kelompok, hierarki, dan patriarki. Pengertian masyarakat seperti yang telah dijelaskan diatas, yaitu golongan besar atau kecil dari beberapa manusia yang dengan dan karena sendirinya bertalian secara golongan dan merupakan sistem sosial yang saling mempengaruhi satu sama lain (Supardan, 2011: 136).

Dengan demikin hidup bermasyarakat merupakan sebuah karakteristik dalam kehidupan manusia. Sebab manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, karena manusia adalah makhluk sosial.

Di dalam kehidupan bermasyarakat tentu terjadi interaksi antar manusia, dari interaksi ini nanti dapat menimbulkan timbal balik.  Interaksi sosial adalah kunci semua kehidupan sosial. Mempelajari interaksi sosial sebagai unsur dasar proses sosial sangat berguna dalam memperhatikan dan mempelajari banyak masalah di dalam masyarakat (Dr.Mukminan, 2015: 10). 

Namun sayangnya, hal tersebut sulit ditemuka pada masyarakat di era digital. Banyak diantara mereka yang lebih memilih sibuk seharian dengan gadget mereka dibanding berinteraksi secara langsung dengan orang lain. Games online lebih menarik bagi kaum pemuda sekarang dibangding harus bermain bola, lompat karet, kelereng, lompat tali dengan kelompok sebayanya di luar ruangan. Sehingga ketika mereka dihadapkan dengan realitas sosial yang ada dimana mereka harus berbicara sopan dengan yang lebih tua, berbicara didepan umum, kontak langsung dengan tetangganya, mereka tidak bisa.

Permasalahan ini menjadi tantangan besar bagi perwujudan ilmu sosial di era digital, namundisis lain ilmu sosial pada era digital juga menemukan ladang yang subur dalam penyelesaian masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh ilmu-ilmu komputer. Sebab, secanggih apa pun algoritme, perilaku manusia dan masyarakat membutuhkan penjelasan dari ilmuwan sosial seperti psikologi, sosiologi, antropologi, dan ilmu sosial lainnya. Bahkan ilmu bahasa makin dibutuhkan untuk mengenali pola-pola komunikasi di media sosial. 

Untuk dapat menyelesaikan permasalaha ini, satu cara diantara berbagai cara yang lainnya ialah melalui Pendidikan, salah satunya yaitu Pendidikan ilmu sosial. Pendidikan harus menjadi media utama untuk memahami, mengusai, dan memperlakukan teknologi dengan baik dan benar. Perlunya kolaborasi antar berbagai pihak mulai dari orangtua, guru, dan pemerintah untuk dapat memberi pengetahuan terhadap anak terhadap teknologi dan pemanfaatannya secara baik dan benar. 

Kemudia Pendidikan ilmu sosial yang erat kaitannya dengan aspek kemasyarakatan, maka perlunya ditanamkan kembali nilai moral disekolah, menumbuhkan kembali budaya berfikir kritis para pelajar. Karena dengan berfikir kritis, mereka tidak langsung menelan mentah-mentah budaya maupun berita yang beredar luas di dunia internet. 

Berfikir kritis pula dapat membantu para pelajar untuk menilai mana yang baik dan mana yang buruk. Bagi orang tua, biasanya untuk berkomunikasi dengan anak, jangan sampai ketika sedang berkumpul di rumah yang terjadi ialah tiap anggota keluarga sibuk dengan gadgetnya masing-masing. Kemudia saat di sekolah, yang memiliki peran besar ialah guru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun