Di tengah pesatnya perkembangan ekonomi global, usaha mikro di daerah terpencil sering terabaikan. Padahal, usaha mikro sendiri memiliki potensi yang besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan dapat mengurangi kesenjangan ekonomi antar wilayah.Â
Membangun ekosistem yang mendukung usaha mikro di daerah terpencil bukanlah sekedar suatu pilihan akan tetapi menjadi suatu kebutuhan mendesak untuk mengurangi ketimpangan ekonomi dan sosial antara pusat dan pinggiran. Untuk mewujudkan potensi ini, diperlukan ekosistem yang mendukung pertumbuhan usaha mikro di daerah terpencil, diantaranya yaitu :
Pertama, adanya akses terhadap infrastruktur dasar seperti jalan, listrik, dan internet harus lebih ditingkatkan. Infrastruktur yang memadai akan lebih mudah untuk para pelaku mikro dalam mengakses pasar yang lebih luas, lebih gampang mendapatkan bahan baku, dan berkomunikasi dengan pelanggan serta pemasok.Â
Perlu adanya kerjasama antara pemerintah dan sektor swasta untuk memastikan bahwa daerah terpencil tidak tertinggal dalam hal infrastruktur.
Kedua, Selain infrastruktur pendidikan dan pelatihan bagi pelaku usaha mikro juga harus menjadi prioritas. Program pelatihan yang fokus pada keterampilan manajemen, pemasaran, dan penggunaan teknologi dapat membantu pelaku usaha mikro untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing mereka.Â
Selain itu juga, pendidikan kewirausahaan di sekolah-sekolah yang ada di  daerah terpencil dapat menumbuhkan semangat untuk berwirausaha sejak dini.
 Ketiga, perlu adanya akses terhadap pembiayaan/modal yang harus diperluas. Banyak pelaku usaha mikro di daerah terpencil kesulitan mendapatkan modal usaha karena keterbatasannya akses ke lembaga keuangan yang formal/resmi.Â
Adapun solusi inovatif seperti pembiayaan berbasis komunitas, koperasi, dan paltform fintech dapat menjadi alternatif untuk mengatasi masalah ini. Pemerintah juga dapat memberikan insentif bagi lembaga-lembaga keuangan yang bersedia menyalurkan kredit ke daerah terpencil.
Keempat, Pentingnya membangun jaringan dan kemitraan antara pelaku usaha mikro dengan berbagai pemangku kepentingan lainnya termasuk pemerintah, sektor swasta, dan organisasi non-pemerintah.Â
Jaringan ini dapat menjadi wadah untuk berbagai pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya, serta membuka peluang kolaborasi yang saling menguntungkan.