Mohon tunggu...
Putri Awalia Shabrina
Putri Awalia Shabrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada

Mahasiswa yang mendedikasikan dirinya untuk menulis fakta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Maraknya Penggunaan AI, Tim KKN-PPM UGM SG-007 Lakukan Edukasi Bahaya AI di Desa Namu, Konawe Selatan

20 November 2024   16:37 Diperbarui: 20 November 2024   16:39 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Desa Namu, Konawe Selatan   - Di tengah pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI), banyak yang mulai mempertanyakan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari, terutama di komunitas-komunitas yang kurang terpapar dengan kemajuan teknologi. Melihat situasi tersebut, Tim  KKN PPM UGM Unit SG-007 di Desa Namu, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan, melakukan sosialisasi terkait bahaya AI di Desa Namu. Kegiatan sosialisasi oleh Tim KKN-PPM UGM yang dibimbing oleh Drs. Eko Tri Sulistyani, M.Sc., dari Fisika, Fakultas MIPA UGM, dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian terhadap dampak negatif yang mungkin dihadapi oleh masyarakat akibat penyalahgunaan teknologi AI.

Sosialisasi ini dirancang secara komprehensif dengan menggunakan metode analisis 5W+1H (What, Who, Where, When, Why, dan How) yang disampaikan melalui presentasi PowerPoint. Dalam sosialisasi ini, Putri Awalia Shabrina dari Fisika, Fakultas MIPA UGM membahas potensi bahaya dari teknologi AI terhadap ekonomi, sosial, dan keamanan, khususnya dalam konteks desa pesisir seperti Desa Namu.

Tim  KKN-PPM UGM SG-007 menyoroti beberapa bahaya utama AI, di antaranya adalah pengangguran akibat otomatisasi pekerjaan, ancaman privasi dan keamanan data, serta penyebaran disinformasi yang dapat mempengaruhi kehidupan sosial dan politik masyarakat. Terutama di desa-desa pesisir seperti Desa Namu, masyarakat mungkin kurang siap untuk menghadapi perubahan cepat yang dibawa oleh teknologi AI.

Pemilihan Desa Namu sebagai lokasi sosialisasi didasarkan pada hasil survei awal yang menunjukkan bahwa masyarakat di desa ini memiliki keterbatasan pemahaman tentang teknologi AI dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari. Sebagai desa pesisir yang berpotensi berkembang pesat dalam sektor pariwisata bahari, penting bagi masyarakat Desa Namu untuk memahami bagaimana teknologi AI dapat mempengaruhi ekonomi, sosial, dan lingkungan di masa mendatang.

Dalam kegiatan ini, Tim  KKN SG-007 juga berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Konawe Selatan dan beberapa komunitas lokal untuk memperluas jangkauan edukasi terkait bahaya AI di wilayah pesisir lainnya. Melalui kerja sama ini, diharapkan sosialisasi serupa dapat dilakukan di desa-desa lain yang menghadapi tantangan serupa.

Pelaksanaan sosialisasi bahaya AI sendiri dilakukan selama dua hari berturut-turut, dengan hari pertama difokuskan pada penyampaian materi secara teori dan hari kedua melibatkan diskusi serta simulasi tentang penerapan teknologi AI dalam kehidupan sehari-hari. Dalam dua hari tersebut, peserta diharapkan mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai teknologi AI dan bagaimana mereka dapat mengantisipasi dampak negatifnya.

Tim  KKN-PPM UGM SG-007 juga menyoroti potensi disinformasi yang disebarkan melalui AI, terutama di media sosial. Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan algoritma AI untuk menyebarkan berita palsu atau informasi yang menyesatkan telah menjadi masalah serius yang mempengaruhi stabilitas sosial dan politik di berbagai negara. Masyarakat Desa Namu perlu waspada terhadap informasi yang mereka terima secara online dan belajar untuk memverifikasi sumber informasi sebelum mengambil tindakan.

Putri Awalia Shabrina sebagai penyelenggara mengatakan "Sosialisasi ini merupakan langkah penting untuk membantu masyarakat memahami dampak teknologi AI terhadap kehidupan sehari-hari, terutama di desa yang masih minim akses teknologi seperti Desa Namu. Saya merasa terhormat dapat berkontribusi dalam edukasi ini dan berharap bahwa apa yang kami sampaikan bisa menjadi bekal bagi masyarakat dalam menghadapi tantangan teknologi di masa depan. Kami ingin agar masyarakat tidak hanya menjadi pengguna pasif, tetapi juga mampu beradaptasi dan memanfaatkan teknologi secara bijak."-Ujar Putri.

Apresiasi juga diberikan oleh Drs. Eko Tri Sulistyani sebagai Dosen Pembimbing Lapangan. "Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, sangat penting bagi masyarakat untuk memahami risiko yang mungkin muncul, termasuk AI. Edukasi ini bukan hanya untuk meningkatkan pemahaman, tetapi juga untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan yang dapat mereka gunakan untuk menghadapi perubahan dunia yang semakin digital. Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi Desa Namu."-Ujar Bu Eko.

Dibuat oleh Putri Awalia Shabrina, Mahasiswa Fisika UGM

Dosen Pembimbing Lapangan: Dra. Eko Tri Sulistyani, M.Sc

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun