- Aristoteles menekankan bahwa seorang pemimpin yang baik harus memiliki kebajikan moral. Dalam hal ini, kepemimpinan yang efektif adalah yang bertujuan untuk kebaikan umum, bukan kepentingan pribadi. Pemimpin harus memiliki sifat-sifat seperti kebijaksanaan, keadilan, dan keberanian untuk mengambil keputusan demi kesejahteraan masyarakat.
  2. Kepemimpinan sebagai Bentuk Pemerintahan yang Benar
  - Dalam "Politika", Aristoteles membagi bentuk-bentuk pemerintahan menjadi tiga yang dianggap benar: monarki, aristokrasi, dan politeia (pemerintahan campuran oleh rakyat dan pemimpin). Gaya kepemimpinan yang ideal adalah yang memerintah berdasarkan kepentingan bersama, bukan kepentingan pribadi atau golongan. Jika pemerintahan tersebut menyimpang ke tirani, oligarki, atau demokrasi yang rusak, maka itu bukan lagi bentuk kepemimpinan yang baik.
  3. Kepemimpinan dalam Mengembangkan Rakyat
  - Aristoteles percaya bahwa salah satu tugas penting pemimpin adalah mendidik rakyatnya agar mereka juga menjadi warga negara yang baik. Pemimpin tidak hanya berfungsi sebagai penguasa, tetapi juga sebagai pendidik moral yang mengarahkan masyarakat menuju kebajikan. Hal ini terkait dengan keyakinannya bahwa kehidupan yang baik (eudaimonia) hanya bisa dicapai melalui praktik kebajikan yang baik.
4. Kepemimpinan Moderat
  - Aristoteles juga menekankan pentingnya prinsip "jalan tengah" dalam segala aspek, termasuk dalam kepemimpinan. Pemimpin yang baik harus menghindari ekstrem—baik dalam hal kebijakan maupun perilaku pribadi. Mereka harus bijaksana dalam menyeimbangkan antara kebutuhan negara dengan kebutuhan individu.
5. Kepemimpinan Berdasarkan Keadilan
  - Keadilan menjadi konsep sentral dalam teori kepemimpinan Aristoteles. Pemimpin harus memperlakukan rakyatnya dengan adil, baik dalam hal pembagian sumber daya maupun penegakan hukum. Kepemimpinan yang adil menurut Aristoteles adalah yang memberikan setiap orang apa yang menjadi haknya berdasarkan kapasitas dan kontribusinya.
6. Kepemimpinan dengan Legitimasi Moral
  - Menurut Aristoteles, seorang pemimpin juga harus memiliki legitimasi moral, bukan hanya kekuasaan formal. Hal ini berarti bahwa pemimpin harus diakui oleh rakyat sebagai seseorang yang memiliki integritas moral dan layak memimpin karena ia mampu memerintah dengan baik berdasarkan kebajikan.