SKM Penggerak merupakan program MBKM yang dilaksanakan oleh prodi Kesehatan Masyarakat UNNES dengan adanya kegiatan Praktik Kerja Lapangan di 3 lokus (institusi, masyarakat/komunitas, dan sekolah) selama 4 bulan dengan melakukan tahapan 11 siklus pemecahan masalah.
Menurut data DLH Kabupaten Boyolali dalam Badan Pusat Statistik (2021), jumlah timbulan sampah mencapai 100 ton per hari, tetapi hanya 40% dari sampah rumah tangga yang masuk ke TPA. Sisanya dibuang sembarangan, termasuk ke sungai atau pekarangan kosong. Pada tahun 2020, produksi sampah per hari di Kabupaten Boyolali sebanyak 287,3 ton per hari atau setara dengan 105.094,61 ton per tahun.
 Namun, hanya sekitar 27,38% dari sampah ini yang berhasil dikelola di TPA. Pada tahun 2024, produksi sampah Kabupaten Boyolali diperkirakan mencapai sekitar 300 ton per hari tetapi yang masuk ke TPA hanya sekitar 100 ton per hari. Berdasarkan data SIPSN, jumlah sampah yang terkelola saat ini sekitar 58% dan untuk jumlah sampah yang belum terkelola atau belum teridentifikasi sekitar 42%.Â
Dalam rangka mengurangi jumlah timbulan sampah di Kabupaten Boyolali, mahasiswa PKL SKM Penggerak UNNES melakukan intervensi berupa pemberdayaan masyarakat di lokus masyarakat dan sekolah. Intervensi ini melalui program "Optimalisasi Pengelolaan Sampah (OPAH)" Â yang dilaksanakan pada Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono dan SD Negeri 2 Jembungan.Â
Program OPAH yang diselenggarakan pada Desa Jembungan dilakukan melalui edukasi dengan media poster yang berisi tentang tips bagaimana cara mengelola sampah rumah tangga yang baik dan benar. Selain itu, terdapat media leaflet yang dibagikan berisi mengenai tata cara pembuatan eco-enzyme.Â
Eco-enzyme merupakan cairan serbaguna yang dihasilkan dari campuran fermentasi bahan organik (sisa buah dan sayuran), molase, dan air yang didiamkan selama kurang lebih 3 bulan. Sasaran dari intervensi ini adalah ibu-ibu kader PKK RW 3 Desa Jembungan yang memiliki peranan penting untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah rumah tangga.
sosialisasi pada para siswa mengenai pentingnya pengelolaan sampah sejak dini. Materi yang diberikan berupa pengertian sampah, jenis-jenis sampah, dampak sampah, dan sebagainya. Selain itu, terdapat sesi kuis berhadiah dengan harapan materi yang sudah disampaikan dapat tersampaikan dengan baik. Â
Pada lokus sekolah yakni SD Negeri 2 Jembungan, program OPAH dilakukan denganIntervensi ini bertujuan untuk dapat meningkatkan kesadaran para siswa terhadap lingkungan serta membentuk kebiasaan yang baik pada anak untuk menerapkan prinsip 3R (Mengurangi, Menggunakan kembali, dan Mendaur ulang).
Pada akhir kegiatan, dilakukan advokasi dengan para stakeholders menggunakan policy brief. Pada lokus masyarakat, policy brief berjudul "Optimalisasi Peran Kader PKK Dalam Upaya Mengurangi Timbulan Sampah" dan pada lokus sekolah berjudul "Pentingnya Pengelolaan Sampah Sejak Dini Melalui Kegiatan Sosialisasi Sekolah". Policy brief berisi tentang penyajian masalah kesehatan yang ada di wilayah tersebut, lengkap dengan rencana program, dan pemecahannya.
 Kemudian permasalahan serta rekomendasi solusi dibahas bersama pemangku kebijakan, yang akhirnya diharapkan akan memperoleh perencanaan strategis, komitmen, dan dukungan terhadap program yang akan dilaksanakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H