Mata itu, mata yang tak akan lagi akan aku temukan, mata yang tak lagi memandangku teduh, senyumnya yang manis namun menenangkan dan ketika ia melihatku memakan es krim cone sambil bercerita, ah aku akan rindu momen itu.
 Kali ini dia hanya diam membatu, meregangkan sedikit jarak duduknya di kala itu, dan menarik nafas panjang. Tatapan kosong ke jalan, namun ia menarik tanganku tetap berada di pelukannya.
"I wish I didn't love you, it'd be easier, I wish you didn't turn around and say that you wer done, I wish I knew what I know now, 'Cause if I had known, I would nver let you go."Â Dalam hatinya membatin, tetapi ia tak bisa mengungkapkan isi hatinya, rasa yang ada jauh di lubuk hatinya. Ia hanya menatap jalan dengan tatapan dan mata yang kosong. Sambil menahan air matanya.
"It's killing me to leave but it'll hurt to stay."itu yang aku rasakan, membayangkan jauh darinya membuatku sakit. Apalagi harus menjalani hari-hari tanpa kehadirannya lagi.
 Dan cuaca kali ini benar-benar begitu dingin jauh terasa, menusuk ke dada, juga ke jantungku. "How to forget you?"
Bersambung ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H